22. Pulang
2010 – Pekan Festival
Hari ini sampai seminggu ke depan, Neo University sibuk dengan euphoria pekan festival budaya dan hiburan yang membuat kegiatan perkuliahan libur, diganti dengan kegiatan lomba olahraga, seni dan akademik antar fakulltas. Dikehidupan sebelumnya saat acara ini berlangsung, hubungan Gita dan Gilang masih asing, gadis pirang itu hanya bisa menatap sang pujaan hati dari kejauhan tanpa bisa andil memberikan semangat digarda depan atau sekedar mengangsurkan air minum dan selembar handuk untuk Gilang.
Seharusnya Gita bahagia karena saat waktu terulang kembali, dirinya sudah naik menjadi satu tingkat lebih tinggi, yaitu menjadi kekasih dari Gilang. Tapi sayangnya, selepas bangun tidur dirinya malah menjadi parno dan takut dengan sebuah mimpi atau halusinasi –Gita tidak tahu apa tepatnya, tapi yang pasti sekarang dirinya menjadi antipati dan curiga dengan sosok Karendra dan Jesselyn.
“ Cuk, ngapain malah ngalamun mulu! Itu lho pacar lo lagi hot-hotnya main voli bermandikan keringet seksi, malah dianggurin.” Ucapan Alicia di bangku penonton sampingnya membuat lamunannya buyar.
Gita mengerjap dan mengalihkan pandang kearah kekasihnya yang kini berhigh five dengan Miguel. Baru saja tim elektro mencetak poin dengan smash tajam. Walau hanya sekilas, Gilang sempat mengalamatkan pandang padanya dengan balutan senyum yang tipis, membuat beberapa jajaran fangirl Gilang ikut kegirangan.
Baru saja Gita ingin mengulas senyum serupa, saat telinganya berdenging sangat keras, kepalanya menjadi berat dan pandangannya menjadi berputar. Secara cepat, Gita kembali mendapati dirinya dalam ruangan remang-remang, suara Karendra yang pelan menerpa telinga juga jepretan kamera yang samar-samar juga cekikikan tawa Ci Jes yang serasa asing. Setelah itu, suara dobrakan keras terdengar disusul teriakan Farah. Semua rentetan ini sama persis dengan mimpinya tadi malam.
Gita menekan telinga terlalu kencang, sampai rasanya suara apapun tidak akan bisa masuk. Setelah rentetan banyak peristiwa yang berseliweran tiada henti lewat mimpi, kini Gita akhirnya mengingat semuanya. Mengingat sesuatu yang dulu tidak pernah ia ingat. Selontar kalimat yang ia lupakan, namun ternyata sangat penting.
Bisikan Karendra saat pesta kelulusan, saat ia tidak sadarkan diri.‘Nia, I love you, sayang. Kalau akhirnya aku ga bisa miliki kamu, maka aku pun ngga mau membiarkan Gilang merebut kamu dari aku. Akan lebih baik, kamu dan Gilang mati sekalian, dibanding aku harus menahan sakit karena membiarkan kalian bahagia diatas penderitaanku.’
“ AKH!”
Gita reflek berteriak dengan suara keras, mengalahkan teriakan antusiasme penonton yang sedang menyaksikan pertandingan. Semua orang awalnya diam, tak terkecuali tim voli yang kini membeku sejenak mendengar teriakan tiba-tiba dari bangku penonton.
Dari kejauhan tempat Gilang berdiri, ia melihat raut Gita yang seolah hancur, dan derainya sudah turun tiada henti. Kemudian sekian detik, Gilang merasakan napasnya ikut terhenti saat tubuh lunglai Gita tergeletak tidak berdaya di bawah bangku penonton. Dada Gilang serasa amat sesak ketika lari kencangnya tak bisa menangkap tubuh Gita saat gadis itu hilang kesadaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perempuan dari Masa Depan | SUDAH TERBIT
FanfictionTakdir manusia begitu rumit, temasuk tentang masa lalu maupun masa depan yang begitu rahasia. Diusianya yang baru menginjak 29 tahun, Sagita Niadanti harus rela menerima kenyataan bahwa suaminya -Gilang Abidarma, ada main belakang dengan sahabatnya...