Chapter 29

6.4K 368 15
                                    

[ Kalau ada typo, tolong tandain ya cantik/ganteng. Makasih~ (=∩_∩=) ]
•••~•••~•••~•••~•••~•••~•••~•••~•••

Acara perkelahian dadakan pun selesai, kini tinggal acara nangis dadakan yang Zaniya bintangi dengan sepenuh hati serta jiwa. Rhakaela menghela nafas, demi apapun dirinya lelah. Ingin rasanya ia berubah menjadi tikus tanah, tapi tak jadi karena masih sayang keluarga.

"Nah, masalah satu selesai. Sekarang gue mau si Zani berenti nangis soalnya INGUS LO UDAH MELUBER SAMPE NGOTORIN LANTAI MANSION BUSETTT!!! APA KAGA BELER TU LUBANG IDUNG DIPAKE PRODUKSI INGUS TIAP HARI?!" Ucap Rhakaela dengan teriakan histeris pada akhirnya.

Ingin sekali menangis pilu karena lantai yang indah itu telah ternodai oleh lendir kental berwarna hijau dengan gelembung kecil yang menghiasi.

Ingin muntah tapi harus jaga raut muka, ya malu dong masa dirinya yang cantik paripurna ini malah muntah cuma gara-gara ingus murahan milik Zaniya.

Zaniya yang mendengar ucapan Rhakaela bukannya berhenti menangis malah semakin menjadi, membuat Lysander yang melihatnya malu sendiri tapi apa boleh buat bila orang bucinnya sudah tahap nggak ada otak sepertinya, bahkan ingus pun akan Lysander lalui demi ayang tercinta.

Terbukti pemuda itu melerakan sepatu berharga jutaannya untuk menginjak lendir hijau kental yang terus menetes dari hidung sang kekasih, tak sampai disitu dirinya pun merelakan baju kesayangannya hadiah dari sang ibunda hanya untuk mengelap jejak ingus yang menghiasi hidung hingga dagu sang kekasih.

"Udah ya jangan nangis lagi nanti cantik kamu ilang loh, By." Ucap Lysander yang mencoba menenangkan Zaniya.

Namun bukannya tenang, Zaniya malah kembali menangis. Membuat Dion, Ryuu, Aslan, Zeus dan Rhakaela menahan jijik dengan wajah datar yang setia menutupi raut wajah mereka yang tersembunyi.

'Moga jodoh gue bukan kaya si goblok itu, Ya Tuhan.' Pinta para laki-laki yang menonton drama receh didepan sana didalam batin mereka masing-masing.

"Buset malah makin menjadi, pacar si Nder ini emang agak-agak." Gumam Rhakaela mengelus dadanya sabar.

Rhakaela bingung sendiri melihat tingkah Zaniya yang mungkin gadis itu rasa bila tingkahnya itu merupakan sebuah keimutan yang hakiki, tapi mikirlah!

"Hiks... Ka-kamu... Hiks... Srott... Ja-jahat... Hiks... HUAAAA!!!" Ucap Zaniya sembari menarik ingusnya untuk masuk kembali kedalam hidup, namun karena terlalu banyak jadilah ia mendusel didada bidang Lysander membuat ingus kental itu menempel di baju sang kekasih dengan ✨aesthetic✨

"Udah sayang jangan nangis, maafin aku ya." Bujuk Lysander dengan wajah yang sangat amat pasrah saat cairan hijau itu membasahi pakaian miliknya. Demi ayang jadi Lysander rela lahir batin, walaupun ingin menangis sembari muntah pelangi rasanya.

'Menjijikan!' Batin Rhakaela dibuat geram hingga tanpa sadar mencengkeram ujung jaz yang dipakai oleh Zeus yang sedari tadi mengikuti segala langkahnya dengan setia.

Membuat Zeus yang berdiri disamping nya pun menoleh lalu dengan mulus memberikan kode melewati lirikan mata pada salah satu panjaga bayangan yang bersembunyi untuk menyeret paksa sosok Zaniya dan antek-anteknya agar keluar kediaman secara tak terhormat.

Mereka yang menerima sinyal dari Zeus pun muncul dengan 3 orang pria bertubuh kekar serta wajah menyeramkan dan 1 wanita dewasa minim ekspresi datang lalu menggiring mereka berempat untuk pergi dari Mansion ini.

Ryuu dan Dion hanya menghela nafas berat, mereka tidak memberontak karena tak ada gunanya juga melakukan hal melelahkan begitu jadi ya terima-terima saja.

Beda dengan keduanya, Zaniya malah semakin histeris hingga Wanita yang menggiring dengan kasar menyumpai mulut gadis tersebut dengan sebuah kain yang terlihat kotor.

Sedangkan Lysander sesekali berusaha untuk melepaskan cengkeraman pada lengannya sembari menatap kearah Rhakaela yang menatapnya dengan tatapan mengejek.

