Chapter 14

181 24 16
                                    

[Jane's POV]

Akhirnya Liam membawa masuk aku ke cafe dan aku benar-benar terkejut.

Tanpa basa-basi aku meninggalkan Liam yang masih tak percaya apa yang sedang ia lihat.

"WHAT THE FUCK ARE YOU GUYS DOING?" teriakku. Aku sudah tak mempedulikan orang yang ada di cafe tersebut.

Siapa yang akan tenang-tenang saja jika pacarnya berselingkuh? Dan ia berselingkuh dan berciuman mesra dengan SAHABATMU sendiri, siapa?!

"Hey, Janey! What are you doing here? Oh yeah, I almost forgot, happy 3rd anniversary!" kata Harry, dia tampaknya sedikit mabuk. Namun aku yakin dia tidak terlalu mabuk, buktinya dia masih ingat kalau hari ini kita merayakan anniversary.

PLAK.

Satu tamparan mendarat di pipi Harry. Dia mengaduh kesakitan.

"Itu untuk kau yang sudah menghilangkan kepercayakan yang sudah lama kau bangun! Aku bisa memaafkanmu soal kau mabuk, tapi aku juga bukan malaikat yang bisa memaafkan segala kesalahanmu!" amukku pada Harry.

Harry masih belum bereaksi. Dia belum sepenuhnya sadar. Lalu aku beralih pada sahabatku, ralat maksudku mantan sahabatku, Sam.

PLAK.

Ya, aku menampar dia juga. Dia sudah gila. Entah apa yang ada di pikirannya hingga bisa menyakiti sahabatnya sendiri.

"Itu untuk kau yang aku kira adalah sahabat terbaikku, yang sudah kuanggap seperti kakakku sendiri. Tapi ternyata kau salah, kau tidak lebih berharga daripada sampah." aku mengakhiri perkataanku dengan menggertakan gigi.

"Aku juga menganggapmu sahabat kok, sebelum kau rebut Harry dariku. Semenjak Harry kenal kau, dia jarang memperhatikanku. Dan dia memilih memintamu untuk dijadikan pacar daripada menerima cintaku yang lebih besar dari cintamu!" kilah Sam. Serius ini alasan dia merebut Harry dariku?

"Tapi saat aku mau menerima Harry jadi pacarku, kau yang paling bersemangat agar aku menerima cintannya." sahutku.

"I was lying, ofc. I just wanted him to be happy. Aku mencoba untuk melupakan Harry, tapi ternyata aku tak bisa. So, I think it's okay for me to get Harry now, because the fact is you've stolen my Harry years ago."
ujar dia, tersenyum licik.

"Tapi kau juga dulu memacari Jack! Kau tahu kan bahwa aku dulu...."

"Sebenarnya aku mencintai Jane, but I like your perfect body, Sammie."

Tiba-tiba Harry menyela perkataanku dengan perkataan menjijikannya.

Aku hanya menatap nanar dia sekaligus kasihan dengannya. Sementara, Sam tersenyum puas. Sungguh, apa yang dilakukan Sam padanya?

"Forget about that stupid Jack, intinya kau telah merebut semua yang aku punya! Dua diantaranya Harry dan Liam. Semenjak kau ada di antara kita, Liam lebih memperhatikanmu! See, betapa menyedihkannya hidupku!" Sam terlihat sok sedih.

"Aku memperlakukan kalian dengan adil, girls!" Liam membela diri.

"DIAM!" teriak aku dan Sam berbarengan.

Baru aku mau membalas ucapan Sam tapi aku terhenti ketika aku melihat Sam yang sudah ada di dekapan Harry.

"Oh, Harry. Why do you even pick a bitch over your girlfriend in your anniversary day?!" ucapku santai, walau sebenarnya aku gusar dengan apa yang mereka lakukan di hadapanku.

"Oh, Janey. Why did you even pick that idiot blonde than your boyfriend? Aku curiga kau mulai suka padanya." ucap Harry dingin.

Aku benar-benar emosi kali ini. Dia bahkan menuduhku suka dengan orang lain ketika dirinya sedang BERSELINGKUH DENGAN SAHABATKU SENDIRI DI HADAPANKU.

Is It Too Late? » Harry » Niall »Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang