"Kong, kamu jadinya masukin lamaran buat praktek magang kemana?"
"Aku jadinya di daerah sini aja, ke Perusahaan Y."
"Disana cuma nerima 2 orang kan ya? Yaudah deh aku juga masukin sana."
"Loh? Katanya Kay, bukanya kamu mau ke perusahaan yang di kota?"
"Gapapa, biar ada temen juga. Kerjaan kamu gimana? Ga berhenti dulu aja Kong? Magang nya kan full setiap hari."
"Aku bisa ambil pas weekend, atau shift ku diganti ke malem."
"Jangan terlalu maksain ya, Kong."
"Iya, Olive."
Arthit mendengar percakapan Kongpob dan seorang wanita yang baru saja dia dengar bernama Olive berjalan melewati gerbang kampus.
Seminggu setelah pertemuanya di mall dengan Kongpob, setelah pekerjaanya di kantor tidak terlalu sibuk, rutinitas Arthit kini menunggu seseorang di samping gerbang depan Universitas X.
Arthit tidak tahu jadwal Kongpob, tidak tahu apakah hari ini dia ada kelas, ataupun tahu dia akan pulang jam berapa, tapi Arthit akan tetap datang dan menunggu. Ini sudah hari ke tiga sejak dia melakukanya, dia belum beruntung untuk bertemu Kongpob dua hari kebelakang, dia harap akan bertemu denganya hari ini, dan akhirnya dia menemukanya.
Kongpob dan Olive berjalan melewatinya, sepertinya mereka masih belum sadar ada seseorang yang memerhatikan mereka berdua.
"Kongpob.." Panggil Arthit membuat orang yang dipanggil berbalik,
Kongpob sedikit tersentak melihat keberadaan dirinya, Kongpob hanya berdiri di tempat tanpa menyapanya balik, sangat terlihat dia merasa tidak nyaman dan ingin segera pergi dari sana.
"Kongpob? Kenalan kamu?" Tanya Olive.
"Kongpob, aku mau bicara." Timpal Arthit sebelum Kongpob mengatakan dirinya tidak mengenal Arthit, lagi.
Arthit melirik ke arah Olive seakan meminta gadis itu untuk pergi dan membiarkan mereka berdua berbicara, sepertinya Olive mengerti maksud Arthit karena sesaat kemudian dia berkata pada Kongpob bahwa dirinya akan menunggu di tempat lain,
"Kamu disini aja." Ujar Kongpob tegas, dia menarik tangan Olive mendekat padanya, sontak perhatian Arthit tertuju pada genggaman tangan mereka. Hati nya merasa tidak nyaman melihat pemandangan didepannya.
Disisi lain Olive pun melirik tanganya yang di genggam erat Kongpob. Senyuman terkembang di wajah cantiknya, ini pertama kalinya Kongpob menggenggam tanganya, rasanya hangat.
"Dia siapa?" Arthit tidak sadar menyuarakan pikiranya, pandanganya sontak beralih pada Kongpob. Ekspresi orang di depanya datar, Arthit tidak bisa menebak maksud dari ekspresinya.
"Itu bukan urusan Anda. Saya tidak menyangka kita bisa bertemu disini. Maaf jadi menganggu pandanganmu. Ada apa?"
Arthit terdiam, dia tidak suka mendengar suara Kongpob yang terdengar dingin. Sangat berbeda dengan nada suara yang dia pakai saat berbicara dengan Olive tadi. Hilang sudah Kongpob yang selalu berbicara padanya dengan nada suara yang lembut, dulu dia bahkan tidak pernah meninggikan suaranya walau dalam keadaan marah.
Sebenci itu kau padaku Kongpob?
"Kalau tidak ada perlu apapun. Kami permisi." Kongpob dan Olive mulai melangkah namun perkataan Arthit membuat Kongpob menghentikan langkahnya,
"Tu- tunggu." Sial, suara Arthit bergetar.
"Bagaimana kabarmu Kong?"
Arthit tidak mengerti pada dirinya sendiri, dari segala hal yang memenuhi pikiranya, hanya pertanyaan itu akhirnya yang dia lontarkan, ekspresi Kongpob masih datar.
YOU ARE READING
REMORSE
FanfictionSOTUS Fanfiction tentang penyesalan Arthit dan Kongpob serta bagaimana mereka mengatasinya. Notes: bxb M-Preg Penggunaan kata-kata kasar. Some caracters belong to the original owner Bittersweet. All photos credit to the original owner.