Zeus yang melihat sang Nona ditatap tajam pun menjadikan tubuhnya sebagai penghalang dari tatapan Lysander, ia membalas tatapan Lysander dengan sorot mata yang datar nan mengintimidasi miliknya.

Sedangkan dipintu masuk Mansion ada Keiden yang tengah membawa sebuket bunga mawar berukuran lumayan besar ditangan kanannya, senyuman tipis ia sunggingkan sebelum memasuki Mansion.

Masuknya Keiden berbarengan dengan keluarnya Zaniya dan Lysander dkk yang membuatnya melirik sekilas kearah mereka, hingga tanpa sengaja tatapan matanya dan Zaniya bertemu.

Tapi itu hanya 2 detik saja karena Keiden dengan acuh mengalihkan kembali tatapannya kearah depan.

Zaniya terdiam kala melihat sosok Keiden, keterdiaman Zaniya membuat Wanita yang menggiringnya keluar bingung namun juga tak ingin ambil pusing.

'Dia...' Batin Zaniya sembari melirik kearah belakang dimana punggung lebar nan kokoh itu mulai hilang dibalik pintu Mansion yang ditutup rapat oleh 2 orang penjaga.

Setelah para biang masalah itu pergi, Rhakaela pun menghela nafas lega melirik kearah Aslan yang kini sudah anteng memakan kue kering sembari menonton kartun dua bocil botak kinclong tanpa peduli luka disudut bibirnya itu.

Aslan yang merasa ditatap oleh seseorang pun menoleh hingga tatapan matanya terhubung dengan sang adik. Tanpa beban dan tanpa dosa pemuda itu hanya menampilkan cengiran polos kearah Rhakaela lalu melanjutkan sesi ngemil serta nontonnya.

"Sabar... Gue cantik, gue sabar." Gumam Rhakaela pasrah.

"Zeus, tolong nanti bilang ke beberapa Maid buat bersihin sisa kekacauan yang dibuat sama Zaniya, gue cape banget pengen istirahat." Ucap Rhakaela yang diangguki oleh Zeus, dengan cekatan laki-laki itu langsung menuju area belakang Mansion tempat dimana biasanya para Maid berkumpul kala tak memiliki tugas.

Rhakaela tersenyum lega dan akan melangkah pergi menuju kamarnya sebelum suara seseorang memanggilnya dengan penuh semangat 45.

"Sayangggg, liat apa yang gue bawa buat Lo!"

Rhakaela membalikkan tubuhnya dengan senyuman paksa, sedangkan orang yang memanggilnya tadi hanya menampilkan cengiran polos tanpa dosa.

"Keiden Navier Ataraxia." Panggil Rhakaela dengan senyuman tertekan miliknya.

Keiden yang kini berdiri beberapa langkah didepan Rhakaela pun tersenyum tipis sembari menyodorkan buket bunga mawar itu kepada sang tunangan, membuat Rhakaela terkejut dan melupakan kekesalannya sebentar.

"Lo..."

"Gue bawain buket bunga mawar segede gaban buat lo seorang, gimana? Cakep kan? Ini gue sendiri loh yang buat." Potong Keiden dengan nada bangga miliknya, lihat saja lubang hidung pemuda itu saja sudah terlihat kembang kempis karena rasa bangga miliknya.

"Cakep, gue juga suka. Tapi ini udah hampir tengah malem Kei, Lo jauh-jauh dari sana ke sini cuma buat kasih bunga doang ke gue? Ya Tuhan, Kei." Omel Rhakaela namun ia juga menerima buket bunga tersebut dari tangan Keiden.

"Kata siapa gue cuma mau ngasih buket doang?"

"Loh? Terus?" Bingung Rhakaela membuat Keiden semakin melebarkan senyumannya.

"Gue kesini mau nginep selama seminggu biar bisa ngeliat Lo tiap hari, Kae." Jawab Keiden dengan entengnya, membuat Aslan yang asik makan cemilan pun tersedak dan Rhakaela yang tengah menghirup aroma bunga dalam buket pun tersentak.

Kedua kakak beradik itu menatap horor kearah Keiden yang masih saja bertingkah bak bocah polos tak berdosa.

"NGINEP?!" Teriak Engkong Zaflanzah yang entah datang dari mana.

"SEMINGGU?!" Dilanjut dengan teriakan Alfareezel yang baru saja pulang dari meeting mendadaknya.

"KEIDEN NAVIER ATARAXIA, LO GILAAAA!!!!" dan akhirnya mereka pun berteriak secara serentak membuat Keiden kaget bukan main.

"Lahh... Gue salah kah?" Gumam Keiden sembari mengusap belakang lehernya tak mengerti.

Tunangan Sang Antagonis [ SLOW UPDATE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang