85 S2

1.1K 190 7
                                    

Aran membuka pintu kamarnya, ia menggantung jaketnya di belakang pintu.

Pukul sudah menunjukan jam 11 malam. Ia menatap chika yang berbaring di kasur.

"Kenapa pulang?"ucap chika namun wanita itu masih memejamkan matanya.

Aran mendudukan dirinya di tepi ranjang."kan udah selesai lerjaannya"

Chika membuka matanya, ia mendudukan dirinya.

Chika menatap aran dengan tajam."udah selesai urusan peluk peluknya? Kenapa ga tidur di sana aja!"

Aran mengerutkan keningnya."apasih? Siapa yang peluk peluk hm?"tanya aran.

Aran ingin menggengam tangan istrinya, namun di tepis dengan kasar oleh chika.

Chika membuka handphonenya, ia menunjukan foto aran yang berpelukan dengan wanita asing tadi.

Aran menghela nafasnya. Ia memijat pelipisnya.

"Apa?! Mau ngelak lagi! Kamu itu kenapa sih?! Apa yang kurang dari aku ha?"ucap chika.

Ia memukuli dada aran. Chika menangis, ia menutup wajahnya dengan kedua tanganya.

"Chika... aku ga selingku dia~~"

"Apa?! Ha?! Temen kerja? Iya?! Temen apa sampai peluk peluk gitu!!"ujar chika marah.

"Tolong dengerin aku dulu"ujar aran lirih.

"Udah diem! Aku gak mau debat sama kamu"ucap chika menghapus air matanya.

"Aku mau pulang ke rumah orang tua aku"ucap chika, ia berjalan menuju lemarinya, mengambil koper dan memasukan baju bajunya di sana.

"Chika... tolong dengerin penjelasan aku dulu sayang"ujer aran ia menggenggam pergelangsn tangan chika.

"Lepasin!"desis chika.

"Tolong..."ucap aran pelan, tetapi sangat lirih.

"Aku udah muak sama kamu hiks... aku hamil aja kamu tega selingkuh... mana janji kamu yang dulu kalau kamu cinta sama aku?! Semuanya bulsit!"ujar chika kembali menangis.

"Awas! Aku mau pulang ke rumah mamah"ucap chika mendorong tubuh aran membut pri itu terhuyung ke belakanga.

"Aku anter ya"ucap aran.

"Ga perlu! Aku bisa sendiri"ujar chika. Chika terus melangkahkan kakinya dengab lebar.

"Kalau kamu ga mau, berarti kamu juga ga boleh keluar dari rumah ini!"ucap aran ia mencengkram pergelangan tangan chika.

Tidak meremasnya dengan kuat, karena dirinya tidak ingin membuat chika kesakitan.

"Lepas aran!"

"Ga mau, aku anter ya..."ucap aran lembut.

Chika diam, ttanganya masih berusaha melepaskan genggaman aran di pergelangan tanganya.

"Aku antar oke"ujar aran.

Aran membuka pintu mobilnya untuk chika masuk. Setelahnya ia menjalankan mobilnya menuju rumah mertuanya.

***

Aran menghentikan mobilnya di pekarang rumah orang tua chika.

Chika dengan segera keluar dari mobil meninggalkan aran di sana.

Aran membuka bagasi mobil, mengeluarkan satu koper yang chika bawa tadi.

Aran berjalan mendekati aya yang sedang memeluk chika.

"Kenapa sayang?"tanya aya.

Chika hanya diam, ia mempererat pekukanya pada maminya.

"Assalammualaikum mah"ucap aran mencium pubggung tangan aya.

"Kenapa ran?"tanya aya.

Aran diam, ia tak mubgkin bilang kepada aya kalau mereka berdua sedang bertengkar.

"Chika ga papa, chika cuman kangen sama mami dan papi"ucap chika, ia tak melepaskan pelukanya pada aya.

"Ya udah, kalian nginep di sini?"tanya aya.

"Enggak! Chika doang... aran mau pulang, besok katanya ada kerjaan PENTING"ujar chika menekan akhiran kaliamatnya.

Aran hanya menghela nafasnya."ini mah koper chika"

"Makasih ya, yuk mampir dulu"ujar aya.

"Ga usah mah, aran langsung pulang aja, udah malem soalnya"ucap aran lembut.

"Ya udah kamu hati hati ya ran, jangan bgebut ngebut"

Aran menganggukan kepalanya, ia menatap punggung chika, gadis itu masih memeluk tubuh aya.

"Aran pulang mah"

"Iya hati hati ya ran"

Aran berjalan memasuki mobilnya, setelahnya mobil aran pergi meninggalkan pekarangan rumah aya.







Tbc

Sang DewiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang