Siapa andiraya?
Dialah yang kini tengah menangani luka cukup serius pada raden kian santang. Salah satu tabib istana lainnya selain praharsini.
Andiraya tidak tahu konflik apa yang terjadi di istana hingga membuat raden tampan itu menderita luka separah ini.
Yang membuat andiraya meringis, luka ini disebabkan oleh pedang bidadari, pedang yang andiraya ketahui milik Rara santang.
Berarti kian santang seperti ini disebabkan oleh yundanya sendiri, Rara santang.
Tak ada yang bisa memegang pedang itu selain Rara santang.
Andiraya menghela nafas pelan ketika berhasil menjahit luka yang cukup parah pada dada kiri kian santang. Luka ini sangat fatal jika pas menembus jantungnya. Jaraknya hanya sepersekian senti dari pusat kehidupan manusia itu.
Kepala kian santang juga menjadi permasalahan berat. Andiraya harus dibantu oleh dua tabib senior kerajaan untuk membantu menjahit dan lain sebagainya.
"Pendarahan yang dialami raden kian santang sangat parah. Beruntung cepat dibawa ke sini dan kita cepat mengambil tindakan. Jika tidak aku tidak tahu nasib raden kian santang. " Ujar salah satu tabib ketika mereka menuntaskan perkerjaan mereka yang berlangsung dari pagi buta dan berakhir di menjelang malam ini.
Andiraya lalu membersihkan bekas bekas darah yang masih menempel di wajah raden kian santang. Wajahnya pucat. Akibat kekurangan darah tadi.
Pakaian kian santang juga telah berganti, menjadi baju selutut longgar dan celana yang sama longgar berwarna biru muda. Terdapat banyak perban di badan kian santang dan kepalanya juga di perban.
Pernafasan nya jauh lebih teratur.
Kian santang terlihat sangat Damai.
Andiraya akhirnya bisa duduk di dekat ranjang kian santang. Menyembunyikan wajahnya pada lipatan tangan yang bertumpu pada lututnya.
Andiraya menangis.
Selalu begini, ketika andiraya selesai mengobati anggota istana. Andiraya pasti menangis. Ntah apa alasannya. Mungkin terharu karna berhasil menyelesaikan tugasnya sebagai tabib? Hanya dirinya dan Tuhan yang tahu.
"Ada apa dengan mu andiraya? Mengapa menangis seperti itu?"
Bahkan andiraya tidak sadar jika praharsini masuk kedalam kamar pengobatan kian santang.
Pandangan praharsini beralih pada tubuh pucat kian santang yang terbaring berselimut kan kain tebal berwarna coklat. Praharsini langsung paham.
"Kau hebat menyelamatkan nyawa raden kian santang, andiraya"
»»————>
"Dia! Dia yang telah membunuh anak anak kita! TANGKAP DIA!"
wanita yang memakai kebaya serta rok batik yang sangat pas membuat langkah wanita itu terbatas. Kalau berlari, wanita itu harus mengangkat tinggi roknya dan itu tidak sopan.
Kakinya tersangkut akar pohon. Sayang sekali wanita cantik itu malah jatuh tersungkur mencium tanah.
Ketika membalik badan, hendak berdiri, wanita itu kaget ketika puluhan pedang telah menodong kearahnya. Kalau bergerak sedikit saja pedang pedang itu bisa menusuknya kapan saja.
"Mengakulah pembunuh! Kau yang membunuh anak anak kami!"
"Kau harus mati! Apapun caranya!"
"Ya harus mati!"
"HUKUM DIA!"
"HUKUM!"
KAMU SEDANG MEMBACA
KIAN SANTANG ||• Padjadjaran Dengan Ceritanya•||
Ficción históricacoretan kisah tatar pasunda yang begitu indah Mereka Ksatria tangguh, pengabdiannya pada rakyat Sunda membuat nama mereka selalu disanjung. Rakyat mana yg tak kenal dengan mereka semua Kepemimpinan prabu Siliwangi begitu banyak menuai catatan emas...