"Jika kita membiarkan wanita mandiri. Lalu, apa gunanya kita sebagai pasangannya?"
--Muhammad Aldan Al Baqi
Hari ini adalah hari pertama Aldan bekerja di perusahaan milik Azzam yang kini sudah resmi menjadi miliknya. Perusahaan yang Azzam wariskan pada Qaila kini diurus oleh Aldan karena Qaila malas untuk mengurusnya.
Kemeja putih, jam tangan, serta dasi yang terpasang rapi membuat ketampanan Aldan bertambah.
Menghela napas lalu menghembuskannya secara perlahan. Aldan tersenyum tipis melihat dirinya di pantulan cermin. Lama ia menatap dirinya di cermin ia beralih mengambil jas hitamnya dan mulai merapikannya dan kembali bercermin.
Menghela napas lagi. Setelah itu Aldan berjalan ke bawah menemui Qaila yang tengah memasak untuk dirinya.
Tiba di sana Aldan tersenyum melihat Qaila yang masih mengenakan daster selutut. Ia berjalan menghampirinya dan langsung memeluk Qaila dari belakang membuat Qaila terkejut.
"Qaila pikir siapa," ucap Qaila saat melihat siapa yang memeluknya.
"Ya siapa lagi kalau bukan A'a. Kan yang tinggal disini cuma kita berdua," balas Aldan.
"Iya, ya," beo Qaila.
"Bikin apa?" tanya Aldan.
Qaila menoleh lalu menjawab. "Sup ayam kesukaan A'a," balasnya.
"Wanginya kaya gak asing," ucap Aldan saat hidungnya mencium aroma sup yang Qaila buat.
Qaila tersenyum tipis. "Qaila di kasih tau sama ummi resep sup ayam kesukaan A'a."
"Jangan peluk Qaila lama-lama nanti baunya Qaila nempel loh. Kan Qaila belum mandi," lanjutnya.
"Baunya kamu sama baunya A'a itu udah menyatu," balas Aldan.
Qaila mengerutkan keningnya. "Menyatu?"
Aldan berdeham menjawabnya.
"Ko bisa menyatu? Aneh."
"Kan kamu tiap malam A'a peluk."
"Ish! Sana jangan ganggu Qaila lagi masak. Nanti kalau masakan Qaila gak enak gimana?" ucap Qaila menggoyangkan badannya berusaha melepaskan pelukan Aldan karena tangannya sedang memegang wadah bumbu.
"Dengan cara A'a peluk kamu itu bisa menambah keenakan makanannya tau," Aldan masih erat memeluk Qaila.
"Hem... Mitos dari mana itu?".
KAMU SEDANG MEMBACA
Love To Death
Random"𝓣𝓲𝓭𝓪𝓴 𝓪𝓴𝓪𝓷 𝓶𝓾𝓷𝓰𝓴𝓲𝓷 𝓽𝓮𝓻𝓽𝓾𝓴𝓪𝓻 𝓪𝓹𝓪 𝔂𝓪𝓷𝓰 𝓼𝓾𝓭𝓪𝓱 𝓐𝓵𝓵𝓪𝓱 𝓽𝓪𝓴𝓪𝓻 𝓭𝓪𝓷 𝓽𝓲𝓭𝓪𝓴 𝓪𝓭𝓪 𝔂𝓪𝓷𝓰 𝓵𝓮𝓫𝓲𝓱 𝓘𝓷𝓭𝓪𝓱 𝓼𝓮𝓵𝓪𝓲𝓷 𝓽𝓪𝓴𝓭𝓲𝓻-𝓷𝔂𝓪." -𝓜𝓾𝓱𝓪𝓶𝓶𝓪𝓭 𝓐𝓵𝓭𝓪𝓷 𝓐𝓵 𝓑𝓪𝓺𝓲. ...