Chapter 12 - a Mistery Inside the Dark Forest

216 36 11
                                    

"Yuna, maaf ya, karena masalahku dan Kira, kau harus menanggung kekasaran adikku seperti ini." ujar Kai seusai menyembuhkan pelayan pribadinya.

Sementara, sang pangeran sedari tadi hanya duduk diam, memperhatikan tabib berjalannya menutup luka besar pada telapak tangan Yuna dengan lembut dan hati-hati.

"Mengapa kau baik sekali Kai, kau jadi terlihat lemah. Aku tidak suka." ucap Soobin memalingkan kepala seperti bocah yang tidak dibelikan mainan oleh ibunya.

Hueningkai menatap Soobin heran, bingung akan kelakuan Soobin padanya.

"Mungkin karena takdir seorang purity? Lagipula aku tak selemah itu, tahu." balas Hueningkai, namun tidak membuat Soobin berkutik sedikit pun.

Hueningkai bergerak mendekat kepada Soobin yang masih setia mendekam di lantai kamar Caballus. Kai menautkan tangannya menggenggam tangan putra Phoxenias itu, dan berhasil membuat Soobin berpandang mata dengannya. Sudah begitu, ditambah lagi Hueningkai mendekatkan kepalanya hingga hanya tersisa 10 cm diantara mereka.

"Terakhir kali, kau sudah kuajak berkeliling disini. Bagaimana jika lain kali kau ajak aku menyusuri dunia gelapmu, Binnie?"

Hueningkai tersenyum, perlahan memperhatikan keseluruhan wajah orang didepannya itu.

"Kau menggodaku?" tanya Soobin sedikit menatap tajam.

Senyuman Hueningkai yang tadinya sedikit memudar, kini kembali namun lebih lebar. Saksi mata mereka berdua hanya dapat menatap intens, berharap mereka tak hanya menautkan tangan, tetapi juga saling memangutkan bibir.

"Ya, aku menggodamu. Dan kau tahu apa hal terkejam setelah menggodamu?" Hueningkai makin menghapus jarak diantara mereka.

"Melecehkanku?" tebak Soobin santai.

Hueningkai sedikit terkejut, kemudian tertawa sekilas. Berkebalikan dengan jawaban Soobin, kini ia beranjak dari tempat ia duduk, lalu berjalan pergi dari kamar Soobin dengan senyuman yang tak dapat lepas dari bibirnya.

"Aku lebih memilih meninggalkanmu. See you later, Binnie!"

"Ayo Yuna, kita pergi."

Yuna sedikit kecewa, tetapi mengikuti perkataan sahabatnya. Ia menunduk hormat pada calon kekasih sang sahabat, kemudian berjalan mengekori Kai. Namun, di ambang pintu langkah Yuna terhenti.

Sang pelayan dan Soobin saling menatap. Tangan Yuna tergerak seakan meremat-remat sesuatu di depannya, tak lupa mengirim senyum mengejek yang ditujukan pada pangeran.

"Pelayan sialan."

---🌾---

"

Junnie~"

Yeonjun mendesah kesal sekilas mendengar suara yang berasal dari balik pintu rumahnya tersebut. Kini ia sedang bermesra ria dengan tugas wilayah Kumiho, dan seseorang yang ia benci datang mengganggunya.

Mau tidak mau, sebagai seorang pemimpin Kumiho, ia harus melayani rakyatnya yang menunggunya di depan. Yeonjun menghempas kasar kertas-kertas ditangannya ke meja, kemudian berjalan membukakan pintu.

"Apa maumu, Chaewon?" tanya Yeonjun datar.

"Kau,"

Dengan entengnya, sang tamu masuk kedalam tanpa seizin tuan rumah. Menarik tangan Yeonjun memasuki rumah, kemudian menutup pintunya. Yang membuat Yeonjun kaget, kali ini gadis kumiho yang berumur 5 tahun dibawahnya itu sudah berani mengelus manja dada Yeonjun.

"Kau sebaiknya kabur sekarang, Chae." saran Yeonjun mengelus pipi Chaewon.

Memang rakyat dapat dengan mudah pergi kerumah Yeonjun karena tak ada penjagaan disana. Yeonjun sendiri yang memutuskan untuk menghilangkan tingkat kedudukan rakyat kumiho, dan bersatu dengan rakyatnya. Tak ada lagi panggilan prince baginya.

My Beloved Healer • Sookai ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang