Rumah bercat putih mulai kelihatan dari jalan. Saat Aldan berbelok di pertigaan, ia tidak sengaja menabrak pria berkendara motor.
Aldan terkejut. Begitu juga dengan Qaila dan anak kecil di pangkuan Aldan. Aldan memindahkan Ara pada pangkuan Qaila dan ia segera turun untuk menghampiri orang tersebut yang tidak sengaja ia tabrak.
Aldan membantu pria itu membangunkan motor Kawasaki Ninja hitam. Aldan bertanya dengan raut wajah khawatir. "Kamu enggak apa-apa?"
Di balik helm hitamnya, pria itu melirik Aldan kesal. Sementara Aldan terus memperhatikan pria itu.
"Kamu serius enggak apa-apa?" tanya Aldan lagi.
Qaila memperhatikan mereka di dalam mobil tetapi, saat pria itu membuka helmnya, Qaila membulatkan matanya terkejut.
Tidak lama dari itu Aldan kembali masuk ke dalam. Tidak lama, pria itu berlalu pergi.
"Qaila," panggil Aldan. Melihat Qaila diam mematung membuat Aldan mendekat.
"Kenapa?" tanyanya, kemudian menatap Ara yang sama diam dengan polos.
Ara menggeleng saat Aldan menatapnya. Ia paham akan maksud tatapan Aldan itu.
"Aku ga apa-apa," jawab Qaila pada akhirnya.
"Pria tadi enggak apa-apa. Dia baik-baik aja," ucap Aldan memberitahu.
Qaila menoleh. "Iya. Kita bentar lagi sampai kan?"
"Iya. Udah ga sabar ya?" ujar Aldan. Ia kembali ke posisi duduknya dan mulai menghidupkan mesinnya. Sebelum menancap gas, Aldan melirik Qaila. Gadis itu kembali diam seperti sedang memikirkan sesuatu. Aldan dapat merasakannya.
🐜🐜🐜
Hanum semakin memelankan langkahnya saat melihat seseorang yang tidak asing di matanya.
"Gue ga salah liat kan? Itu beneran dia?" Ujar Hanum. Ia menyipitkan matanya untuk sedikit memperjelas. "Iya, itu dia."
"Tobat? Tobat apaan," ujarnya lagi, menggerutu kesal.
Semakin dekat dengan 2 orang itu. Hanum mengalihkan pandangannya. Ia pokus berjalan menghadap kedepan. Jika tidak pokus bisa-bisa ia menabrak seseorang saat berjalan. Karena malam ini mall sangat ramai pengunjung.
"Hanum."
Suara itu membuat Hanum membalikkan seluruh badannya ke belakang. Hanum tidak dapat melihat siapa yang memanggilnya. Mall hari ini begitu ramai sehingga membuatnya tidak bisa melihat siapa yang memanggilnya. Hanum pun kembali berjalan.
"Hey." Halex berdiri tepat di depan Hanum. Membuat gadis itu terkejut atas munculnya pria itu di hadapannya tiba-tiba seperti setan.
Hanum diam tidak menjawab pria itu. Kini ia kembali berjalan dengan santai dan mengabaikan pria di sebelahnya.
"Kamu pake apa?" Tanya Halex. Kedua tangannya dimasukkan kedalam saku celananya sementara kedua matanya terus menatap Hanum.
Hanum mengerutkan keningnya. Kenapa pria itu bertanya demikian. Apa maksudnya? Hanum melirik sekilas, hanya melirik. Tidak menjawab.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love To Death
Random"𝓣𝓲𝓭𝓪𝓴 𝓪𝓴𝓪𝓷 𝓶𝓾𝓷𝓰𝓴𝓲𝓷 𝓽𝓮𝓻𝓽𝓾𝓴𝓪𝓻 𝓪𝓹𝓪 𝔂𝓪𝓷𝓰 𝓼𝓾𝓭𝓪𝓱 𝓐𝓵𝓵𝓪𝓱 𝓽𝓪𝓴𝓪𝓻 𝓭𝓪𝓷 𝓽𝓲𝓭𝓪𝓴 𝓪𝓭𝓪 𝔂𝓪𝓷𝓰 𝓵𝓮𝓫𝓲𝓱 𝓘𝓷𝓭𝓪𝓱 𝓼𝓮𝓵𝓪𝓲𝓷 𝓽𝓪𝓴𝓭𝓲𝓻-𝓷𝔂𝓪." -𝓜𝓾𝓱𝓪𝓶𝓶𝓪𝓭 𝓐𝓵𝓭𝓪𝓷 𝓐𝓵 𝓑𝓪𝓺𝓲. ...