15

1.9K 300 5
                                    

🙂









Chika berjalan memasuki area gedung sekolahnya.

Seperti biasanya, banyak tatapan tatapan tak suka di berikan oleh murid murid di sekolahnya ini.

Aku hanya menundukan kepalaku saja, menghindari tatapan tatapan mengerikan dari para murid itu.

Aku tersentak kaget saat pergelangan tangan ku di pegang oleh seseorang.

Aku menghetikan langkah ku. Jantungku berdebar kecang. Mendadak aku menjadi takut kalau ada salah satu murid membully ku di sini.

"Kenapa kamu berjalan terlalu buru buru? Apa kami tidak rindu dengan ku?"

Mendadak tubuhku membeku, suara itu benar benar membuat ku merinding.

Aku menoleh ke arah belakang, memastikan kalau itu bukan dia.

Seakan di sambar petir, ternyata apa yang aku pikirkan itu adalah benar. Tubuh ku bergetar hebat. Aku memberontak agar dia melepaskan genggamanya di pergelangan tangan ku.

"Sssstttt sayang... kamu kenapa sih. Jangan gini dong, kamu ga kangen sama aku?"

Aku menangis sejadi jadinya saat aku tak bisa melepaskan tangan ku dari cengkramanya.

Mami tolong chika mami!

Aku tersentak saat dirinya menariku masuk kedalam pelukanya. Hal itu membuat ku frustasi.

Fikiranku kembali melayang dimana dia dengan mudahnya mengambil keperawanan ku dengan paksa.

"Lepas hiks! Aku mohon lepas! Tolong jangan!!!"teriak ku sejadi jadinya.

Semua murid menatap ke arah ku dan dia. Namun aku tak perduli dengan hal itu. Yang aku pikir ka sekarang adalah, bagai mana aku bisa lepas dari dekapan pria brengsek ini.

Aku benar benar takut. Tuhan tolong chika!

"Ssstttt kenapa hm?kok kamu ga mau di peluk sama aku?"ucapnya membuat ku muak mendengarkanya.

Aku memukuli tubuh pria itu, berharap aku bisa lepas dari pelukanya.

"Diam! Jangan pernah melawan dengan ku!"desisnya.

"Oh! Jadi om ini yang bayar mahal jalang ini biar mau keperawananya di ambil"teriak salah satu murid.

Aku menutup mata ku. Kuping ku berdengung mendengarkan kata kata hinaan yang di tujukan oleh ku.

"Woy! Ada apa ini?!!"

Aku membuka kelopak mataku. Itu dia! Baran, pria aneh itu baru saja sampai sekolah.

Aku menatap sendu ke arah baran yang juga menatap ku dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Mas! Masnya siapa ya kok cari keribuatan di sekolah saya?"ucap baran menghampiriku yang masih di dekap kencang oleh pria brengsek ini.

"Bukan urusan kamu!"desisnya.

Aku kembali memberontak, berusaha agar aku bisa lepas dari dekapanya.

Plak!~

Aku meringis pelan saat pipi ku terasanyeri.

"Hey! Jangan kasar dong sama cewek!"ucap baran mendorong tubuh pria itu.

Pria itu terkekeh kecil. Ia berjalan mendekati baran."jangan pernah, coba coba mencampuri urusan saya. Kalau kamu tidak mau hidupmu dalam masalah"ujar pria itu.

Baran terdiam, ia mencerna ucapan dari pria itu.

"Ayo ikut aku!"

Chika memberontak, ia menangis sambil menatap ke arah baran.

"Lepas aku ga mau ikut sama lo! Hiks!"pekik chika.

Baran yang melihat itu menjadi geram. Ia menendang tulang kering pria itu membuatnya meringis kesakitan.

Chika yang terlepas dari cengkraman pria itu. Ia berlari kencang keluar sekolah, memberhentikan taksi yang lewat.

"Chika, mau kemana kamu!!! Ahk! Sialan!!"pekik pria itu.

Baran berjalan mendekati pria itu yang terduduk di tanah sambil memegangi kakinya.

"Jangan pernah ganggu chika"ucap baran pelan, tapi dengan nada yang sangat dingin.

Pria itu mendongak lalu tersenyum miring."kamu telah bermain main dengan ku anak muda, jadi jangan harap hidup mu akan tenang"

Baran menganggukan kepalanya."aku tunggu kehidupan yang tidak akan tenang itu"ujar baran, ia berjalan kembali ke arah parkiran.

Baran memasuki mobilnya berniat menyusul chika yang entah pergi kemana.













Tbc...

Sang DewiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang