Chapter 7 - Nice to Meet You

265 39 13
                                    

Semua buah bulat berwarna merah dari pepohon yang rimbun, kini sudah tertata rapi di keranjangnya masing-masing. Ketiga- ah tidak. Kedua pemetik pohon dengan sihir yang mengalir di darahnya membuat pekerjaan yang sulit di mata manusia, menjadi mudah. Bepetak-petak lahan apel berhasil mereka petik- walau dua jam mereka harus berusaha dibawah teriknya matahari.

Sebenarnya Taehyun pun ikut membantu. Namun tidak sampai tiga puluh menit, sang pangeran memerintahkannya untuk istirahat karena ia tidak memiliki sihir. Tupai merah itu menonjol pada bagian penciuman dan firasatnya yang luar biasa, namun tidak bersihir.

"Pemimpin-pemimpin kami juga Taehyun memang luar biasa! Woah... Lihat semua apel ini," puji sang kepala pertanian begitu menginjakkan kaki disana. Siapa yang tidak akan terpukau, deretan keranjang apel menyapa sang kepala begitu saja ketika ia baru keluar dari ruangannya.

Ketiga orang yang mendengar pujian yang dilayangkan kepada merekapun tersenyum puas agak malu-malu.

"Terima kasih banyak Yang Mulia, Tuan Huening dan Taehyun, maaf saya merepotkan Anda, bahkan sampai dibantu oleh anggota kerajaan," lanjutnya menggaruk tengkuknya tidak enak kemudian membungkuk berkali-kali.

"Tidak apa-apa, seharusnya saya yang berterimakasih mendapat pengalaman seperti ini. Saya sendiri juga yang menyerahkan diri untuk membantu." jawab Soobin dengan tampang yang bisa dikatakan datar, juga dibalasnya bungkukan itu sekali. Disamping Soobin, Hueningkai hanya dapat diam tersenyum mengamati percakapan keduanya.

Satu demi satu keranjang mulai dihitung oleh pemilik pertanian itu dengan kelipatan dua. Tiga puluh dualah yang menjadi angka total akhir dari perhitungannya. Tidak dapat dipungkiri, lahan pertanian apel milik Caballus sangat luas.

"Ini jauh lebih banyak dari rata-rata apel yang dibutuhkan di pertanian Caballus, saya ambilkan bungkusan terlebih dulu untuk dibawa pulang sebagai tanda terima kasih. Mohon tunggu sebentar Yang Mulia, Tuan."

Beberapa detik kemudian, hilanglah sosok si kepala pertanian di balik pintu ruangan kerjanya. Pandangan sang putra Caballus langsung beralih pada siapa lagi jika bukan Pangeran Soobin. Betapa terkejutnya Kai, ketika melihat goresan kecil pada tangan kekar Pangeran Phoenix, namun Soobin mengabaikannya.

"Astaga Yang Mulia, permisi," ucap Hueningkai bersamaan dengan dipegangnya lembut tangan Soobin.

Yang diperlakukan seperti itu, mengarahkan pandangan ke wajah Hueningkai yang terlihat sedikit panik, lalu dalam diam Soobin mengaguminya. Seakan tidak berubah, jantung Soobin berdetak lebih cepat seperti saat pertama dahinya disembuhkan putra Caballus itu.

Dumelan pelan terdengar dari bibir Hueningkai saat ia menyembuhkan tangan Soobin.

"Begini saja sudah luka, ceroboh sekali. Sebenarnya kamu benar-benar pangeran bukan sih?"

Dalam sekejap, luka itu menghilang. Tentu saja goresan kecil bukan hal yang sulit, justru sangat mudah untuk disembuhkan oleh sihir Hueningkai yang sudah mencapai di jenjang S3- khusus keturunan bersihir.

"Yang Mulia-"

"Soobin. Panggil saja Soobin untuk seterusnya, ini perintah kerajaan, Hueningkai." ujar Soobin memotong kata-kata Hueningkai.

"Tapi--"

"Kai."

Hueningkai tidak dapat mengelak dan terpaksa menganggukkan kepalanya, mengiyakan pasrah. Baru saja Putra Caballus tersebut ingin berucap kembali, Taehyun izin pada Soobin berjalan menjauh dari sana agar tidak menjadi nyamuk di antara mereka. Tidak enak tahu, hanya melihat sambil tersenyum canggung menjadi orang ketiga

"S-Soobin, lain kali berhati-hatilah."
Kata Hueningkai yang masih belum familiar memanggil sang putra mahkota dengan namanya. Kemudian anggukan dari Soobin dianggap sebagai jawaban.

My Beloved Healer • Sookai ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang