SELAMAT MEMBACA!
Jangan lupa tinggalkan jejak dan tandai bila ada typo, terimakasih~
___________________
Di ruangan yang seluruh sudut hanya berwarna putih tanpa ada barang apapun terdapat dua jiwa yang berhadapan, bila yang satu sedang terpejam maka yang satu lagi sedang menatap malas jiwa didepan nya.
Kalian pasti tau siapa salah satu jiwa itu? Ya! Dia adalah Shakaela, gadis bar-bar yang penuh akan kegabutan. Sedangkan jiwa yang dihadapan Shaka sekarang adalah jiwa seorang gadis yang tubuhnya akan Shaka tempati.
"Bisa buka mata lo sebentar? Waktu gue nggak banyak disini!" Ucap ketus jiwa yang ada dihadapan seorang Shaka.
Sedangkan Shaka yang mendengar suara seseorang pun memberanikan diri untuk membuka kedua matanya. Dan apa yang ia lihat?
Benar! Ruangan serba putih, melihat hal tersebut pasti membuat Shaka keheranan dan menatap kesegala arah. Tetapi nihil hanya warna putih saja yang ia lihat tanpa adanya warna lain disana.
"Lo bisa fokus ke gue dulu nggak? Waktu gue nggak banyak di dimensi waktu ini!"
Mendengar suara jiwa orang didepannya mampu membuat Shaka mengalihkan fokusnya kedepan, membuat kedua manik mata berbeda warna itu saling bersitatap.
"Lo siapa? Kita lagi ada dimana ini?" Tanya Shaka dengan mata yang kembali menatap kesegala arah.
"Gue Rhakaela Lucien D'Arcy, figuran yang harus mati ditangan tunangannya sendiri."
"LO! SERIUS?! ASTAGA LO TAU, GUE ITU NGE-FANS BANGET SAMA LO! DA--" Ucapan Shaka dipotong dengan cepat oleh Rhakaela yang memang sedang dikejar waktu saat ini.
"Gue disini lagi nggak mau dengerin bac*tan lo itu, jadi lebih baik lo diem sebelum waktu gue habis buat hal yang nggak penting kaya gini, paham?" Tanya Rhakaela dan dibalas anggukan oleh Shaka.
"Gue disini mau kasih tau lo beberapa hal, pertama lo bakal masuk keraga gue untuk selamanya dan gue nggak akan ikut campur masalah apapun setelah ini!"
"Dan yang kedua, gue minta sama lo buat jangan membunuh orang-orang secara random kaya di kehidupan pertama lo dulu! Gue nggak sudi tangan suci gue itu dihiasi oleh darah orang yang nggak bersalah!"
Mendengar ucapan yang menyinggung hobi nya membuat Shaka tak terima, tetapi sebelum ia melayangkan sebuah protesan, Rhakaela dengan cepat menyela kembali.
"Gue emang batasin lo soal membunuh, tapi bukan berarti lo nggak bisa membunuh selama yang lo mau. Gue cuma pengen lo ngebunuh orang yang memang pantes buat dibunuh, lo ngerti kan?"
Shaka yang mendengar hal itu pun hanya menganggukan kepalanya saja, ia tak masalah dengan itu selagi tak menghentikan hobi gilanya Shaka tak masalah apapun aturan yang Rhakaela berikan.
"Nggak masalah, jadi hal apalagi yang mau lo kasih ke gue?" Tanya Shaka dengan alis terangkat sebelah, Rhakaela tersenyum manis mendengar nya.
"Dan yang terakhir, lo harus buat umur gue panjang dan bunuh orang-orang yang memang pantas dibunuh. Tapi ingat! Jangan sampai jejak lo tertinggal, atau nanti lo bakal tamat saat itu juga!" Ucap Rhakaela dan jiwa itu pun langsung melebur perlahan menjadi cahaya.
Shaka yang mendengar hal itu pun hanya mengangguk dengan malas dan menutup matanya, gini-gini walaupun Shaka tergolong random tapi ia tau apa yang harus dilakukan loh kawan. Cahaya putih pun mulai menelan jiwa Shaka untuk menariknya masuk kedalam raga milik Rhakaela.
_______________________
Disebuah kamar, terlihat seorang gadis yang tengah memejamkan mata di ranjang dalam kamar tersebut. Mata gadis itu terbuka dengan perlahan, kerutan samar dicetak jelas di kening nya disertai ringisan kecil yang keluar dari bibir milik gadis tersebut.
Ia bergerak untuk duduk secara perlahan, dengan tangan yang senantiasa memijat kepalanya yang terasa sakit dan pusing. Setelah dirasa sedikit membaik, gadis itu pun langsung mengedarkan pandangannya kesegala arah. Menghela nafas kasar karena apa yang diucapkan oleh seseorang ternyata benar adanya.
"Jadi gue beneran transmigrasi? Gue kira tadi cuma bohongan! Hadeuhh yaudah lah, terima aja. Namanya juga hidup kadang ada aja pahit nya." Ucap gadis tersebut dengan ekspresi penuh kemuraman.
"Jadi mulai detik ini nama gue Rhakaela Lucien D'Arcy, seorang figuran sempurna yang dicampakkan sama tunangannya sendiri. Miris-miris..." Ucapnya dengan nada perihatin.
Jiwa itu adalah Shaka, gadis dengan segala tingkah anehnya. Ia harus bisa menerima bahwa apa yang dikatakan oleh jiwa Rhakaela sebelumnya adalah sebuah kebenaran.
"Yaa, menjadi seorang Rhaka nggak buruk juga. Walaupun nama gue tetep kek Lakik." Ucap Shaka miris, lagi dan lagi nama panggilannya akan seperti laki-laki walaupun ia itu seratus persen seorang perempuan tulen.
______________________
NEXT!!Jangan lupa buat tinggalin jejak manis kalian ya!
Jangan lupa juga buat follow author biar setiap cerita ini update bakal ada notif di hp kamu!
Sampai jumpa~
KAMU SEDANG MEMBACA
Tunangan Sang Antagonis [ SLOW UPDATE ]
Fantasy{•TRANSMIGRATION SERIES #01•} ▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫ Mati karena ditabrak truk? biasa! Tapi pernah nggak sih ngeliat orang mati karena kebodohan sendiri? seperti jatuh dari atap tetangga karena gabut misalnya. Belum kan?! Nah...