Chapter 17

35K 2.6K 177
                                    

Hai, selamat malam dan selamat membaca para netijen Wattpad!!

❄⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐❄

Rhakaela dan Keiden kini berjalan beriringan dengan pipi Keiden yang terlihat sedikit memar karena di tampar keras oleh Rhakaela. Sedangkan Rhakaela, gadis itu terlihat santai bahkan sejak tadi Rhakaela memasang wajah polos minta digeprek.

"Kei, ternyata pipi lo tahan banting ya." Ucap Rhakaela yang memuji Keiden, atau lebih tepatnya kearah ketahanan pipi Keiden yang sudah ditampar dua kali olehnya itu.

"Kalau bukan tunangan mana mau gue biarin lo nampar gue sampe memar gini!" Sungut Keiden dengan tangan yang mengusap pipinya nyut-nyutan itu.

Rhakaela yang mendengar ucapan Keiden pun tertawa, wajah Keiden berubah menjadi merah entah karena apa. Tapi berbeda dengan jatung nya yang berdegup kencang kala mendengar tawa manis milik sang tunangan.

Keduanya terus berjalan menuju ruang keluarga dengan Rhakaela yang tertawa kecil dan Keiden yang masih dengan wajah malu-malunya.

"Kei, kalau misalkan gue pergi jauh dari lo terus nggak balik lagi. Lo bakal sedih nggak?" Tanya Rhakaela kepada Keiden.

"Lo mau tau?" Jawab Keiden sembari menatap lurus ke arah Rhakaela, membuat langkah keduanya terhenti.

Rhakaela membalas tatapan Keiden sambil mengangguk mantap. Keiden tersenyum tipis dengan sebelah tangannya yang mengelus lembut surai sang gadis.

"Saat lo pergi, lo bakal ngeliat seberapa gila dan putus asanya gue tanpa lo. Gue bakal milik bunuh diri daripada harus kehilangan lo, Kaela." Bisik Keiden dengan kilat sendu di kedua matanya.

Rhakaela terdiam tak berniat berbicara apapun lagi, mungkin saat ini ia akan mencoba menerima Keiden. Namun bila ia mengetahui bila pemuda itu mengkhianatinya maka jalan satu-satunya untuk Rhakaela adalah berpisah, karena sejak dulu ia selalu menjunjung tinggi kesetiaan.

Maka dari itu bila Keiden memilih bersama gadis lain, maka Rhakaela akan menerima hal tersebut dan memilih pergi dari kehidupan sang tunangan. Menghilang bagai ditelan bumi dan hidup dengan caranya sendiri.

"Tapi gue yakin lo nggak akan pernah pergi dari sisi gue, Kae. Karena gue bakal mastiin kalau lo akan terus di hati gue, selamanya." Ucap Keiden sembari mengacak surai hitam legam milik Rhakaela kembali.

Rhakaela yang diperlakukan seperti itu oleh Keiden pun menepis pelan tangan sang tunangan, ia memalingkan wajahnya enggan menatap Keiden dengan wajah memerah malu.

Sedangkan pemuda yang membuat Rhakaela seperti sekarang sudah tertawa keras dan menarik tubuh mungil milik gadisnya untuk masuk kedalam dekapan hangat Keiden.

Keduanya tampak menikmati kebersamaan mereka, sampai tak sadar masih ada sosok Aslan yang menatap mereka sedari awal dengan senyuman di bibir pemuda berusia 17 tahun tersebut.

"Ada berita yang paling membahagiakan untuk keluarga D'Arcy. Rhakaela dan Keiden sudah mulai kembali bersama. Maka dari itu Aslan harap Kakek tidak perlu khawatir lagi pada keduanya." Ucap Aslan sembari mengetik pesan kepada kakeknya di London sana.

Setelah selesai mengetik pesan kepada sang Kakek, Aslan pun memasukkan kembali ponsel tersebut kesaku celananya.

Saat Aslan kembali menoleh kearah tempat sang adik dan calon adik iparnya berada, niatnya ingin kembali memantau perkembangan keduanya. Namun jangankan memantau, yang dipantau pun entah pergi kemana membuat wajah Aslan menjadi masam karenanya.

Pemuda itu pun beranjak pergi dari sana dan menyusul sepasang tunangan yang ternyata sudah jauh meninggalkannya bahkan mereka tak menyadari kehadiran nya sejak tadi.

Tunangan Sang Antagonis [ SLOW UPDATE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang