°H A M P A°

261 48 5
                                    

APAKAH KALIAN SIAP??
INI ADALAH PART TERAKHIR!!
SELAMAT MEMBACA DAN SAMPAI JUMPA 💗
.
.
.
.
.
.
TYPO BESERAK
.
TOLONG KOMEN
.
GAK TEMAN SAMA PEMBACA GELAP
.
JANGAN DILIAT AJA. VOTE KOMEN DONG
.
UCAPKAN SELAMAT TINGGAL PADA ADEN
.

Para prajurit segera menepi saat kedua anak siliwangi itu mendekat kepada kian santang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Para prajurit segera menepi saat kedua anak siliwangi itu mendekat kepada kian santang.

"Rayi ada apa!, apa yang terjadi?"

PTanya rara santang sembari membantu adiknya berdiri. Bersama Walangsungsang, rara santang memapah kian santang menuju wismanya.

"Kau tidak apa apa rayi? Biar aku panggilkan praharsinih" Usul Walangsungsang sembari melihat kian santang yang lemas terduduk diatas kasurnya

"Benar rayi. Raka, cepat kau panggil praharsinih, aku akan menjaga rayi disini"

"Jangan raka.."

Langkah Walangsungsang langsung terhenti ketika suara adiknya itu terdengar mencegahnya.

"Kau sakit rayi kau--"

"Aku tau.. Raka akan memberitahu ibunda..."

Belum sempat Walangsungsang angkat bicara, rara santang telah lebih dahulu memotongnya.

"Rayi--"

Ucapan rara santang kembali dipotong oleh kian santang yang masih keras kepala.

"Jangan.. Jangan beritahu ibunda. Aku tidak mau ibunda mengetahui ini. A-aku baik baik saja" Ujar kian santang pelan. Perlahan lahan kian santang mengatur pernafasannya.

"R-raka.. Apakah boleh aku minta tolong, ambilkan aku air raka.. A-aku haus.. "

Permintaan kian santang itu disanggupi oleh Walangsungsang. Walangsungsang mengambil gelas yang tersedia di sebuah meja di kamar adiknya. Lalu menuangkan air yang ada didalam teko.

Air itu segera diberikan kepada adiknya. Tanpa pikir panjang, kian santang langsung menyambar gelas yang berisi air putih itu

"Pelan pelan rayi. Kau--"

Belum lagi sempurna ucapan Walangsungsang, kian santang sudah meminun air itu hingga tandas. Rara santang menangkap suatu kejanggalan disana.

Kian santang seperti orang yang benar benar kehausan. Setelah air satu gelas itu benar benar habis. Kian santang kembali memberikan gelas itu kepada rakanya.

"Raka.. Aku masih haus.. Aku mau minum raka.." Rengek kian santang. Walangsungsang hanya mengiyakan. Lalu segera mengambil air untuk adiknya itu. Walangsungsang merasakan hal aneh kepada adiknya itu.

"Raka!! Cepat lah Raka.. Aku haus" Erang kian santang sembari memegang lehernya. Rara santang melihat leher putih adiknya itu terdapat urat urat merah.

KIAN SANTANG  ||• Padjadjaran Dengan Ceritanya•|| Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang