Awal cerita

6K 487 18
                                    

Scene 3 minggu sebelum OSPEK

Malik baru saja selesai mandi, ia mencari pakaiannya di koper, setelah menemukannya ia pun memakai pakaian hangatnya di kamar mandi. Sebenarnya Malik masih bingung apa yang harus dia lakukan dan dimana ia akan tidur. Sedari tadi koper Malik masih berada di depan pintu kamar mandi.

Haikal tak dapat di temukan setelah perdebatan anak itu dengan ayahnya.

Malik dengan ragu mencari Haikal dan mulai masuk lebih dalam ke dalam kamar kost Haikal, walau ini hanya sebuah kamar kost dapat Malik percaya bahwa kost ini bukan sembarang kost, yang mana dari ornamen serta luas kamar kost yang tidak mungkin berharga murah, ia akui ini sangat mewah untuk ukuran sebuah kost. Tapi tidak heran melihat seberapa kaya nya keluarga Wijaya yang ia kenal.

Perlahan Malik melangkahkan kaki nya mencari keberadaan Haikal.

Semakin dalam ia masuk ke kostan itu, mulai bisa ia lihat siluet tubuh seseorang yang sedang menghadap jendela besar kamar kost-an itu dengan tangan di kedua saku celananya.

Melangkah lagi dan semakin mendekat, Malik pun berniat memanggil Haikal tapi sebelum itu terjadi Haikal sudah berbalik lebih dulu dan hampir menabrak Malik yang berdiri tepat di belakangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Melangkah lagi dan semakin mendekat, Malik pun berniat memanggil Haikal tapi sebelum itu terjadi Haikal sudah berbalik lebih dulu dan hampir menabrak Malik yang berdiri tepat di belakangnya.

"Fu*k! What the hell are you doing here, damn you!" Haikal yang sangat terkejut tak sengaja membentak Malik. Sang empu yang mendapat bentakan tiba-tiba itu langsung tersentak dan menunduk dalam, dia memberi gestur tangan meminta maaf. Haikal yang masih terkejut pun bingung. Dia tidak mengerti bahasa isyarat.

"Ck! Ngapain sih ngagetin orang aja. Mau apa Lo?." Suara Haikal terdengar sangat kesal. Jelas, amarah Haikal yang belum reda malah di kejutkan dengan penampakan Malik dengan kaos navy oversize dan celana piyama panjang di tambah kulit pucat seputih es menatapnya dan jangan lupakan bibirnya yang juga pucat bekas kehujanan itu berada tepat di belakangnya. Tampak seperti hantu.

Wajah Haikal masih tampak masam dan tak bersahabat.

Malik yang mendapat respon demikian, gangguan serangan paniknya pun kambuh. Ia takut, sangat takut untuk di bentak, ya, Malik tau dia lemah dan seharusnya laki-laki tidak boleh selemah ini tapi apalah daya Malik hanya seorang anak 18 tahun yang selama bertahun-tahun terkurung di rumahnya dan kerap mendapatkan perilaku tidak baik dari orang lain membuatnya sangat trauma berinteraksi dengan orang lain selain kakak kandungnya. Amar Satria namanya.

Tak sadar cairan bening mengalir di pipinya. Malik kembali menggerakkan tangannya melingkar searah jarum jam di depan dada, walau dengan keadaan yang masih gemetar.

Haikal yang melihat itu semakin kesal, "Lo tau gue ga ngerti ngapain pake bahasa isyarat sih?!, Tulis kek apa kek susah amat gitu doang." Sinis Haikal lalu melenggang pergi, Malik terdiam di tempat.

"Gausah nangis, lu tidur di sofa dulu besok pagi gue rapihin kamar lu. Jangan bikin ulah kita orang asing, dasar bisu." Haikal melirih di ujung kalimatnya, agar Malik tidak mendengar, namun sayang nyatanya Malik mendengar itu.

HIS FLAWSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang