chapter 16.1

132 20 4
                                    

4 tahun yang lalu.

Arthit terbangun dari tidurnya. Kepalanya terasa sangat berat, sepertinya dia terlalu banyak minum semalam.

Arthit merasakan dirinya terbaring di kasur yang empuk. Bagaimana caranya dia bisa sampai di asrama? Apa dia sendiri yang memanggil taxi? Atau ada seseorang yang membawanya pulang? Arthit tidak ingat.

Arthit melihat tubuhnya yang ditutupi selimut. Tubuhnya bersih juga wangi. Apa Arthit sempat mandi semalam sebelum tidur? Arthit juga tidak ingat.

Saat Arthit mencoba duduk dari tidurnya, rasa sakit yang sangat langsung terasa dari bagian belakang tubuhnya. Apa semalam dirinya sempat terjatuh? Atau apa dia bertengkar dengan preman jalanan? Sial! Lagi-lagi Arthit tidak ingat apapun.

Arthit mulai memerhatikan sekeliling ruangan kamar. Cukup lama untuknya sadar bahwa tempat itu.. bukan kamar asrama miliknya. Panik, Arthit langsung mencoba untuk berdiri namun lagi-lagi rasa sakit dari kepala juga tubuhnya memaksa Arthit kembali terbaring.

Arthit mulai merasa takut sekarang. Siapa yang membawanya semalam? Apa dia pergi dengan orang asing dan menghabiskan malam denganya? Sial! Ayolah Arthit coba ingat sesuatu!

Hal terakhir yang dia ingat adalah dia sangat sedih semalam dan memutuskan untuk banyak minum di sebuah bar. Arthit juga ingat saat itu dia melihat dua orang juniornya yang sedang tertawa, menghabiskan waktu bersama teman-temanya.

Setelah itu.. apa yang terjadi? Arthit tidak ingat. Apa mereka yang membawanya ke hotel ini? Tapi kenapa? Kenapa mereka tidak langsung membawa dia ke asramanya? Lalu dimana mereka sekarang?

Seakan menjawab pertanyaanya, seseorang keluar dari kamar mandi dengan pakaian lengkap. Salah satu junior yang dia temui di bar malam itu, Kongpob.

Dia kah yang membawanya kemari?

"Kak Arthit sudah bangun? Bagaimana keadaanmu Kak? Apa Kakak lapar? Aku sudah beli sarapan dan obat buatmu." Tanya junior itu santai seakan tidak melihat raut bingung di wajah Arthit.

"Kau yang membawaku kesini?"

"Iya Kak."

"Kongpob, apa semalam aku terjatuh atau mungkin bertengkar dengan seseorang? Tubuhku sakit, terutama bagian belakangku."

Arthit bisa melihat Kongpob tersentak dengan pertanyaanya, kenapa? Apa dia mengatakan sesuatu yang salah?

Tunggu..

Mereka ada di kamar hotel, hanya berdua. Walau tubuhnya bersih dan wangi, namun tetap saja tubuhnya tanpa busana dibalik selimut itu. Ditambah lagi bagian belakangnya yang sakit, apa mungkin mereka.. tidak mungkin!

Kongpob bukan orang seperti itu.

"Kau.. tidak ingat Kak?" Tanya Kongpob dengan tatapan tidak percaya.

"Ingat apa?!"

Tolong jangan katakan hal yang tidak ingin aku dengar Kongpob.

Dengan nada pelan Kongpob menjawab, "Semalam kita.. kita melakukan itu."

"Melakukan apa?"

"Itu.. kau pasti tau maksudku."

Itu? tunggu.. tidak mungkin!

"Jangan main-main denganku Kongpob!"

"Aku serius Kak." Jawabnya tegas.

"Kau tidak mungkin melakukan itu! Katakan padaku yang sebenarnya."

"Maaf.. tapi.. kau dan aku memang-"

Kongpob yang tidak bisa melanjutkan perkataanya kini menundukkan kepala.

REMORSEWhere stories live. Discover now