"Ayah. Qaila kangeeennn banget.” Qaila memeluk Azzam begitu erat.
Mereka berdua sudah tiba di rumah Azzam dan Almira. Sedari tadi Qaila tidak lepas memeluk Azzam. Aldan merasa gemas melihatnya dan juga sedikit cemburu pada mertuanya.
"Qai lepasin. Gak malu di liatin Aldan?" ujar Azzam berusaha melepaskan pelukan putrinya. Azzam mengetahui bahwa Aldan tengah cemburu melihat Qaila terus menempel padanya. Ya, walaupun itu sedikit terbilang heran.
Qaila menggeleng, ia semakin mengeratkan pelukannya.
Almira yang duduk di sebelah Qaila mengelus punggung Qaila lembut.
Qaila menoleh. Dan berganti memeluk bundanya.
"Mandi dulu. Makan, lalu istirahat ya? " ucap Almira.
"Bentar lagi bun," respon Qaila. ”Qaila juga kangen banget ni sama bunda.”
Almira menghela napas lalu menoleh pada Aldan. "Ayan mau makan dulu apa mandi?" tanya Almira.
"Mandi dulu aja," jawab Aldan. Almira pun melepas pelukannya dan berdiri mengantar Aldan ke kamar mandi, meninggalkan Qaila dan Azzam berdua.
"Ayah ustaz Aldan itu siapanya Qaila dan siapanya Ayah?" tanya Qaila setelah Almira dan Aldan pergi.
Azzam tersenyum lalu mengecup kening Qaila. Dan kembali menatap Anak satu-satunya itu dengan sayang.
"Mandi gih. Kamu bau tau," ucap Azzam membuat Qaila cemberut.
"Ayah ih! Gak lucu. Qai tuh nanya, bukannya dijawab malah ngeledek!" kesel Qaila, bibirnya maju beberapa senti.
"Nanti ayah jawab. Sekarang kamu mandi, makan dan istirahat."
"Jawab aja sekarang Qai kepo nih," kekeh Qaila. "Beneran ada apa-apa nya ini mah."
"Emang keras kepalanya gak ilang-ilang ya," heran Azzam.
"Ayo ayah kasih tau." Qaila menggoyang -goyangkan tangan Azzam seperti anak kecil.
"Nanti. Kamu akan dapat jawaban dari Aldan langsung," ucap Azzam lalu berdiri.
Azzam menoleh lebih dulu sebelum pergi. Melihat Qaila yang masih cemberut. "Gak kangen sama Mira?" tanya Azzam, mencoba mengalihkan pembicaraan.
Qaila mendongak. "Kangen. Miranya di mana?" tanya Qaila.
"Ikut Ayah," suruh Azzam, dan Qaila menurut, ia mengikuti Azzam.
Saat melihat Mira, Qaila langsung menggendongnya ke dalam dekapannya. Dan menciumnya beberapa kali.
"Mira udah punya anak," ucap Azzam memberi tau.
"Kemana anaknya?" tanya Qaila tanpa menoleh.
"Di halaman belakang mungkin," jawab Azzam. "Ayah mau selesaikan pekerjaan ayah dulu. Setelah itu kita makan malam ya?" lanjut Azzam sambil mengelus kepala Qaila.
Qaila mengangguk sebagai jawaban. Lalu Azzam pun pergi dari sana.
Terlihat seorang pria berjalan menghampiri Qaila dan di tangannya membawa makhluk yang sama seperti yang Qaila gendong. Bedanya yang di bawa pria itu lebih kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love To Death
Random"𝓣𝓲𝓭𝓪𝓴 𝓪𝓴𝓪𝓷 𝓶𝓾𝓷𝓰𝓴𝓲𝓷 𝓽𝓮𝓻𝓽𝓾𝓴𝓪𝓻 𝓪𝓹𝓪 𝔂𝓪𝓷𝓰 𝓼𝓾𝓭𝓪𝓱 𝓐𝓵𝓵𝓪𝓱 𝓽𝓪𝓴𝓪𝓻 𝓭𝓪𝓷 𝓽𝓲𝓭𝓪𝓴 𝓪𝓭𝓪 𝔂𝓪𝓷𝓰 𝓵𝓮𝓫𝓲𝓱 𝓘𝓷𝓭𝓪𝓱 𝓼𝓮𝓵𝓪𝓲𝓷 𝓽𝓪𝓴𝓭𝓲𝓻-𝓷𝔂𝓪." -𝓜𝓾𝓱𝓪𝓶𝓶𝓪𝓭 𝓐𝓵𝓭𝓪𝓷 𝓐𝓵 𝓑𝓪𝓺𝓲. ...