Jadi, begitu.
Aku memperlakukan dua adikku dengan berbeda, oleh karena itulah Dabi tidak suka dengan keluarga kami. Selain itu, Tenko rupanya merasa tidak nyaman sebab aku selalu mengkhawatirkannya.
Rupanya Atsuhiro-kun benar. Kalau begitu harus belajar banyak darinya.
Aku menyapu kuil tempatku lahir, memulai aktivitas terakhir kampus sebagai sukarelawan setelah bersenang-senang di Shiketsu.
Pemenang pertarungan di antara Tenko dan Dabi tentunya tidak ada, di akhiri sepihak oleh Ushiro-Sensei. Tetapi setidaknya kami bertiga sudah lebih terbuka dan memiliki kenangan manis lainnya.
Omong-omong, rambut Tenko memutih sepenuhnya akibat quirk yang berlebihan dipakainya. Jadi rambutku sama hitamnya dengan Dabi, sementara iris mata merahku menyamai Tenko.
“Heh, heh.”
Belum selesai dengan kegiatan menyapu, aku malah senyam-senyum menatap foto baru di dalam dompet. Semua anggota Liga Penjahat telah lengkap, kecuali Magne yang kemunculannya cuma sebentar. Di sana terdapat Shigaraki Tomura, Dabi, Toga, Twice, Spinner, dan Mr. Compress.
Cukup lama terdiam memandang foto, dengan terpaksa aku kembali pada kenyataan bahwa ini semua belum selesai.
Aku mesti fokus pada Toga-chan, dia yang paling muda dan harus dibenahi secara hati-hati. Jangan lupakan Dabi yang semakin parah luka bakar di tubuhnya. Meskipun Dabi bilang tidak apa-apa, tetap saja mengkhawatirkan. Kemarin saja wali kelasnya memintaku untuk menghentikan Dabi melanjutkan cita-citanya, yang mana sangat mustahil dilaksanakan.
Tetapi ke mana aku bisa minta pertolongan? Jin-kun telah sampai dengan selamat di tangan Tsukauchi-san, kalau menambahkan satu anak perempuan dan anak SMA tengil—sudah pasti bakal merepotkan.
Wahai Dewa, berikanlah bala bantuan untukku demi menyelamatkan para penjahatmu!
“Selamat pagi, Terushima-san.”
Suara yang tidak dikenal memanggil nama lengkapku. Dengan cepat aku menyembunyikan dompet, takut salah satu pengawas kampus memergoki istirahat singkatku.
“Pagi!” balasku, tidak sengaja memekik.
Detik berikutnya aku tercengang, ketika menemukan seseorang.
“Ya-hoo! Semangat sekali!”
Sontak wajahku menjadi masam. Hawks.
“Haha! Nee-san terlihat sekali tidak menyukaiku!”
Hawks tertawa canggung sembari mengusap belakang kepalanya. Tetapi aku tetap diam sehingga ia salah tingkah dan malu sendiri.
“Maaf sudah sok akrab?” ucapnya, berdiri di sebelahku yang kembali menyapu. “Omong-omong namaku Hawks!”
Aku meliriknya yang tersenyum kikuk, kemudian mengangguk. “Terushima You,” balasku.
Pun ekspresinya jadi berseri-seri, dalam sekejap menyilaukanku. Hawks hanya lebih tua setahun dari Tenko, wajah remajanya sangat cerah ketika bahagia. Sama seperti anak lainnya.
“Boleh aku minta nomormu untuk berteman dengan Terushima?!”
Aku merengut. Ingin menjawab tidak, tapi tak tega. Biar bagaimana pun, Hawks yang sekarang masih belum melakukan apa-apa terhadap Liga Penjahat. Jadi aku harus bersikap tabah agar tidak menyakiti hati bocah polos yang hanya dimanfaatkan orang pemerintahan.
“Tentu.”
Hawks tersenyum lebar. Ia mengambil buku saku dan pulpen, mulai mencatat ketika mendengar nomor yang kudikte.
KAMU SEDANG MEMBACA
Villain Shelter
FanfictionIsekai AU BNHA Villain x OC as Regressor ... Ketika tinggal di dunia itu, aku mendapati seluruh sumber kekacauan muncul di hadapanku. Memang, apa yang bisa kulakukan kalau sudah berada di waktu mengerikan tersebut? warn: yuhuuu, family time! villain...