Kastil Caballus memiliki sepasang gapura hitam yang menjulang tinggi pada setiap jalan masuknya. Tepatnya pada pintu belakang, satu pasang lagi di depan, dan kedua samping kastil. Batu pembangun gapura itu bahannya pun tak biasa, membuat kekokohannya tentu tidak main-main.
Setiap gapura biasanya ditempati oleh seorang pemanah milik Kira.
Tetapi tak untuk kali ini.
Wanita dengan rambut panjang hitamnya yang digerai, memandang kesunyian yang ada pada setiap gapura. Tangannya tergerak untuk menghapus air mata yang mengalir di pipinya, bersamaan dengan darah yang menghiasi pisau dapur di genggamannya.
Sungguh, Yuna tidak suka dengan semua yang dilakukannya ini. Namun jika ia tak melakukannya, maka Hueningkailah yang akan tiada.
Kira, perempuan licik saudara Hueningkai, bermain dengan sangat tidak adil di perang yang akan terjadi nanti. Ia sudah memiliki sayap dan sihir, tetapi masih menyuruh prajurit dan pemanah untuk membantunya.
Walau tidak bisa berperang, setidaknya dengan begini, Yuna bisa sedikit meringankan beban tuannya.
Kini hanya tersisa satu tempat lagi para pemanah Kira ditempatkan, dan Yuna sudah hampir tiba disana. Ke sebuah tempat dimana para anggota kastil dapat menonton rumah rakyat Caballus secara mini, puncak kastil.
Yuna berada di satu lantai lebih rendah dari lokasi akhirnya.
"Selamat pagi, saya menyiapkan teh hangat untuk kalian." ujar Yuna ramah, membagikan lima gelas teh pada para prajurit di sana.Kira cukup bodoh-- menurut Yuna. Penjagaan prajurit yang melindungi pemanah ditaruh Kira satu lantai lebih rendah. Sementara di paling atas hanya ada satu orang, pemanah top itu sendiri. Tetapi baguslah, karena memudahkan Yuna untuk melancarkan rencananya.
"Terima kasih." balas prajurit yang pangkatnya paling tinggi di lantai tersebut.
Dengan senyuman manis, Yuna memperhatikan para prajurit sedikit bersantai dan berbincang sembari berbagi minuman, hingga salah satunya mulai merasakan ada yang aneh dalam dirinya.
Ia mengeluh pandangannya berbayang-bayang, gelas yang dibawanya jatuh ke lantai kastil.
Salah satu prajurit memegang dadanya,
"A-arkh-- na- pasku sesak!"Seketika suasana menjadi berantakan saat peminum pertama itu terhuyung. Mereka ingin membantu tapi terlambat, karena tak lama kemudian mereka sendiri juga merasakan hal yang sama. Sesak napas, pusing, lalu tak sadarkan diri.
Ada seorang yang menyadari Yuna, perempuan itu terus bergumam 'maafkan aku,'. Namun belum sempat ia membuka mulut untuk menuduh, pandangannya sudah berubah menjadi hitam.
Para prajurit mulai tumbang, sampai ke prajurit yang terakhir.
Sebenarnya racun yang digunakan Yuna di tiap gelas adalah milik Kira. Pelayan tersebut menemukannya saat berkunjung ke kamar nona Caballus untuk bersih-bersih.
Siapa yang menyangka, racun itu bekerja dengan sangat ampuh. Saking ampuhnya, tak ada yang bernapas setelah meminum teh hangat buatan Yuna.
Karena Kira, tangga menuju sang pemanah terakhir telah terbuka.
Tak perlu berbasa-basi Yuna kembali menjalankan pekerjaan barunya, yaitu menjadi seorang asasin sementara demi menyelamatkan Caballus.
Cukup dingin di atas sana, mengingat mentari masih bersembunyi dibalik kegelapan. Nampak seorang pemanah yang menikmati pemandangan malam Caballus, membelakanginya.
Dengan hati-hati Yuna mendekat, pisau dapur andalannya sudah siap di tangannya. Hanya sedetik sebelum Yuna menyerang, pria itu membalikkan badannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/323135883-288-k521048.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Healer • Sookai ✓
FantasyDijodohkan dengan pangeran Phoenix, menjadi calon ratu dari Kerajaan Phoxenias, juga disegani banyak orang karena kemurahan hatinya. Dia sangat beruntung bukan? Memiliki kehidupan yang mulus tidak membuat Hueningkai menyombongkan diri. Ia justru sa...