Kini Naufal, Jikra dan Malik sedang ada di kantin kampus setelah di beri hukuman, kecuali Malik. Dia benar-benar tak di beri hukuman apapun.
Naufal dan Jikra mendapat hukuman keliling lapangan lima putaran di tengah teriknya matahari, jelas membuat mereka kelelahan.
"Hah... Hah... Ga lagi lagi deh urusan sama si Haikal Haikal itu.. ish! Nih liat kan Nana jadi merah merah badannya mukanya semuanya capek iya panas iya mana ga di beliin minum, huh! Awas aja si item itu kalo hukum aku lagi aku hukum dia balik kalo gitu.. hih!!! Nana kesel!!! Kesel!!! Kesel!!! Huh!! Dasar item!." Malik benar-benar tercengang melihat tingkah ajaib teman barunya itu.
Mendengar Haikal di jelek-jelekkan Malik hanya mampu tersenyum miris.
Jika boleh jujur sebenarnya Haikal cukup tampan walau memang berkulit gelap, tapi apa itu salah? Bagaimana jika memang dari lahir sudah begitu?.
Omong-omong Jikra sedang membeli minum tapi sudah sekitar 20 menit dia belum kembali juga.
'jikra kok lama ya?'
Malik memberikan kertas itu kepada Naufal. Lalu Naufal pun mengerutkan dahinya.
"Iya juga ya?." Naufal mengembalikan kertas yang Malik kasih. Tapi tak lama Jikra pun kembali, lega sudah perasaan mereka. "Kenapa lama?."
"Ngantri."
Jikra meletakan pesanan makanan dan minuman pesanan mereka ke meja kantin, benar kantin kini sedang sangat ramai, tapi karena mereka memilih duduk lumayan jauh dari wilayah kantin jadi mereka tidak menyadarinya.
"Eh.. eh.. kalian bingung ga sih, kok bisa-bisanya kak Haikal kek gitu ke bocah baru itu, masa iya gue yang cewe aja di hukum masa tuh bocah bisu ga di hukum sama sekali."
"Iya si, siapa sih emangnya tuh bocah gue juga kesel."
"Iya!, Apalagi pas tadi pagi. Gue tau kak Haikal itu ga bisa di caperin orangnya, gue jatoh di depan pager kampus aja dia nyelonong bae, lah ini bocah bisu aja di tolongin, ih jijik banget."
"Emang bocah itu siapanya kak Haikal sih, sok banget lagi pake pingsan pingsan segala caper banget, menye menye kek banci."
"Hahhahahahhahahahhahaha anjir ada ada aja Lo!."
"Lah kan emang bener."
Malik mendengar sekelompok gadis di belakangnya. Dia mendengar semuanya, merasa jahat Malik diam menunduk, perasaannya kini mulai resah. Ia merasa terganggu dengan sekumpulan gadis gadis itu yang terus membicarakan tentang nya dan Haikal.
Naufal yang mulai peka pun mendongakkan kepalanya menatap Malik yang sedang menunduk tanpa ada niat untuk makan makanannya sama sekali, Jikra pun demikian, mereka saling bertatapan. Naufal menatap Jikra seolah bertanya ada apa tapi naas Jikra pun sama tidak tahu.
Mereka terlalu terfokus pada makanan masing-masing sampai tidak menyadari perubahan Malik yang kentara.
"Eh eh tapi lu mikir ga sih, kalo sebenernya tuh si Malik ada niatan rebut kak Haikal dari kak Rendy?, Kek apa banget pake segala pingsan kek begitu."
"Eh iya bener anjir."
"Iya lebay banget gitu aja pingsan, caper doang itu mah."
Malik semakin menunduk dan hanya mengaduk aduk makanannya.
"Malik?.. kenapa?." Tanya Jikra yang sepertinya sudah mulai peka. Malik hanya menggeleng lalu tersenyum. Satu suap pun ia masukkan ke dalam mulutnya sebagai tanda bahwa ia baik baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIS FLAWS
FanfictionMalik Arkan Nugraha sang pria tunawicara, yang selalu mendapat perilaku buruk dari orang di sekitarnya. Harus menjadi pasangan Haikal Chandra Wijaya hanya karena sebuah obsesi orang tuanya. Sakit Kecewa Takut Putus asa Menjadi satu dalam diri Malik...