73 S2

1.4K 251 7
                                    







Mata shani menatap chika yang baru saja datang kelokasi syuting.

Matanya menatap penuh kembencian pada chika. Jika memang benar dia telah menikah dengan baran.

Shani benr benar akan membunuh wanita itu.

"Cih! Dasar cewek jalang"ucap shani dalam hatinya.

Shani mengalihkan pandanganya ke arah hanphonenya. Senyum di bibirnya terbit kala pesanya di balas oleh baran.

Baran: kenapa shani?

Shani: kamu lagi apa? Sibuk ga?

Baran: maaf shani saya lagi ada kejaan..

Wajah shani berubah menjadi masam, dirinya mendengus.

Shani: emang kamu lagi ngepain sih?!

Baran: saya lagi jaga perairan, udah dulu ya





Shani menghela nfasnya, makin lama baran semakin mejauh darinya. Padahal dulu baran sudah hampir sangat dekat dengan dirinya.

Shani bangkit dari duduknya, ia berjalan cepat menghampiri chika yang tengah berbicara dengan managernya.

"Ikut gw!"ucap shani menari paksa tangan chika.

"Eh! Lepasin tangan gw! Lo apa apansih!"ujar chika berusaha melepaskan cengkraman shani di tanganya.

Shani tak menghiraukan ucapan dan ringisan yang keluar dari mulut chika.

Ia membawa chika di tempat yang sunyi. Kemudian ia melepaskan genggangaman tanyanya pada chika.

"Apa apaan sih lo! Sakit tangan gw tau gak?!"marah chika.

"Gw ga peduli, sekarang mending lo jawab pertanyaan gw... lo beneran udah nikah sama baran?"


Chika yang mendengar ucapan dari shani tersenyum miring.

"Iya, emang kenapa?"tanya chika meledek.

Nafas shani memburu, ia menarik emosi kerah baju chika.

"Apa? Mau marah...?"tanya chika.

"Lo tau kalau aran itu udah di jodohin sama gw! Kenapa lo rebut dia sari gw ha?!"teriak shani mendorong tubuh chika membuat tubuhchika terbentur cukup keras oleh tembok.

Chika meringis pelan merasa punggungnya yang sakit.

"Asal lo tau ya... sebelum lo kenal sama aran, gw udah lebih dulu kenal sama dia... lo ga tau aja kalau aran itu cinta mati sama gw. Mau dia di jodohin sama lo juga aran tetep milih gw kan?"jelas chika terkekeh kecil.

Chika merapikan sedikit bajunya yang berantakan.

"Sampai kapan pun, aran bakalan tetep milik gw"desis chika.

Ia berjalan pergi meninggalkan shani di sana.

Shani mengacak rambutnya frustasi.









Aran membuka pintu rumahnya dengan kuci serep yang ia bawa.

Terilihat rumahnya yang gelap, mungkin chika belum pulang.

Aran masuk berjalan mengidupi seluruh lampu di dalam rumah.

Setelahnya aran berjalan menuju kamarnya, ia membuka pakaiyan dinasnya lalu berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.







Setelah selesai, baran memakai kaus dan juga celana pendek. Ia keluar dari kamarnya berniat menunggu istrinya di ruang tamu saja.

Saat baran ingin mendudukan dirinya di sofa. Baran mendengar suara mobil di depan rumahnya.

Ia berjalan untuk mengintip di balik jendela. Keningnya mengerut bingung.

"Itu bukan mobil chika"gumam aran.

Mata aran melihat chika yang keluar dari mobil itu. Chika melambaikan tanganya saat mobil itu telah pergi.

Melihat chika yang berjalan menuju pontu rumah, aran dengan cepat membuka pintu rumahnya.

Chika menatap kaget ke arah baran.

"Kenapa?"tanya baran.

Chika menghela nafasnya."kamu ngagetin tau ga, aku pikir kamu belum pulang"

"Aku udah pulang dari tadi"sahut aran.

Chika langsung menghamburkan pelukannya pada aran.

"Aku kangen tau gak!"ucap chika ketus.

Baran terkekeh kecil, ia mengelus punggung istrinya.

"Pulang sama siapa tadi?"tanya aran.

Chika melepaskan pelukanya dari baran."em... aku... aku pulang sama temen..."ucap chika.

"Oh tapi~~"

"Temen cewek kok!"sahut chika cepat memotong ucapan dari aran.

Aran terkekeh kecil."aku ga nanyain itu, kok kamu jawab itu?"

Chika panik."em aku takut kamu cemburu jadi aku bilang itu... udah yuk masuk aku mau mandi terus istirahat"

Chika mendorong tubuh aran untuk masuk kedalam rumah.









Tbc

Sang DewiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang