Bagian 13. Loker Nomer 27

578 77 17
                                    

13. Loker Nomer 27

 Loker Nomer 27

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

2010 

📩 Alicia : Cuk, gue kelar kira-kira 15 menitan lagi, lo tunggu gue di koridor aja ya hehe

Gita mendengus, sosok berperawakan tinggi kurus dengan tatanan khas rambut mirip seperti dora itu kadang memang terlalu kasihan untuk dibenci. Alicia adalah definisi jelas mengenai perempuan independen nyerempet aneh karena berani masuk ke jurusan teknik mesin; yang tentunya mayoritas diisi oleh kaum batangan dibanding kaum sejenis Alicia.

Namun Gita juga tahu jika aksi nekat gadis dora itu bukan asal saja, Alicia memang berbakat dibidang permesinan alias bongkar pasang mesin, khususnya mesin kendaraan. Maka dari itu Damian dan sohibnya sering mengatai Alicia dengan sebutan cewek bengkel, bukan karena Alicia merupakan kaum cewek minoritas disana, tetapi juga karena penampilan Alicia benar-benar menunjukkan cewek mesin sekali.

Dengan ogah-ogahan Gita tetap berjalan menuju koridor jurusan teknik mesin, yang masih satu fakultas dengan jurusan teknik arsitektur, hanya beda gedung. Jika gedung arsitek ada diujung selatan, maka gedung teknik mesin ada di ujung utara. Sekarang pukul 16.15 PM, sudah termasuk sore, namun area fakultas teknik memang masih terbilang ramai.

Disepanjang Gita berjalan, sesekali dirinya bertemu dengan seseorang yang dikenal seperti gadis berambut hitam lurus yang sekarang sedang berdiri terlihat sibuk dijendela lab teknik elektro. Jika dulu Gita bingung akan eksistensi kakak tingkatnya disana, maka hari ini Gita sudah tahu. 

Sejenak, hati Gita nelangsa, sudah seminggu berjalan, bukannya semakin bahagia, perempuan itu malah bingung dan bosan. Sesekali dirinya rindu dengan putrinya; Sesillia Abidarma, yang pasti kini tengah bersedih karena menanti dirinya yang tak kunjung sadar.

Gita agak menyesal karena tidak mengindahkan perkataan suara misterius yang memperingati atas keputusan untuk kembali ke masa depan atau masa lalu. Akan lebih baik jika Gita tetap kembali ke masa depan, bertemu dengan Sesill juga tidak perlu bersusah payah mengulang apa yang sudah terlewati.

Tapi karena rasa gengsi dan egois tidak ingin bertemu dengan Gilang, Gita malah dengan bodohnya membatin ingin kembali ke masa lalu, haduh kok goblok sekali sih, apa Gita tidak ingat dimasa lalupun tetap ada Gilang disana.

“ Gita? Lagi ngapain disini?”

Suara tanya Jesselyn membuatnya terhenyak, terdengar nada terkejut dari gadis itu. Karena letak gedung jurusan arsitek memang lumayan jauh memisah dibanding komplek gedung jurusan teknik lain. Maka Jesselyn mungkin berprasangka Gita pasti sedang ada keperluan penting sampai menjelajah disini.

“ Oh, Hei Ci Je__, Kak Jes, saya lagi nunggu Alicia selesai praktik di lab mesin nih.” Jawab Gita kikuk, hampir saja dirinya keceplosan memanggil kakak tingkatnya itu dengan sapaan khas di masa depan.

Mungkin itu terdengar biasa jika Gita hidup dimasa depan; dimana Gita dan Jesselyn akrab, tetapi dimasa lalu termasuk kategori sangat aneh.

Kakak tingkat cantik itu terkekeh, “ Kikuk amat dah Git, santai aja, biar makin akrab.”

Perempuan dari Masa Depan | SUDAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang