Chapter 15 - Still Not Good Enough

173 28 6
                                    

"Kira,"

Kai menepuk pundak sang saudari yang membelakanginya.

Malam lalu Kira mengundangnya untuk bertemu lagi di taman lama mereka. Taman dimana Hueningkai merawat bunga kesukaan Kira, yang beberapa hari lalu baru saja menjadi korban ujian Soobin.

Mereka bertemu pada dini hari. Dimana Matahari mengintip mereka dari arah timur, kabutpun masih terlihat, dan hawa dingin menusuk ke tulang rusuk Hueningkai.

Pagi itu Kira tiba terlebih dahulu sampai disana, menunggu sang kakak sembari menikmati pemandangan yang menjulang ke perbatasan antara Light dan Dark forest. Kira menaiki ayunan yang dahulu ia dan Kai mainkan bersama.

"Oh Kai, kau sudah datang." Kira menengok.

Pegasus itu berdiri, kemudian menunduk hormat menyambut Hueningkai.

"Kemarin malam, sebelum mengajakmu, aku sempat pergi kesini." jelas Kira.

Kira melangkah mendekat ke dark forest, lalu berhenti di perbatasan antara taman mereka dan hutan yang menyeramkan dan menyesakkan di depannya. Sang adik menatap kelam hutan itu,

"Kemarin Kira main kesini, tapi tidak sengaja menjatuhkan kalung bunda. Kalung itu sangat berharga, bahkan permata di dalamnya bersinar terang di dalam kegelapan." jelas Kira.

"Bisa tolong temani Kira mencari kalung bunda? Tidak jauh kok dari sini," tanya Kira kemudian.

Hueningkai berpikir dengan hati-hati, mengingat hutan ini sangat berbahaya. Tak ada pula Yeonjun di sisinya, tentu akan sangat beresiko jika mereka masuk kedalam begitu saja.

"Akan ku panggilkan temanku Yeonjun, dia bisa mencarikannya untuk kita." jelas Kai, yang bersedia untuk pergi jauh demi kalung sang adik.

'Yeonjun? Mantan kekasih Ben?' batin Kira.

Namun baru dua langkah, tangan Kai tiba-tiba di tahan oleh Kira. Refleks, pandangan Kai teralih pada adiknya. Kira memandang kebawah seakan ia gugup, juga menggenggam tangan Kai cukup kuat.

"Siang kemarin aku bertemu dengan teman Yeonjun, Ben. Mereka sedang ada masalah besar, Kira sarankan kak Kai jangan ganggu mereka dulu." ucap Kira kini berjalan ke depan sang kakak, menggenggam kedua tangannya. Menatap Kai penuh harap.

Hueningkai mengerutkan dahinya, terheran dengan apa yang diucapkan oleh Kira. Entah mengapa ia merasa harus was-was dengan perlakuan Kira.

"Kau bertemu dengan Ben? Apa urusanmu dengannya?" tanya Hueningkai.

Tidak menjawab, Kira justru menariknya mendekat ke Dark Forest. Langkah Kira tergesa-gesa, dan Hueningkai semakin curiga akan hal itu. Kai memandang kedepan, sungguh pemandangan yang tidak mengenakkan. Bahkan, melihat dark forest saja, rasanya kaki Huening seakan magnet yang kutubnya sama, tidak ingin masuk kesana.

"Akan kuceritakan nanti, sekarang tolong bantu aku mencari kalung itu, kak. Bisa-bisa aku dimarahi lagi, citraku nanti jadi semakin buruk!" pinta Kira.

Hueningkai mengiyakan, ia tak ingin mendengar ocehan Kira lagi. Dengan terpaksa ia mengikuti jalan adik pegasusnya tanpa Yeonjun, masuk semakin dalam menuju hutan tersebut. Cahaya masih tampak di ujung pintu masuk awal mereka, namun apa yang ada di depan sangat gelap dan lembab. Bau busuk memenuhi penciuman Kai, dan jalanan setapak mereka becek walau tak ada hujan.

Sembari berjalan, Hueningkai memperhatikan sekitarnya dengan detail. Disaat seperti ini, Kai dapat membuat kesempatan dalam kesempitan untuk bahan penelitian tentang 'dark forest' miliknya. Tak lupa untuk berjaga-jaga, Kai memberi tanda dengan sihir yang hanya dapat dilihat olehnya pada jalan setapak.

My Beloved Healer • Sookai ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang