12

1.8K 278 2
                                    

"Fio ga perlu di suapin aku bisa sendiri"ucap ku menolak sendok yang di arahkan fiony ke mulutku.

"Sekali aja ran, cepet mangap"ujar fiony yang terus menyondorkan sendok yang berisikan nansi goreng itu ke mulut ku.

Sedangkan deo dan katrin, mereka hanya acuh dengan adegan di samping mereka.

Mereka beruda memilih untuk fokus memakan makanan mereka sambil natap layar handphonenya.

"Ayo ran sekali aja plis..."ujar fiony.

Aku menghela nafasku, kemudian aku menerima suapan dari fiony.

Kulihat fiony tersenyum senang. Aku kembali menarik piring ku.

Tak ada salahnya kan membuat orang lain senenang. Walaupun aslinya kita tertekan.

"Udah kan, aku makan sediri"ujar ku.

"Iya iya"

Aku melanjutkan makan ku sedikit terburu buru karena lima menit lagi bel berbunyi.

"Tin, kirim ya entar"ucap fiony.

"Aman"sahut katrin.

***

"Kak, setelah bersih bersih turun kebawah ya, makan habis itu minum obat"

"Iya mami"sahut ku.

Chika berjalan manaiki anak tangga, ia berjalan masuk kedalam kamarnya.

Chika mendudukan dirinya di tepi kasurnya. Aku kembali melamun memikirkan pria aneh itu lagi.

Pikiran ku terus berputar, apa dia baik? Atau hanya berpura pura baik?

Aku menggelengkan kepalaku lalu menepuk nepuk kepalaku pelan.

"Chika, keadaan kamu udah mulai membaik, jangan gara gara anak aneh itu kamu kembali frustasi"guamam ku.

Aku membangkitkan tubuhku, lalu aku berjalan masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan diri ku.

Tak berapa lama setelahnya, seteleh selesai membersikan diriku, aku berjalan keluar untuk makan siang bersama mami.

Aku menuruni anak tangngga secara perlahan. Kulihat mamai yang sudah berada di sana sambil menata bebrapa piring yang berisi lauk pauk.

"Udah selelsai bersih bersihnya kak?"tanya mamai ku.

Aku menganggukan kepalaku."udah mi"

"Ya sudah, sekarang duduk. Ayo kita makan"ucap mami ku.

Aku mendudukan diriku di salh satu kursi meja makan. Kulihat mami mengambilkan nasi kedalm piring ku. Tidak lupa juga dengan benerapa lauk yang ada di sana.

"Nih makan yang banyak ya"ucap mami ku menampilkan senyum manisnya.

"Makasi mami"ucap ku.

"Kak..."

Aku mendongakkan kepalaku menatap ke arah mami.

"Saya?"

"Temen kamu siapa itu namanya mami lupa..."ucap mami ku sedikit berfikir.

Aku mengerutkan kening ku, seingat ku, aku tidak mempunyai teman.

"Chika ga punya teman mami"sahut ku kemudian menyendokkan nasi kedalam mulut ku.

"Ngaco kamu, masa kamu ga punya temen kak. Itu loh yang kemarin anak cowok yang sopan banget itu loh kak"jelas mami sambil tersenyum.

"Siapa kak namanya?"tanya mami ku lagi.

Aku mengerutkan kening ku ikut memikir siapa yang dimaksud oleh mami.

"Ga tau"ucap ku kemudian malanjutkan memakan makanan ku.

Ku dengar mami mendengus kesal."ih kamu mah, yang kemarin loh yang jemput kamu kesini, mami lupa namnya tuh siapa?"

Seketika pikiranku melayang ke Baran yang kemarin menjemputku untuk pergi sekolah bareng, tapi ku tolak.

"Aran"sahut ku pelan, sangat pelan.

"Ha? Siapa kak? Gak denger mami..."ujar mami.

Aku mendengus."aran mami. Kenapa sih mami nanyain dia mulu!"kesal ku.

Bukanya aku cemburu, akan tetapi mami selalu saja menanyakan soal pria aneh itu.

Padahal sebelum sebelumnya mami tidak pernah sperti ini. Mami tika penah kepo denga teman teman ku sebelumnya.

Tapi kenapa baran mami selalu kepo ya?

"Aran ajak main kemari kak"ucap mami tiba tiba membuat aku rersedak.

Aku buru buru meminum air putih yang berada tepat di sampingku.

Aku bernafas legah saat tenggorokan ku tidak lagi terasa perih.

"Pelan pelan ih kak makannya"ucap mami.

Lagi lagi aku mendengus kesal."apa sih mi! Gak ah! Chika ga mau bawa anak aneh itu main ke sini"

"He! Ga boleh gitu, aran baik tau kak"

"Gak gak! Chika ga~"

"Ga semua cowok itu jahat kak... ayo dong, anak mami harus hilangi rasa traumanya ya"ucap mami memtong ucapan ku.

Aku meringis membayangkan jika aku berteman baik dengan baran. Membayangkannya saja sudah ngerih, apa lagi itu benar benar terjadi!












Tbc...

Sang DewiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang