Pokonya VOTE dulu baru baca, ya!
Dan satu lagi jangan lupa Coment-nya -_-
HAPPY READING!!
SEMUANYA♡VOTE DULU! -_-
UDAH DI VOTE BELUM?
-__-
HAPPY READING!
SEMOGA SUKA *-*Pertama yang harus Qaila lakukan sekarang adalah, menghafal surat Al-mulk. Agar pria itu mengembalikan ponselnya lagi. Dari pagi sampai siang, Qaila belum keluar-keluar dari kamarnya. Bahkan ia tidak keluar untuk mengambil minum. Qaila menahan haus sejak malam. Terakhir ia minum kemarin malam sebelum tidur.
Seisi rumah panik, bagaimana tidak. Qaila tidak kunjung-kunjung membuka pintunya. Terutama Aldan. Pria itu dari pagi membujuk Qaila untuk keluar, tetapi usahanya tidak ada yang berhasil.
"Apa kalian bertengkar?" Tanya umi Tipah.
Adanya menggeleng menjawabnya.
"Umi mau lanjut masak dulu ya. Kalau Qaila sudah keluar kasih tau umi," ucap umi Tipah lagi. Setelah mendapat anggukan kepala dari Aldan, Ia melangkah pergi ke dapur.
Aldan berjalan mengambil kursi. Ia duduk di dekat pintu kamar Qaila, menunggu gadis itu keluar.
Sudah 1 jam Aldan duduk disana. Dan juga umi Tipah sudah 3 kali kesana. Qaila belum juga keluar. Mungkinkah Aldan melakukan kesalahan. Tetapi, ia menahan umi Tipah untuk menelepon ayah Qaila. Aldan tidak yakin kalau Qaila marah karenanya, tetapi jika memang ia, Qaila marah padanya. Aldan akan menghadapinya. Tapi apa salahnya? Adanya terus berpikir memikirkan apa kesalahan yang ia perbuat pada Qaila.
Suara kunci pintu membuat Aldan yang duduk tiba-tiba berdiri menghadap pintu.
Kedua sudut bibir pria itu mengembangkan saat melihat Qaila keluar. Tetapi, Aldan seketika panik saat melihat wajah Qaila yang pucat. Aldan segera menangkap Qaila saat gadis itu mau terjatuh.
"Air, air, air mana?" ucap Qaila dengan lemasnya.
"Air?" Beo Aldan.
"Air, haus," ulang Qaila, mendongak menatap Aldan.
"Kamu duduk dulu." Aldan menggendong Qaila sampai kasur. Dan ia mendudukan Qaila disana.
"Tunggu disini. Saya akan ambilkan kamu minum." Setelah mengatakan itu Aldan pergi mengambil air untuk Qaila.
Tidak membutuhkan waktu yang lama. Aldan datang dengan segelas air putih, segera ia berikan pada Qaila. Qaila meminumnnya sampai habis. "Lagi," ucap Qaila, kembali memberikan gelasnya pada Aldan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love To Death
Random"𝓣𝓲𝓭𝓪𝓴 𝓪𝓴𝓪𝓷 𝓶𝓾𝓷𝓰𝓴𝓲𝓷 𝓽𝓮𝓻𝓽𝓾𝓴𝓪𝓻 𝓪𝓹𝓪 𝔂𝓪𝓷𝓰 𝓼𝓾𝓭𝓪𝓱 𝓐𝓵𝓵𝓪𝓱 𝓽𝓪𝓴𝓪𝓻 𝓭𝓪𝓷 𝓽𝓲𝓭𝓪𝓴 𝓪𝓭𝓪 𝔂𝓪𝓷𝓰 𝓵𝓮𝓫𝓲𝓱 𝓘𝓷𝓭𝓪𝓱 𝓼𝓮𝓵𝓪𝓲𝓷 𝓽𝓪𝓴𝓭𝓲𝓻-𝓷𝔂𝓪." -𝓜𝓾𝓱𝓪𝓶𝓶𝓪𝓭 𝓐𝓵𝓭𝓪𝓷 𝓐𝓵 𝓑𝓪𝓺𝓲. ...