LTD - Bagian 4

9.3K 591 23
                                    

Usai melaksanakan shalat tahajut. Qaila duduk menatap punggung Aldan yang kokoh dan gagah itu. 

Tak lama Aldan membalikan badannya menghadap Qaila. Mata mereka bertemu, mereka saling beradu pandang. Tak sadar Aldan tersenyum lalu ia menyodorkan tangannya pada Qaila. Dan Qaila mengerti apa maksud Aldan, ia pun mencium tangan Aldan. 

Lah? Kenapa ia selalu menurut? Qaila menepis tangan Aldan setelah selesai mencium telapak tangan kekar Aldan.

Tetapi, tunggu! Hal seperti itu bukankah harus dilakukan oleh sepasang suami istri? Qaila diam sejenak. Ia tersadar lalu menjauh dari Aldan. Tetapi Aldan malah mendekat padanya membuat Jantung Qaila berdetak begitu cepat. Ia terkejut dengan apa yang dilakukan Aldan padanya barusan. Aldan mencium keningnya. 

"Sebenarnya, lo, ini siapa si?" Tanya Qaila. 

Aldan menolehkan kepalanya ke samping melihat jam dinding di kamarnya. "Ini udah malam. Sana tidur," suruh Aldan. 

"Apa mau tidur bareng saya disini?" lanjutnya yang langsung dapat tolakan dari Qaila. 

Dengan gesit Qaila membuka mukenanya lalu memberikannya pada Aldan yang masih duduk sila di tempatnya. 

Aldan mendongak menatap Qaila yang tidak mengenakan hijab. Sejak tadi setelah mengambil air wudhu, Qaila tidak lagi mengenakan hijabnya. Aldan tidak kuasa menahan senyum. Saat Qaila tidak mengenakan hijab terlihat begitu cantik dengan rambutnya yang lurus bergelombang itu. Qaila di mata Aldan begitu sempurna.  

"Pakai hijabnya dulu," ucap Aldan. Ia berdiri. 

"Males," respon Qaila membuat Aldan langsung menyentil kening Qaila. Dan hal itu membuat Qaila kesakitan sembari menatap Aldan dengan kesal. 

"Ka Ayaaannnn!" 

Suara anak kecil itu terdengar keras oleh mereka. Sontak mereka berdua menoleh ke arah sumber suara dan… Pintu kamar terbuka sangat lebar.

"Eyen!" panggil papah Seyena. Anak kecil itu bernama Seyena, yang kerap di panggil Eyen. 

Aldan yang melihat papah Seyena berdiri menatap Qaila, dengan cepat ia menarik Qaila ke dalam pelukannya dan menutupi kepala Qaila dengan hijab yang ia pegang. 

"Maaf-maaf. Mas gak sengaja," ucap Eron papah Seyena. Eron menarik Seyena dan menggendong nya. 

Aldan menghela napas lalu menghembuskannya secara perlahan sembari menatap Eron datar. 

"Itu ciapa ka Ayan?" tanya Seyena polos. Menunjuk wanita yang sedang di peluk Aldan. 

"Ini udah malam. Ka Ayan-nya mau tidur. Kamu juga harus tidur, oke?" ucap Eron lalu melangkah pergi, tak lupa ia juga menutup kembali pintunya dengan rapat. 

Menghela napas lega. Aldan menundukan kepalanya menatap Qaila yang ternyata sedang menatap-nya juga. 

Mata Qaila teralihkan saat Aldan menelan ludahnya. Satu benda yang selalu membuat Qaila greget ingin menyentuhnya dan ingin sekali menangkapnya. 

Dengan tidak sopan Qaila menggerakan tangannya ke arah leher Aldan dan menyentuh benda yang membuatnya greget itu. Qaila kembali menyentuhnya karena ia tak mendapatkannya tetapi tak berhasil, karena Aldan dengan cepat mendorong Qaila menjauh darinya membuat Qaila hampir tersungkur. 

Love To Death Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang