80 S2

1.3K 231 3
                                    

Chika berjalan cepat memsuki area tempat syutingnya. Wajahnya yang datar menatap sahani yang sedang terduduk sembari bercerita dengan garacio.

Chika berjalan menghampiri shani. Ia menarik paksa shani untuk berdiri menghadapnya.

Plak!

Shani memegang pipi kananya yang panas karena di tampar kuat oleh chika.

"Chika lo ngepain nampar shani"ucap gracio.

"Lo ga tau aja! Nih cewek mau ngerusak hububgan rumah tangga gw!"ucap chika emosi.

"Apasih lo! Ga usah nuduh nuduh ya!"ucap shani tak terima.

"Terus lo nguri foto gw di gendong sama vito ke aran ngepain? Lo mau buat aran ngira gue selingkuh gitu?"ucap chika remeh.

"Iya kenapa? Lo itu ngerebut aran dari gw tau gak!"ucap shani mendorong tubuh chika.

"Nyadar diri, gw yang kenal aran duluan bukan lo..."desis chika.

"Dan ya, percuma lo ngirim foto itu. Aran sama sekali ga cemburu, malah dia khawatir gw kenapa napa"kekeh chika.

Shani mengepal kedua tanganya. Ingin sekali dirinya menjambak rambut chika hingga botak.

"Sampai kapan pun aran ga bakalan pergi dari gue"ucap chika.

Ia berjalan sedikit mendekat ke arah shani.

"Lo tau, di dalam perut gw udah ada harta yang paling terindah bagi aran. Jadi lo ga akan bisa buat aran jauh jauh dari gw"bisik chika, ia tersenyum sinis menatap raut wajah bingung dari shani.

"Chik"panggil iren.

Chika menoleh ke arah belakang ia menatap ke arah iren yang menujukan layar hanphonenya.

Chika tersenyum menatap nama yang sedang menelfonya.

Chika berbali menatap shani."jangan deketin suami gw lagi. Paham lo!"ucapnya mendoro tubuh shani.

Setelah chika pergi menghampiri iren. Ia mengambil handphonenya yang masih berdering di tangan iren.

"Halo sayang"ucap chika.

"Kamu dimana?"

"Kerja, kenapa hm?"

"Kok kerja sih. Kan aku udah bilang kamu ga boleh capek capek"

"Nanggung sayang, 2 minggu lagi aku selesai syutingnya... ga papa ya?"

"Hm, ya udah. Kamu jangan capek capek... aku khawatir sama kamu dan anak kita"

"Iya sayang, kamu ga kerja?"

"Ini lagi di dermaga... oh iya. Nanti aku pulangnya agak maleman dikit. Ga papa ya?"

"Iya, tapi jangan malem malem banget ya. Soalnya aku mau peluk kamu..."

Iren yang mendengar ucapan chika mendadak dirinya merasa mual.

Iren menatap ke arah shani yang tak jauh darinya. Gadis itu menatap chika dengan tatapan permusuhan.

Iren menghela nafasnya. Apa cowok selain aran tidak ada lagi di dunia ini.

***

Pukul sudah menunjukan jam 8 malam. Chika sendari tadi mondar mandir di ruang tamu.

Ia menunggu aran pulang. Chika sudah menelpon suaminya berkali kali, tetapi aran tak mengangkat panggilanya.

"Kemana sih ga tau apa kalau istrinya udah kangen!"ketus chika.

Ia mendudukan dirinya di sofa. Ia kembali membuka handphonenya.

Saat ingin menghubungi aran, tiba tiba saja bel rumah berbunyi. Dengan cepat chika berlari lalu membuka pintu.

Chika langsung menubrukan tubuhnya pada badan tegap yang berdiri di ambang pintu.

"Kangen tau!!!"terus chika.

Aran yanga tadinya kaget ia terkekeh kecil, ia memeluk gemas tubuh mungil istrinya.

"Uluh uluh... aku kan udah bilang tadi pulangnya agak maleman sayang"ucap aran ia mengecup pucuk kepala istrinya.

"Eemmmm tapi aku kangen"cicit chika.

Aran melepaskan pelulanya, hal itu membuat chika memanyunkan bibirnya.

"Masuk dulu sayang, ga enak di liatin sam tetangga nanti"ucap aran mencolek hidung chika.

"Iiss! Iya iya"ucap chika sedikit kesal.

Aran terkekeh kecil melihat chika yabg berjalan meninggalkanya sembri menghentak hebtakan kakinya.

Aran menutup pintu rumahnya kembali. Setelahnya ia berjalan menghampiri istrinya yang berada di kamar.




Tbc

Sang DewiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang