[Author POV]
Sam benar-benar tak percaya. Ini bukan Jane yang Sam kenal. Sam yang sudah emosi memisahkan Jane dan cowok kurang ajar yang sedang berciuman.
"What the fuck are you doing in my house?" bentak cowok itu pada Sam.
Sam ingin sekali membalasnya dengan balas teriak, tapi dia langsung memindahkan pandangannya pada Jane. Atau yang Sam kira Jane.
Hening. Tak ada yang bisa keluar dari tenggorokan Sam. Wanita itu...bukan Jane.
Ya, benar. Dia bukan Jane. Dia hanya memiliki hairstyle yang mirip sekali dengan hairstyle Jane. Mampus aku.
Setelah meminta maaf pada pemilik rumah dan wanita-yang-rambutnya-mirip-Jane, Sam menghampiri Liam yang sedang menenangkan Harry. Tampak Harry menangis.
[Harry POV]
Sam membisikkan sesuatu di telinga Liam. Terlihat raut muka Liam berubah menjadi... kaget sekaligus senang? Entahlah. Pokoknya hatiku hancur sekarang. Bagaimana bisa Jane mengundangku kemari hanya untuk memperlihatkan pacar barunya?
Tapi itu terasa tak mungkin. Sayangnya aku yakin sekali apa yang ku lihat nyata. Ah, Jane mengapa kau melakukan ini padaku?
Tiba-tiba Liam menarik tanganku ke mobil. Pun Sam mengikuti kami. Aku tak tau Liam membawaku kemana. Aku tak punya tenaga untuk mengelak. Mungkin dia ingin mengenalkanku pada teman ceweknya agar aku bisa move on? Ku harap tidak. Lebih baik aku pulang.
Tapi tidak, Liam tidak menyetir mobil ini ke arah jalan pulang. Dan Liam berhenti di sebuah rumah bercat biru.
Liam akhirnya keluar dari mobil menuju rumah itu diikuti oleh aku yang masih sesenggukan dan Sam yang tampak senang.
Seorang wanita dengan rambut sebahu dikuncir asal terlihat sedang menjamu teman-temannya yang baru datang. Kemudian wanita itu menoleh, dan........Jane.
Itu Jane. Dia memakai skinny jeans dan t-shirt Ramones favoritnya. Lalu, yang tadi itu siapa.....?
Liam dan Sam menghampiri Jane dan bergantian memeluknya sedang aku masih terpaku di depan gerbang rumahnya.
Ku lihat dari jauh Liam seperti sedang menceritakan sesuatu yang lucu pada Jane karena Sam dan Liam tertawa hingga hampir menangis. Oh shit, they didn't how it feels.
Pun Jane akhirnya menghampiriku dan memelukku. Aku menangis dipelukannya. Memang tidak terlihat jantan, tapi beginilah aku. Dan Jane sudah kenal aku.
"Aku tak mau kehilanganmu. Aku takut kau meninggalkanku karena lelaki lain yang lebih hebat dari ku. Aku....takut." isakku.
Jane diam sejenak. Dia hanya mengusap punggungku. Sepertinya dia mulai menangis juga karena sweater yang kupakai terasa basah.
"Kau tahu, memikirkannya pun takkan apalagi melakukannya." ucap Jane menahan tangisnya.
Aku melepas pelukan Jane. Kami saling tatap lalu tertawa bersama. Ya begitulah kebiasaan kami. Kalau kami sama-sama menangis pada akhirnya kami akan tertawa bersama.
"Come on, I wanna introduce you to my new friends!" ajak Jane menarik tanganku dan membawaku ke kerumunan temannya.
Ada 2 wanita dan 2 lelaki sedang duduk dan tentu saja, Liam dan Sam sudah berkenalan duluan dengan mereka.
Jadi, Sam mulai mengenalkanku pada temannya. Ya, yang ini Ezra. Yang ini Finn. Yang itu Heinna. Dan yang paling mungil itu Liz.
Teman baru Jane ini sangat baik, ujarku dalam hati. Mereka sangat ramah menyambut aku, Liam, dan Sam. Dan memperlakukan my blue girl dengan baik, tentunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Is It Too Late? » Harry » Niall »
Fanfic[Book 1] When you have to choose the one who always right beside you then left, or the one who left you then make a promise to always right beside you. ⬛⬛⬛ Copyright © 2015 by malikryptonite