Alisha menghentikan langkahnya yang hendak masuk ke mobil, saat tiba tiba sebuah motor berhenti tepat di belakang mobilnya. Cowok itu membuka helm, lalu turun menghampiri Alisha. "Hai"
"Oh iya, gue Lucas.. anak Vennu, temen nya kakak lo" Ucapnya sambil mengulurkan tangan. Tak lama setelah itu, Alister muncul dari dalam. Dengan rasa malu, Lucas menarik kembali tangannya yang tak mendapat balasan dari Alisha, beralih memeluk Alister. "Bro, gue kesini mau izin nganter adek lo ke sekolah, boleh kan?"
"Hah?"
"Hoh hah hoh hah, tenang aja.. Alisha aman kok sama gue, ayo sayang" Lucas memakaikan Alisha helm, gadis itu tak bisa berbuat apa apa. Pikirannya seolah masih bekerja keras memikirkan apa yang terjadi.
"Lo gak nolak, Sha?" Gumam Alister, ketika motor Lucas sudah keluar dari halaman rumah nya. Pikirannya menjadi semakin tak karuan.
"Makasih Cas" Ucap Alisha sembari melepas helm, dan turun dari motor. "L-lo manggil gue pake nama?"
"Kenapa? Lo delapan belas tahun kan? Kemarin gue eighteen birthday juga, berarti kita seumuran, jadi gak ada salahnya dong?"
"Oh nggak nggak"
"Oke, gue masuk ya" Alisha tersenyum tipis, lalu masuk ke dalam. Meninggalkan Lucas yang kini memegang dadanya, menahan salting brutal. "Di senyumin cok! Yaw! Pagi ku cerah ku, di senyumin mba crush!"
Pada saat jam istirahat, Geva dan Neza mengajak Alisha ke lapang basket, berhubung katanya ada yang bermain, jadi mereka ingin menonton. "Kebetulan, yang main para fans lo tuh Sha" Kata Geva, saat mereka baru saja mendudukkan bokongnya pada kursi di tribun. "Fans? Siapa?"
"Ressa, Asahi, Regan, Angkasa, Arka, Jaka, Gitvian, Dobby!" Panggil Geva, pada cowok cowok yang berada di lapang tersebut. Sontak mereka menoleh.
"Gimana kalo kalian tanding? Dan yang paling banyak masukin bola ke ring, bisa date sama Alisha, mantap gak tuh ide gue!"
"Geva!"
"Sut, sekali kali Sha.. gak usah pikirin Alister dulu, toh dia juga pastinya sering sama si Alea, ini kesempatan buat lo, ngedate sama cogan" Bisikannya membuat Alisha menghela nafas, dia tak paham dengan pemikiran sahabatnya itu. Neza juga tak berpendapat apa apa.
"SETUJUU!!" Sorak para siswa siswi yang menonton, membuat mereka akhirnya ikut menyetujui. Gitvian juga menyatukan jari telunjuk dan jempol nya pada Geva, pertanda oke.
20 menit kemudian..
Pertandingan asal asalan itu akhirnya selesai, dengan Dobby yang memenangkan pertandingan, dan berarti Dobby mendapat kesempatan untuk bisa makan bersama sang pujaan hati. Asahi yang merupakan teman Dobby yang cukup dekat, sedikit kecewa dengan dirinya sendiri, kini dia pergi begitu saja.
"Congrats Dob! Kali ini keberuntungan memihak lo, jam 7 malem di restoran ledbury, see you!" Setelah mengatakan itu, Geva membawa Alisha pergi, di ikuti Neza.
"Gue gak suka lo deket deket Alisha sebenernya, tapi gue akuin lo emang keren dalam basket, selamat ya.. sekarang ini kita lagi saingan nih, berdelapan.. dan kayaknya yang bakal menang gue sih, hehehe" Ujar Gitvian, menepuk pundak Dobby. "Udah ah, gue cabut.. bye rival!" Gitvian melambaikan tangannya, lalu pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALISHA [ SELESAI ]
Roman pour Adolescents"Kita cuman makhluk kecil, se suci apa kita sampai bisa minta kebahagian sama Tuhan? Nyatanya, kita hidup memang hanya untuk merasakan sakit." Kisah seorang gadis yang mencari kebahagiaan, namun setelah kedua orang tuanya tiada, alur hidupnya malah...