Kongpob meneleponya. Haruskah Arthit angkat?
Arthit menarik nafas panjang, mencoba sebisa mungkin membuat nafasnya kembali normal sebelum menerima panggilan tersebut,
"Halo Kak Arthit?"
"Halo Kongpob."
"Kalian sudah pulang? Aku sebentar lagi sampai."
"Kita masih di stasiun, sebentar lagi kita pulang."
"Oh.. Syukurlah. Kalian sudah makan? Aku bisa beli makanan dulu sebelum pulang."
"Tidak usah.. kita beli banyak makanan kok."
"Baiklah. Em.. Arka ada bersamamu Kak? Aku mau bicara sama Arka sebentar?"
Arthit berpikir sejenak, apa yang harus dia katakan sekarang?
"Boleh.. tapi Arka lagi di toilet sekarang. Aku akan telepon kembali saat Arka sudah selesai, ya?" Arthit berbohong.
Sebenarnya Arthit tidak ingin berbohong pada Kongpob. Tapi.. Arthit tidak mau Kongpob khawatir, ditambah lagi semua ini salahnya, Arthit akan berusaha mencari Arka apapun yang terjadi.
"Tidak apa Kak, aku akan menunggu. Arka tidak akan selama itu di toilet bukan?"
Oke sekarang bagaimana?
Panggilan telepon mereka masih terhubung walau sudah lima menit berlalu.
Kongpob terus memanggilnya dari ujung sana namun Arthit hanya terdiam. Dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan, jantungnya berdegup lebih cepat.
Sepertinya tidak berguna Arthit menutupi ini, Kongpob harus tau, dia berhak tau.
"Halo.. Kak Arthit? Kau masih disana?"
"Um Kongpob, maafkan aku.. tapi Arka.."
"Arka kenapa?"
"Arka.. hilang.."
"Arka hilang?! Kok bisa?!"
"Maafkan aku tapi Arka sungguh hilang-"
"Kau tidak sedang bercanda kan?"
"Aku tidak akan membuat lelucon seperti ini Kongpob-"
"Bagaimana Arka bisa hilang?! Kau tidak menjaganya?!" Wajar jika nada bicara Kongpob meninggi sekarang. Arthit bahkan bisa merasakan emosi Kongpob lewat nafasnya yang berat.
"Arka tiba-tiba hilang, Aku menyuruhnya menungguku saat-"
"Kakak sengaja kan melakukan ini?!"
"Hah?!"
"Kalau kau membeciku lampiaskan padaku! Jangan pada Arka! Kau sengaja kan?! Kau mau balas dendam karena aku memisahkan kalian selama ini dan sekarang kau mau memisahkanku dengan Arka?! Begitu?!"
"Kongpob tenang! Tidak ada yang ingin hal ini terjadi-"
"Kau masih bisa menyuruhku tenang?! ARKA HILANG! Kau pikir aku bisa tenang?! Aku bukan kau yang tidak peduli pada Arka!"
"Dengar.. aku sedang mencoba mencarinya-"
"Tidak perlu. Dari awal tidak seharusnya aku percaya padamu. Seharusnya dari awal aku tidak biarkan kalian bertemu."
"Kongpob dengarkan aku dulu-"
"Jangan pernah temui Arka lagi."
"Kongpob! Hei Kongpob-"
Hanya suara panggilan terputus yang terdengar setelah itu.
Arthit mencoba menghubungi Kongpob berkali-kali namun dia tidak menjawab. Kongpob bahkan mematikan ponselnya sekarang.
YOU ARE READING
REMORSE
FanfictionSOTUS Fanfiction tentang penyesalan Arthit dan Kongpob serta bagaimana mereka mengatasinya. Notes: bxb M-Preg Penggunaan kata-kata kasar. Some caracters belong to the original owner Bittersweet. All photos credit to the original owner.