- 15 -

449 103 9
                                    

“Oh, iya. Matamu kenapa, Yo-u?”

Kami berjalan ke tempat aula pelatihan Shiketsu bersama Dabi dan wali kelasnya.

Aku menatap Dabi yang memasukkan kedua tangan dalam kantong celana olahraganya, kemudian ingat bahwa dialah orang pertama yang menyadari perubahan warna pupilku selain Tenko dan Atsuhiro.

Toga, Iguchi, dan Jin sontak berjalan lebih cepat dariku agar dapat melihat kondisi mataku, seperti yang sudah ditanyakan Dabi.

“Benar juga!”

“Mata Sensei kenapa?!”

“Toga-chan baru sadar!”

Aku tertawa. “Mungkin karena kalian sudah sering melihat mata Ten-chan, hingga tidak sadar dengan mataku yang jadi mirip dengannya.”

“Memang ada apa dengan mata kakakmu?” bisik Ushiro-sensei.

Aku pun lekas menjelaskan kalau ingatan masa kecilku yang sempat hilang kini telah kembali.

“Huh? Itu aneh. Hanya karena itu?”

Tentunya tidak. Tetapi aku memutuskan untuk mengiyakan keheranan Ushiro-sensei agar tak menimbulkan kehebohan. Kalau aku bilang quirk-ku juga ikut muncul, akan merepotkan. Lagi pula, aku tak berniat menggunakan bakatku lagi. Selamanya.

“Eh? Aku baru tahu kalau Sensei tidak punya kenangan masa kecil,” ujar Iguchi.

“Tidak sepenting itu juga, kok. Bonusnya hanya teringat dengan orang yang sudah mengurusku saja, jadi mungkin nanti aku akan mengunjungi mereka.”

“Toga-chan mau ikut!”

"Aku juga, Nee-san."

“Tunggu—ini kunjungan keluarga, lho? Lebih baik biarkan Terushima-san sendirian bertemu keluarga yang mengurusnya.”

Padahal aku cuma bilang 'mungkin', tidak benar-benar ingin kulakukan, sih. Soalnya aku malas ke kuil, karena aku yang melarikan diri dari mereka. Namun orang-orang ini malah hendak ikut, membuatku tidak enak menolak saja.

Kemudian kami tiba di aula, ada banyak anak-anak di atas tribune. Sepertinya mereka juga berniat menonton pertarungan antara Dabi dan Tenko sebagai hiburan dan melepas penat, setelah kelas mereka melakukan latih tanding.

“Halo. Aku Terushima You, kakaknya Dabi.”

Aku meletakkan tangan di depan dada, menahan leher terbuka dari terusan merah jambuku sebelum membungkuk singkat ke arah teman sekelas Dabi.

Otomatis anak-anak itu balas menyapaku. Mereka mengatakan kalau aku dan Dabi terlihat seperti langit dan bumi, yang mana membuatku heran.

Memangnya tingkah Dabi di kelas itu seburuk apa? Sampai sapaan sopan dasar dariku begitu diagungkan mereka.

Aku pun kembali ke kursi di samping Toga-chan, sedangkan Iguchi dan Jin-kun duduk di barisan atas kami.

Kulihat di atas arena sudah ada Tenko memakai setelan olahraga berwarna putih dengan garis merah di lengan dan kakinya, sementara Dabi mengenakan setelan olahraga Shiketsu yang berwarna biru malam.

Aku tersenyum senang, sudah lama tidak melihat mereka bersama.

“Tenko, kau terlihat percaya diri sekali. Kau tidak mungkin melatih quirk-mu tanpa izin, bukan?”

“Huuuh? Jadi kau sudah tahu kalau anak sepertiku tidak boleh menggunakan quirk secara bebas?”

“Tentu saja aku tahu. Soalnya aku memang berencana membuatmu babak belur di sini.”

Villain ShelterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang