preview Extra Chapter 3

668 32 0
                                    

Dalam hidup ada bagian yang tidak bisa kita sangkakan kehadirannya, seperti biasan pelangi, yang indah tetapi rasanya tak bisa dimiliki. Itu yang Gita pikirkan tentang Gilang, yang kini sudah resmi menjadi suaminya.

Tentu ia masih ingat pemikiran naifnya yang mengharapkan Gilang benar-benar menjadi pendamping masa depannya, mengabaikan penolakan yang selalu pemuda itu lakukan sebelumnya, perlahan kepercayaan diri Gita pun luntur.

Seolah menjadikan Gilang sebagai whislist orang yang ia bersamai di masa depan makin menipis.

Namun sekali lagi, takdir manusia tidak akan ada yang bisa mengerti kecuali Tuhan sendiri. Jadi sekarang menikmati wine bersamaan dengan belitan lengan besar dari belakang tubuhnya, disusul wangi musk yang menguar pekat, membuat Gita sadar bahwa hari ini bukanlah mimpi. Bahwa nama keluarga Abidarma yang seperti khayalan, kini tersemat dibelakang namanya.

" Sudah selesai mandi?" tanya Gita sembari mengelus tangan Gilang diatas perutnya.

Deheman yang menjadi jawaban, udara yang terlampau dingin karena air conditioner makin membuat Gita merinding kala tengkuknya merasakan kecupan basah suaminya. Gita tahu, bahwa malam pertama yang dinanti-nantikan oleh pengantin baru akan terjadi malam ini. Itu hal lumrah, namun membayangkan melakukan dengan intim bersama sang pujaan hati membuat Gita diserang nervous.

Belum juga kesadaran Gita penuh, kala tubuhnya kemudian berbalik, jemari besar Gilang segera terselip kebelakang tengkuknya, menarik wajah Gita untuk menyatukan bibir keduanya. Bibir Gita yang terasa dingin menjadi hangat saat merasakan lumatan yang dialamatkan sang suami bergantian dari bibir atas ke bibir bawahnya.

Jemari besar Gilang beralih perlahan ke tengkuk atas, menahan pergerakan kepala Gita yang ingin menjauh. Ciuman yang mulanya lembut, berubah dengan cepat. Gilang mencium keras, panas nan menuntut.

Pergerakan kikuk Gita yang awalnya malu-malu menjadi mengikuti tempo, kala akhirnya Gita membuka bibir saat lidah Gilang menggerakan lidah mengetuk, membuat lidah pria itu menjelajah disana dalam tempo yang naik.

Dst.

Perempuan dari Masa Depan | SUDAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang