#15 : terungkap

96 28 0
                                        

"Itu bukannya adek kamu, al?" Tak menggubris pertanyaan Alea, Alister meraih ponselnya dan pergi dari situ. Alea kesal, apa yang sebenarnya membuat lelakinya lagi lagi menjadi seperti itu.

Alister yang berlari cukup cepat akhirnya berhasil meraih tangan Alisha yang sudah sampai di lobi. Gadis itu berbalik hanya untuk memberi Alister sebuah tamparan keras. Setelahnya, dia melepaskan genggaman tersebut dan segera naik ke taksi.

Plak! Geva datang dan ikut memberi tamparan pada Alister. Membuat wajah cowok itu tertoleh untuk yang kedua kalinya. "Stress lo! Kurang baik apa coba, Alisha gak mempermasalahkan hubungan lo sama Alea meksipun dia udah jadi istri lo sekarang. Lo malah seenak jidat ciuman di tempat umum kayak tadi, kalo Alisha gak liat itu, artinya lo main di belakang dia dong? Sadar gak sih lo sama apa yang udah lo lakuin?"

"Kenapa Alisha disini? Dia ngapain?"

"Alisha lagi ngedate sama Dobby, kenapa? Lo mau marah? Lo mau kesel? Gak pantes lo kayak gitu, karna kelakukan lo lebih busuk!" Alister tak membalas cacian Geva lagi, karna menyusul Alisha lebih penting saat ini.

"Awas lo kalo sampe sahabat gue lo sakitin lagi! Gue bunuh juga tuh selingkuhan lo!" Geva tak bisa menahan emosinya. Dia hendak mengejar, namun di tahan Neza. "Udah, si Alister aja yang nyusul, biarin mereka nyelesain masalah mereka sendiri"

Tak lama setelah itu, Dobby datang dari belakang menghampiri keduanya. "Ge, Nez.. sebenernya Alisha kenapa tadi? Sekarang dia kemana?"

"Oh iya, Dobby.. aduh sorry banget ya, Alisha tadi bilang ada urusan mendadak, jadi harus buru buru pergi. Nanti gue bilangin deh biar Alisha minta maaf sama lo. Gue mewakili dulu sekarang, sorry ya"

"Gapapa kali, santai aja.. gue kira tadi kenapa, Alisha tiba tiba pergi. Tapi kalo ada urusan mah yaudah gapapa, gue paham. Justru gue yang gak enak gak bisa nganterin dia"

"Itu mah gak masalah, Alisha udah naik taksi kok. Aman aman"

"Yaudah kalo gitu gue duluan ya, makasih loh sebelumnya untuk date malem ini, berkat kalian"

"Sama sama dob"

"Kalian hati hati, dah!"

"Dadah Dobby, see you!" Mereka menghela nafas setelah mobil Dobby sudah meninggalkan restoran.

"Gak pernah kebayang bakal jadi kayak gini akhirnya" Gumam Geva, jujur mereka ikut sedih dan merasa kasihan pada apa yang menimpa sahabatnya itu.

Taksi yang Alisha tumpangi, beserta mobil milik Alister tiba di rumah secara bersamaan. Alister sempat meraih tangan Alisha lagi, "Apa sih?!" Namun selalu berhasil dia lepaskan. Mereka masuk ke dalam rumah.

Untuk yang ketiga kalinya Alister meraih tangan Alisha, namun kali ini tak sempat Alisha lepaskan karna Alister menamparnya. Alis nya mengkerut tak percaya, membalas tatapan cowok itu dengan genangan air matanya.

"Lo ngedate sama Dobby? Ngapain?"

"Bukan urusan lo"

"Berarti apa yang udah lo liat tadi, bukan urusan lo juga dong? Jadi buat apa lo nangis kayak gini?"

"Lo ngerasa salah gak sih, Alister? Lo udah keterlaluan!"

"Keterlaluan gimana gue tanya?!" Nada bicara Alister tak kalah naik dari Alisha. "Lo gak bisa sakit hati, karna ternyata lo juga sama aja kayak gue!"

"Itu cuman makan malem biasa!"

"Sama cowok? Berduaan? Di restoran bintang lima? Yakin cuman makan malem biasa?"

"Lo harusnya ngaca!"

"Lo juga harus sadar diri! Lo gak bisa terus terusan jadiin hubungan gue sama Alea sebagai alesan buat lo ngelakuin hal yang sama menjijikan nya kayak gue, Sha!"

ALISHA [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang