Bagian 2. Resign

820 86 11
                                    

02. Resign

Menjadi arsitek bukanlah hal yang mudah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Menjadi arsitek bukanlah hal yang mudah. Bukan hanya menghabiskan waktu, tenaga dan uang tetapi juga merelakan kesenangan masa muda untuk berkutat menyelesaikan tugas desain yang terus menumpuk setiap hari.

Deadlinenya pun kadang terlalu mepet, sedangkan tugas bukan hanya satu, sehingga alternative terbaik adalah begadang berhari-hari.

Masa perkuliahan sudah menjadi momok menakutkan untuk semua mahasiswa yang terlanjur basah nyemplung jurusan arsitektur. Tidak ada pilihan lain untuk berhenti atau berbalik arah.

Sampai akhirnya setelah perjuangan gila-gilaan dan sering dipanggil mahasiswa antisosial karena jarang hangout keluar, Gita bisa lulus dengan prediket cumlaude dalam waktu 4 tahun.

Silsilah keluarga besarnya yang bekerja dalam bidang kesehatan sangat mengapresiasi keinginan perempuan itu yang ingin menjadi berbeda. Dan keinginan itu benar-benar terwujud saat Gita yang fresh graduate akhirnya mampu masuk firma arsitektur, menjadi seorang drafter.

Drafter adalah asisten arsitek yang bertugas membuat gambar kerja bangunan secara detail. Namun ide rancangannya sendiri berasal dari arsitek.

Walau memang kala itu dirinya belum bisa bekerja sebagai arsitek secara mandiri, namun menjadi asisten arsitek menjadi kebahagiaan kecil untuk Gita yang masih naif tentang hidup.
Semua itu sudah berlalu, kini Gita sudah menjadi arsitek handal, berbagai proyek sudah dijalani, membuat perempuan itu menjadi lebih tersorot karena rekan-rekannya yang dominan sebagai laki-laki.

Hidup Gita tidak akan pernah sempurna, namun ia merasa cukup dan bahagia. Tidak hanya dikaruniai seorang suami yang mencintainya, mereka juga diberi hadiah dalam bentuk Sesillia Abidarma.

Semua itu harusnya cukup untuk Gita, tidak perlu karir yang cemerlang, ia hanya butuh mereka berdua. Tak apa untuk sekarang, Gita merelakan pekerjaan yang dicintainya, hanya perlu adaptasi, maka ia akan terbiasa.
Yakin Gita dalam hati.

“ Kamu yakin, Ni?” tanya wakil direktur di firma ‘Abimanyu’ arsitektur, selepas sebuah amplop berisi pengajuan resign tergeletak di meja.

Karendra Abimanyu, rekan kerja sekaligus anak tunggal pemilik perusahaan –Darian Abimanyu, menengadah untuk menyorot raut Gita.

Panggilan Nia sudah sering terucap oleh Karendra sejak jaman kuliah. Mereka yang terpaut satu tahun menjadi akrab bahkan setelah mereka sama-sama menikah.
Di tempat duduk, Gita mengangguk dengan senyum.

“ Iya, Ren. Aku sudah memikirkan ini matang-matang kok.”

Gerakan tangan Karendra yang menelusur kertas dalam genggaman secara perlahan membuat Gita sedikit kikuk. Karendra terlihat lebih pendiam dibanding biasanya.

“ Apa ini gara-gara paksaan Gilang, Ni?”

Sorot tajam Karendra terasa menusuk yang akhirnya Gita tetap menjawab dengan gelengan kepala. Tidak baik juga untuk mengatakan masalah rumah tangga walau dengan teman sendiri.

“ Tapi ini pekerjaan yang kamu dambakan sejak dulu, Nia. Apa nantinya kamu ngga menyesal?” tanya Karendra, wajahnya berubah, dan Gita tidak mau mengartikannya sama sekali.

“ Ngga tau. Aku ngga tau nantinya akan menyesal apa ngga. Tapi aku harus melakukan ini, Ren. Sekarang hidupku bukan hanya seputar diri aku sendiri. Bukan hanya ego-ku untuk menjadi wanita mandiri yang cerdas dan sukses.” Gita menjeda dengan helaan napas.

“ Sagita Niadanti yang sekarang adalah seorang istri dari Gilang Abidarma dan ibu dari Sesillia Abidarma. Kini duniaku bukan lagi tentang aku saja, tapi juga mereka, Ren.” Jawab Gita.

Dan wajah lelaki itu berubah, seolah kenyataan telah melemparnya untuk sadar diri. Bahwa Gita yang dulu pernah ia kejar mati-matian, bukan lagi untuknya. Tapi milik seorang bernama Gilang Abidarma.

“ Aku izin keluar ya, Ren. Semoga kamu bisa segera memproses pengajuan resign-ku.” Kata Gita sembari mengembangkan senyum.

Kepala Karendra yang mulanya menunduk kembali mendongak menatap wanita ayu yang kini sudah hampir mencapai pintu.

“ Nia, apa kamu bahagia hidup bersama Gilang?”

Langkah pelan Gita menjadi berhenti, debar di dadanya bertalu amat kencang. Dan semua rasa sakit yang akhir-akhir ini ia simpan rapat-rapat, seolah siap keluar. Sungguh, hanya dipancing sebuah tanya sesederhana itu, Gita hampir menangis dan putus asa.

Tanpa berbalik, Gita berusaha mengeluarkan jawaban tanpa getar. Perempuan itu tidak mau Karendra ikut campur dengan hidupnya yang sudah rumit. Terlepas Karendra memang akan selalu baik dan akan selalu ada untuk membantunya. Tapi Gita dan Karendra harus sadar diri, mereka sudah sama-sama berkeluarga. Semua harus ada batasan yang jelas agar tidak ada kesalahpahaman yang terjadi nantinya.

“ Aku sangat bahagia, Ren. Pun jika tidak, kamu tidak perlu tahu dan ikut campur. Kini, kita sudah punya hidup masing-masing, bukan anak muda seperti dulu.” Jawab Gita.

Menimbulkan sebuah wajah sendu yang kembali terlukis di wajah Karendra. Tanpa sadar jemarinya sudah berubah menjadi kepalan erat, seakan ada lusinan emosi yang terkumpul disana dan siap diledakkan.
Gita kembali melangkah, saat Karendra kembali menginterupsinya.

“ Nia, terlepas kamu bohong apa ngga, kamu harus tahu, aku ngga main-main dengan kata-kataku sejak dulu. Aku rela melepas kamu untuk Gilang, asal dia mampu membuat kamu bahagia. Tapi jika tidak, aku ngga akan ragu rebut kamu dari dia. Ingat itu.” Katanya dengan suara dingin.

Membuat suasana yang awalnya sudah sunyi menjadi tidak nyaman.  Mengabaikan kedua matanya yang memanas dan memburam, Gita gegas memutar kenop untuk melarikan diri dari sorot mata dalam milik Karendra.
Yang seolah mampu menembus diri, sampai Gita menjadi takut lelaki itu akan tahu bahwa kini Gilang yang selalu ada untuknya, telah berubah menjadi sosok yang asing.

°°°

Character unlocked 🔓

Character unlocked 🔓

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

A/N :

Disclaimer dulu ya, cerita ini sungguh drama sekali, jadi kalau ngga tahan angkat tangan kehadapan kamera ya wkwkw. Canda elah.

Terus perlu aku ingetin lagi, ini jaerose story, kalau ada yang ngeship jaehyun sama idol yang lain ataupun rose sama idol lain itu bukan urusan ane. Oke?

Terus ini storynya agak bau2 fantasi jangan kaget ya wkwkw

Kalau mau baca ya silahkan, kalau tidak ya ngga apa-apa bestieeee

Mau lanjut kagak nih? Mumpung kerjanan aing lagi rada ngga banyak nich! 😉

Dan jangan lupa apresiasinya berupa votes dan komentar ya. Terima kasih ♥️♥️

Perempuan dari Masa Depan | SUDAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang