- 06 -

475 97 2
                                    

Ketika keluar dari tempat les, aku selesai mengajar tepat sesuai jadwal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketika keluar dari tempat les, aku selesai mengajar tepat sesuai jadwal. Seharusnya masih sempat membeli kue.

Hah ... kalau saja tadi siang aku tidak ketiduran setelah mengantar Toga-chan, aku tidak akan lupa membuat kue ulang tahun untuk Tenko.

Jadi aku berjalan menyusuri trotoar menuju toko kue sebelum bertemu dengan seseorang yang kukenal dari komik yang sudah kubaca. Spinner, namanya. Sosok mutan gecko berwarna hijau itu tidak menggunakan selendang merahnya seperti yang menjadi ciri khas Stain.

Yah, biar bagaimanapun saat ini dia lebih muda dariku. Seingatku, Spinner seumuran Tenko.

Dia berdiri di pinggir trotoar, menghadap jalan raya dengan kedua tangan di dalam saku jaket.

Jujur, aku tidak begitu kenal dengan Spinner. Di komik yang terakhir kali aku baca, hanya sampai pertarungan antara Touya dan Shoto. Aku jadi ragu-ragu untuk ikut campur urusan Spinner. Namun aku tidak mau mundur. Siapa tahu, sapaan dan senyuman ramah bisa membuat orang lain senang.

“Permisi,” tegurku dari sampingnya.

Spinner muda tersentak, menoleh dan memundurkan langkahnya. “Y-ya?! Kau bicara padaku?!” tanyanya, menunjuk diri sendiri.

Aku pun mengangguk, menahan tawa canggung. “Maaf, apa kau tahu toko kue di sekitar sini? Adikku ulang tahun. Biasanya aku membuat kue sendiri, tapi karena hari ini aku sangat sibuk, jadi ... mau tak mau aku harus membelinya?”

Spinner terdiam, terlihat berpikir. Kemudian mengeluarkan kedua tangannya dari saku jaket, lalu bersuara untuk menunjukkan jalan.

“Kau bisa sendiri?” tanyanya.

Meskipun aku sungguhan tidak tahu toko yang dimaksudnya, tetap saja aku bisa mencarinya sendiri nanti. Tetapi aku memilih pura-pura melongok, sok kebingungan setelah mendengarkan penjelasannya.

Uhm ... kalau kau tidak sibuk, mau 'kah kau mengantarku?”

Spinner lagi-lagi tersentak, seolah tidak menyangka dirinya bakal dimintai tolong sejauh itu.

Apakah aku berlebihan? Aku terlalu memaksanya, ya?

Tetapi Spinner mengangguk, benar-benar mengantarku ke toko kue yang tidak pernah kulihat sebelumnya. Seperti toko rahasia dan hanya beberapa pengunjung beruntung yang dapat menikmati isinya.

Tapi itu merugikan! Mengapa kalian membangun toko kue di jalan sempit?!

Aku mendesah lelah, heran dengan pola pikir orang-orang. Tetapi apa mau dikata? Suka-suka mereka.

“Aku pergi dulu, Nona.”

“Eh?” Aku menoleh ke belakang, lalu menarik jaket Spinner. “Tunggu sebentar!” pintaku.

Spinner hanya diam. Aku pun bergegas masuk toko, memilih kue tar untuk Tenko dan membelikan kukis sebagai bingkisan.

“Maaf sudah membuatmu repot, ya! Terima kasih banyak karena sudah membantuku!”

Villain ShelterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang