Ketika fajar menyingsing, seluruh keluarga Caballus sudah membersihkan diri dan bersiap untuk mengawali hari dengan mengisi perut bersama. Hal ini memang sudah menjadi tradisi yang diajarkan sejak dini oleh sang kepala keluarga. Apa yang berbeda kali ini, satu kursi spesial ditambahkan untuk sang putra mahkota, Choi Soobin.
Hanya ada suara dentingan piring diantara mereka, tidak lebih. Hingga makanan yang disajikan sudah tak bersisa, Barulah sang pemimpin Caballus membuka percakapan.
"Saya ingin tahu akan pendapat anda tentang hidangan yang kami sajikan pagi ini, Yang Mulia," Ujarnya dengan senyuman ramah.
"Terima kasih atas makannya, Tuan dan Nyonya Caballus. Jamuan Anda pagi ini sangat memuaskan." Balas Soobin.
Senyum pemimpin Caballus tersebut melebar mendengar pujian dari sang pangeran. Tuan Caballus menjelaskan, bahwa hidangan yang baru saja mengisi perut Soobin merupakan menu khas dari wilayah berlambang kuda tersebut.
Sementara sang ayah dan tamunya berbincang-bincang, Hueningkai justru salah fokus melihat seorang berambut merah, berdiri di belakang Soobin yang duduk disebelahnya. Entah mengapa, ia merasa orang itu sedikit familiar dengan alkisah yang ia dengar dari teman kumihonya sore lalu.
"Maaf, boleh saya tahu siapa anda?" Tanya Hueningkai bertanya pada orang berambut merah itu.
Putra Caballus itu berusaha berbicara sepelan mungkin, agar tidak mendapat perhatian para makhluk disana karena topik yang nantinya akan dibahas cukup privat, berhubungan dengan penyihir illegal dan makhluk langka berekor sembilan. Yang ditanya secara sopan menunduk ramah ke Hueningkai,
"Saya Kang Taehyun, tangan kanan Pangeran Soobin, Tuan." Jawabnya.
"Kau... Tupai merah yang membawa kantung emas itu kan?" Tanya Hueningkai, sedikit berhati-hati dengan ucapannya.
Kang Taehyun menaikkan alisnya heran. Melihat itu, kemudian Hueningkai memberi suruhan agar Taehyun mendekat ke arahnya.
"Ehm, kenal Daniel?"
Hueningkai memberi sedikit bocoran agar Taehyun meningkatkan kepercayan padanya. Beruntung Hueningkai mengingat salah satu dari cerita Yeonjun; ia dipanggil Daniel Choi ketika penyihir kecilnya kedatangan pengunjung.
Si tupai merah yang mengingatnyapun akhirnya mengakui setelah mendengar nama Daniel.
"Memang benar adanya itu saya, anda mengenalnya?"
"Ya saya-"
Ehm.
Kedua pihak membungkam ditambah Hueningkai yang sedikit terkejut, tak ada yang berani membuka suara ketika mendengar deheman dan senyuman tidak ramah dari sang pangeran, diikuti tangan kanannya yang didorong mundur kebelakang pelan. Dengan cepat, tupai merah yang memiliki tingkat kepekaan tinggi itu meminta maaf.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Healer • Sookai ✓
FantasyDijodohkan dengan pangeran Phoenix, menjadi calon ratu dari Kerajaan Phoxenias, juga disegani banyak orang karena kemurahan hatinya. Dia sangat beruntung bukan? Memiliki kehidupan yang mulus tidak membuat Hueningkai menyombongkan diri. Ia justru sa...