Chapter 24

13.9K 657 42
                                    

Keesokan harinya, lagi dan lagi Rhakaela harus meliburkan diri. Siapa yang menyuruh nya untuk libur sekolah? Ya siapa tau kalau bukan si Aki-aki spek sugar daddy nya. Iya sang Kakek lah yang memaksa Rhakaela dan Aslan untuk libur hari ini.

Tentu saja manusia yang tak bisa diam macam Rhakaela di suruh untuk tetap di rumah dan duduk cantik disamping sang Kakek yang tengah asik menonton serial film Laga yang entah apa judulnya, Rhakaela tak tau. Untung ada Aslan yang juga ikut dipaksa untuk ikut menonton bersama sang kakek, jadi Rhakaela tidak merasa bosan seorang diri.

Sampai kebosanan yang memuakan ini terhenti kala si gadis barbarian mendengar suara klakson mobil dari arah pintu gerbang Mansion. Insting permochian miliknya aktif, membuat sistem alarm otomatis akan kehadiran sang belahan jiwa perutnya terdengar.

Tanpa ba bi bu lagi Rhakaela langsung melompat dari sofa dan bangkit berlari dengan kekuatan super setelah terjatuh keras karena kakinya tersangkut pada sandaran sofa yang ditempatinya dan Aslan.

"MOCHI ENYOI-ENYOI GUE DATENGGG!!!!" Teriakan membahana Rhakaela terdengar memenuhi ruang keluarga dan lorong menuju pintu utama Mansion membuat Aslan ingin menguburkan dirinya karena malu akan tingkah sang adik yang ada saja kelakuannya.

Sedangkan sang Kakek dengan cepat menenggelamkan wajahnya pada koran yang dengan cepat ia buka dan pria tua itu pun berlagak seolah-olah tengah fokus membaca koran padahal benda yang tengah ia pakai tersebut terbalik membuat Zeus yang setia berdiri di belakang sofa yang ditempati oleh sang Tuan pun menutup wajahnya malu.

'Tuhan, apakah aku sudah benar bekerja di keluarga ini? Kenapa rasanya aku salah memilih pekerjaan ya.' Batin Zeus meringis didalam hati saat melihat kelakuan Tuan, tuan muda dan Nona muda nya yang begitulah pokoknya.

Sedangkan disisi Rhakaela gadis itu tengah menjadi tukang parkir dadakan kala truk berisi pesanan nya tiba, Rhakaela begitu sangat bersemangat hingga ia berteriak dengan suara yang cetar membahana.

"YOK PAK TERUS! TERUS!!"

"KIRIAN DIKIT PAK!! KIRIAN!"

"EHHH SALAH PAK KANAN DIKIT PAK! KANAN DIKIT!"

"NAH UDAH PAK!!"

"EHH MAJUAN SEDIKIT PAK!!"

Ya begitulah potret Rhakaela ketika jadi tukang parkir dadakan, membuat si sopir truk kebingungan hingga pelayan dan para bodyguard pun ikut bingung akan instruksi sang nona muda.

Mereka bingung sendiri, ingin menegur tapi takut potong gaji. Jadilah mereka hanya tutup mulut dan menuruti segala instruksi abal-abal sang Nona muda.

Untung Mobil truk itu terparkir dengan benar kalau tidak? Mending kalau cuma salah parkir, bayangkan bila ada barang atau tanaman hias yanh rusak karena sesi parkir memarkir itu? Apa tidak habis riwayat kerja mereka!

"Nah cakep!"Gumam Rhakaela sembari berlagak mengusap keringat dikeningnya, padahal mah nggak ada tuh sebiji pun.

'Untung anda Nona muda kami, coba kalau bukan?! Udah kami slepet pake duit kali otak anda.' Batin para Pelayan, Bodyguard dan juga supir truk yang merasa lelah sendiri akan kelakuan Rhakaela yang makin hari makin menjadi itu.

"Om-Om sangar yang disana ayo bantuin Rhaka turunin semua Box Mochi sama Coklat Rhaka! Ayo om buruan, Rhaka pengen nyemil mochi sama Coklat nih!" Ucap Rhakaela yang tidak sabaran membuat dua orang bodyguard harus menurunkan Box-box berisi cemilan sang Nona muda dengan gerakan yang sangat tergesa-gesa.

Coba tebak ada berapa Box yang harus diturunkan oleh kedua bodyguard itu. Benar! Total ada 50 Box berukuran besar berisi mochi dan coklat silv*rqueen rasa Matcha yang dipesan oleh si setan Aslan, padahal Rhakaela cuma meminta 10 Box Mochi sama 2 Box besar Coklat.

Yang berarti Aslan membeli 25 Box Mochi dan 25 Box coklat Untuk Rhakaela. Ciri abang yang sangat niat membuat adiknya mabok mochi dan coklat. Dan yang dibelikan kedua hal itu apa kabar? Oh tentu saja sudah nyengir lebar kawan.

'Hehehe mochi sama coklat gue banyak banget, bisa puas banget gue nyemilin ni makanan seharian penuh hehe... Hehehe... Huahahahaha...' Batin Rhakaela membayangkan dirinya berada ditengah lautan penuh mochi dan coklat, membuatnya tertawa bak nenek lampir di dalam batin.

Dan apa kabar kedua bodyguard yang disuruh memindahkan cemilan si jelmaan monyet bekantan? Hehe nggak parah ko, cuma sendinya hampir copot aja gara-gara kebanyakan bulak balik nurunin barang.

Kalian pikir mereka cuma nurunin barang terus selesai gitu aja? Oh tentu tidak, yang namanya Rhakaela itu agak biadab tingkahnya walaupun emang tugas si om-om kekar buat nurutin semua kemauan sang Nona muda.

Tapi nggak sampe mereka terus yang harus mindahin semua box dari area depan pintu utama sampe bagian belakang Mansion yang mana disanalah letak tempat khusus buat cemilan nya Rhakaela disimpan.

Dikira Mansion D'Arcy itu gedenya cuma sepetak, oh tidak bestie! Mansion keluarga D'Arcy bahkan bisa nyaingin 4 stadion bola saking luasnya.

Kenapa bisa segede gitu? Ya nggak tau, Author cuma ngayal. Tapi yang ngide sih si Aki-aki spek sugar daddy kita semua hehe.

Oke balik lagi ke cerita, kini Rhakaela tengah menikmati 2 kotak berukuran sedang berisi Mochi beraneka rasa seorang diri di ruang tamu ditemani oleh abang serta kakek tercintanya.

Sedangkan Aslan hanya diam fokus bermain game online di ponsel muahal miliknya sembari mangap-mangap menunggu suapan mochi dari sang adik.

Dan untuk si Kakek, sedikit miris karena aki-aki tua bangka itu hanya dapat menatap datar interaksi kedua cucu sableng nya dengan Zeus sang asisten yang masih setia berdiri di belakang sofa sang tuan.

"Zeus." Panggil Aki Zaflanzah pelan agar tak didengar oleh kedua cucunya.

Zeus sedikit menundukkan tubuhnya agar dapat mendengar dengan jelas ucapan atau perintah sang tuan.

"Saya, Tuan Besar."

Aki Zaflanzah melirik sinis kearah Aslan dan Rhakaela yang tengah asik sendiri didepannya itu, bahkan mereka seperti menganggap sang kakek bak makhluk transparan alias setan karena saking cuek dan fokusnya mereka pada kegiatan masing-masing.

"Malam nanti kau harus membakar semua pabrik atau toko yang menjual makanan sialan yang tengah kedua cucu ku nikmati itu, karena makanan itu sudah membuat mereka mengacuhkan keberadaan kakeknya yang tampan dan gagah ini. Kau mengerti?!" Titah Aki Zaflanzah dengan datar terselip nada iri akan sosok benda kenyal yang telah merebut perhatian kedua cucunya itu.

Sedangkan Zeus hanya terdiam membatu, dipikiran pria tampan berusia 25 tahun itu adalah Tuan nya akan memerintahkan dirinya untuk melakukan sebuah misi rahasia. T-tapi mengapa jadi harus membakar pabrik dan toko penjual yang menjual mochi hanya karena tuan nya merasa sensi diduakan oleh kedua cucunya itu.

"B-Baik, Tuan Besar."




[ BERSAMBUNG ]

Tunangan Sang Antagonis [ SLOW UPDATE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang