°K E J A D I A N°

446 62 6
                                    


                  Happy Reading prend

.

Spil emot ke 10 kalian!

Semua prajurit menunduk memberi hormat kepada siliwangi tatkala maharaja pasunda itu berdiri di tengah panggung halaman depan istana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semua prajurit menunduk memberi hormat kepada siliwangi tatkala maharaja pasunda itu berdiri di tengah panggung halaman depan istana. Disana juga berdiri subang larang dan ketring manikmanik, menanti seseorang yang namanya akan dielu elukan rakyat di pagi hari itu.

Tak jauh dari sana, berdirilah rara santang, kian santang dan surawisesa. Mereka juga ikut menanti seseorang yang akan menyandang separuh tugas raja.

"Raka Walangsungsang!"

Semua mata tertuju padanya saat langkah kaki seorang yang akan merima amanah besar itu mulai menaiki Satu persatu anak tangga. Jubah berwarna putih serta hiasan kain batik itu semakin memantulkan aura megahnya saat
terkena pantulan cahaya mentari yang tengah tersenyum bahagia.

Walangsungsang berdiri tepat di samping raja besar pasunda yang merupakan ayahandanya sendiri setelah dirinya menunduk memberi salam hormat.

"RAKYAT RAKYATKU SEKALIAN. HARI INI, TELAH DI TETAPKAN BAHWA PUTRAKU WALANGSUNGSANG RESMI DIANGKAT MENJADI PUTRA MAHKOTA KERAJAAN PADJADJARAN!"

Teriakan lantang siliwangi itu disambut gembira oleh rakyat padjadjaran yang menghadiri acara tersebut. Sorak sorai yang mengelu elukan nama sang putra sulung padjadjaran pun kian terdengar.

"Hidup raden Walangsungsang!"

"Hidup raden Walangsungsang!"

Senyum indah itu terukir pada bibir Walangsungsang. Dirinya tau, julukan putra mahkota akan membuatnya ikut terseret dalam politik kerajaan. Membayangkannya saja sudah membuat Walangsungsang berfikir bagaimana dirinya mengemban amanat besar ini kedepannya.

Siliwangi memutar badannya agar bisa menatap putranya, begitupun Walangsungsang. Setelah pandangan mereka bertemu, Walangsungsang memberi salam hormat dan ditatap nya sang ayahanda, Siliwangi.

"Putraku, ini merupakan amanah besar yang harus kau tanggung. Ayahanda percaya kau bisa mengenggam tanggung jawab ini" Ujar Siliwangi menatap putra sulungnya.

"Aku akan menjalankan ini dengan baik ayahanda" Ujar Walangsungsang.

Seluruh keluarga istana tersenyum bahagia, terlebih saat Siliwangi memakaikan mahkota kepada Walangsungsang. Kini putra sulung padjadjaran itu resmi menjadi putra mahkota.

Kian santang juga ikut tersenyum bahagia. Namun sesaat senyumnya hilang, digantikan oleh tatapan nya yang sibuk menelisik jauh kepada rakyat nya.

"Ada apa rayi? Mengapa kau menatap para rakyat seperti itu?" Tanya rara santang yang heran dengan prilaku adiknya itu.

KIAN SANTANG  ||• Padjadjaran Dengan Ceritanya•|| Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang