°R E N J A N A°

275 47 6
                                    

"Kau ingin mencari kemana rakamu itu?" Tanya rengganis sembari memeluk erat tubuhnya dengan tangannya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau ingin mencari kemana rakamu itu?" Tanya rengganis sembari memeluk erat tubuhnya dengan tangannya sendiri.

Pagi ini cuaca cukup dingin dan untungnya pemuda tampan yang berdiri di sampingnya memberikan kembali jubah yang telah semalaman menyelimuti nya.

"Kemanapun sampai aku membawa raka pulang ke istana" Jawab kian santang dengan tegas.

Rengganis mengangguk sembari mencerna perkataan pemuda itu.

Tunggu, istana? Rengganis terdiam terpaku sehingga kian santang menghadap ke belakang. Menatap netra indah Rengganis yang kebingungan.

"Kenapa?" Tanya kian santang sembari menaikkan satu alisnya.

"Kau ini siapa?" Tanya Rengganis yang mulai was was.

"Oh ya, aku lupa namaku kian santang. Aku--"

Belum sempurna ungkapan kian santang itu langsung dipotong oleh Rengganis yang terkejut sembari melangkah mundur.

"Apa?! Maafkan kelancangan ku raden" Ujar Rengganis sembari menunduk memberi hormat.

Kian santang tersenyum simpul. Lalu melipat tangannya menahan cuaca dingin yang terasa menusuk tulang.

"Kau tidak perlu bersikap berlebihan seperti ini. Kau telah menyelamatkan nyawaku. Aku harus banyak berterima kasih kepada mu" Ujar kian santang yang membuat Rengganis kembali terpaku.

"Ternyata raden kian santang yang ramai dibicarakan oleh orang banyak memang benar. Dia sangat baik" Batin Rengganis yang memuji raden tampan di sampingnya.

"Sekali lagi, maafkan aku, raden"ujar Rengganis penuh penyesalan.

"Jangan memanggilku raden. Anggap saja kita ini adalah teman"

Rengganis semakin terkejut. Apa? Bagaimana bisa dirinya dianggap teman oleh seorang anak bangsawan seperti raden kian santang?

"Oh ya, aku melupakan sesuatu. Siapa nama mu?" Tanya kian santang sembari terus berjalan. Rengganis tak mengikutinya. Terdiam terpaku di tempat. Merasa kecil jika dirinya berjalan di samping kian santang. Lancang sekali perbuatannya kemarin.

"Hei, kau kenapa lagi? Sudahlah jangan menganggap ku terlalu berlebihan" Ujar kian santang sembari menghela nafas pelan.

Rengganis akhirnya mengangguk dan berjalan disamping kian santang walau masih ada keraguan di hatinya.

"Kita harus mencari raka Walangsungsang. Kau sendiri yang menjanjikan nya untuk ku kemarin"

 Kau sendiri yang menjanjikan nya untuk ku kemarin"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
KIAN SANTANG  ||• Padjadjaran Dengan Ceritanya•|| Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang