SELAMAT MEMBACA BUAT KALIAN SEMUA!!❇⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐❇
Sesampainya di Mansion Rhakaela disambut oleh sebuah pelukan hangat dari seorang pria tua yang menjabat sebagai kakeknya itu, dan Aslan? Pemuda itu hanya menghela nafas lelah padahal ia sudah bersiap menerima pelukan penuh rasa bangga dari sang kakek. Tapi ini? Jangankan dipeluk, dilirik saja tidak! bahkan ia seperti hantu yang tak terlihat sekarang.
'Bisa bisanya dia nyamain diri sama gue, kaga level sayy!!!' Ucap sesosok hantu yang berada di pojok ruangan sembari menonton drama keluarga random ala orang sableng.
"Ekhem!" Kode Aslan kepada sang kakek, dan tak ada jawaban akan kode nya.
"Akhem!!" Masih tak ada jawaban.
"EKHEMM!!!" Dehemnya dengan keras, dan bukan nya permintaan maaf. Tapi Aslan malah mendapat tatapan mematikan sang kakek.
"Kamu kalau batuk jangan disamping cucu cantik kakek! Nanti dia ikutan batuk kaya kamu, dasar jelek!" Ucap sang kakek dengan sinis.
Aslan yang mendapatkan respon seperti itu pun tercengang dan malangkah mundur kebelakang dengan aura penuh kesuraman. Ia lebih memilih bergabung dengan sekumpulan hantu yang tengah ngerumpi dipojok ruang tamu Mansion D'Arcy.
"Apa tadi katanya? Gue jelek? Manusia seganteng dan se-sexy gue dibilang jelek sama kakek-kakek kurang belaian!?" Gumam lirih Aslan dengan nada tak percaya.
"Makanya bro kalau pd itu jangan tinggi-tinggi, kalau nanti jatoh kan sakitnya double." Ucap sosok hantu wanita bergaun biru sembari menatap kuku-kuku panjangnya dengan sebelah mata yang tersisa.
"Diem deh dasar hantu jelek!" Sinis Aslan dengan memalingkan mukanya enggan menatap wajah hantu yang masih mulus tetapi hanya memiliki satu bola mata itu.
"Sialan emang ni bocah, belum aja gue sleding lehernya!" Ucap si hantu lalu menghilang. Hantu tersebut seperti sudah muak berada didekat Aslan jadi ia lebih memilih pergi daripada ikutan tak waras macam pemuda itu.
"Dih, dasar hantu baperan!" Sinis Aslan kembali, lalu pergi kearah kamarnya untuk rebahan ganteng.
Saat Aslan berjalan menuju kamar miliknya, otak Aslan terus memikirkan banyak hal. Salah satunya adalah...
"Lah sejak kapan gue bisa liat terus ngobrol sama hantu?!"
Syok Aslan dengan wajah pucat pasi lalu tak lama kemudian ia pun berlari secepat angin untuk bersembunyi didalam kamarnya, melupakan seporsi seblak yang menunggu untuk disantap.
Berbeda dengan Rhakaela yang tengah diselimuti kesialan karena harus mendengar segala ocehan serta wejangan sang kakek yang sialnya masih tampan tersebut.
"Ela, kakek bangga sama kamu karena sudah bisa mempraktekkan semua ajaran saat di London dulu. Oh ya, selama dua bulan ini kamu sudah melakukan apa saja? Ayo cerita kakek ingin mendengar cerita-cerita keren penuh semangat muda mu itu!" Ucap sang kakek dengan penuh semangat. Rhakaela yang mendengar hal itu dibuat meringis dan kesal.
'Ajaran apaan anjir?! Yang gue tau cuma cara ngegeplak pala orang pake sendal engkong, nampar pipi tante girang pake kekuatan mas Saitama terus bela diri sama pake senjata. Cuma dua itu doang yang keren, selebihnya kaga.' Batin Rhakaela dengan air mata imajiner yang mengalir deras.
"A-anu kakek... Sepertinya Ela harus membersihkan diri dulu, lihat penampilan Ela sangat tak rapi dan bersih ini. Jadi Ela pamit ke kamar ya kakek, permisi." Ucap Rhakaela lalu dibalas anggukan lemah sang kakek. Gadis itu pun langsung pergi ngacir menuju kamarnya sendiri.
"Gara-gara bang Aslan hari indah gue terbuang sia-sia buat ngadepin pasangan setan sama teman setan nya tadi. Untung dibeliin seblak jadi masih bisa dimaklumi!" Gerutu Rhakaela dengan langkah yang dihentak-hentakan karena kesal.
"Udah tau gue sukanya makan Mochi, tapi si dongo malah beliin seblak. Iya sih masih sama-sama makanan enak sejuta umat, tapikan di janjinya beliin gue mochi anjir! Sialan emang." Ucap Rhakaela yang sama sekali tak dimengerti oleh para manusia dan hantu sekalipun.
"Mana tu abang jelek ninggalin gue sama aki-aki sendiri, ingin sekali bidadari ini berkata kasar. Tapi masa bidadari ngomong kasar, kan nggak cocok." Lanjutnya saat sudah berada didepan pintu kamar.
Rhakaela pun memilih masuk dan membersihkan dirinya setelah itu berdandan cantik untuk menghadiri pesta tak jelas dibawah sana. Oh jangan lupa dengan gerutuan yang terus menghiasi setiap kegiatan nya itu.
"Gue rindu banget sama omelan emak waktu nggak sengaja ngebom kantor polisi pas baru pulang sekolah. Gue juga rindu sama masakan emak walaupun masakannya sedikit asin tapi tetep aja gue rindu pake banget." Lirih Rhakaela dengan hembusan nafas kasar diakhirnya.
"Pengen banget rasanya gue nyasar ke komik Naruto daripada harus nyasar ke novel biadab ini. Jadi nyesel kan gue karena baca novel ini dulu daripada tu komik." Ucap Rhakaela ingin mengacak-acak rambutnya tatapi ia urungkan karena sayang saja sudah ditata sedemikian rupa tapi ia rusak karena frustrasi.
NEXT...
Part ter nggak jelas setelah beberapa part kemarin :')
Pakaian yang Rhakaela pakai.
(Abaikan wajahnya ya ^_^)Gaya rambut Rhakaela.
-Sumber kedua foto : PINTEREST.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tunangan Sang Antagonis [ SLOW UPDATE ]
Fantastik{•TRANSMIGRATION SERIES #01•} ▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫ Mati karena ditabrak truk? biasa! Tapi pernah nggak sih ngeliat orang mati karena kebodohan sendiri? seperti jatuh dari atap tetangga karena gabut misalnya. Belum kan?! Nah...