Kini sekarang Malik sudah di bolehkan pulang setelah beberapa hari di rumah sakit, kegiatan OSPEK pun nyatanya sudah berakhir, walau ia hanya dapat mengikuti kegiatan OSPEK di hari pertamanya, tapi ia tetap bersyukur karena Malik dapat bertemu lagi dengan temannya yang waktu itu, yup.. Naufal dan Jikra.
Walau Malik harus berpisah fakultas dengan temannya, tapi Malik tetap senang, ternyata Haikal berada di fakultas yang sama dengannya. Malik masuk ke fakultas ekonomi.
Kini mereka berdua sedang berada di kantin fakultas ekonomi, sedang makan siang sebenarnya. Kebetulan fakultas Naufal tidak terlalu jauh dari fakultas Malik, jadi lah mereka makan siang bersama.
Saat sedang tenang-tenangnya makan Naufal tiba-tiba menyeletuk, "Malik, kamu tuh waktu OSPEK kemana aja?. Aku denger kamu sakit ya?."
Malik melihat Naufal dengan mulut yang penuh dengan makanan dan itu tampak lucu. Malik terkekeh sebentar melihat wajah imut Naufal itu, lalu dia menuliskan sesuatu di note ponselnya, sekarang Malik sudah tidak menggunakan paper note lagi setelah Haikal memberikannya sebuah ponsel.
'Iya aku sakit, maaf ya ga ikut OSPEK bareng'
Setelahnya Malik kembali menunduk.
Naufal yang melihat wajah Malik yang tampak berbeda dari biasanya kembali bertanya, "Malik kamu gapapa?." Naufal terlihat khawatir, Malik menggeleng. Tapi bukan Naufal namanya kalau menyerah begitu saja, ia lantas bersuara kembali, "kamu boleh kok cerita sama aku, kita kan sekarang teman." lalu tersenyum manis setelahnya.
Malik tersenyum getir menatap Naufal, dia kembali ingat atas kepergian orang tuanya beberapa hari lalu, ya... hal itu tidak bisa ia lupakan begitu saja.
Malik masih tidak rela dengan kenyataan itu, dia sendirian. Dia kembali di tinggalkan untuk yang kedua kalinya.
"Mah, pah kita mau kemana hari ini?." tanya seorang bocah laki-laki yang terlihat lebih besar dari anak laki-laki di sebelahnya, kedua anak itu duduk di kursi penumpang belakang.
Seorang wanita cantik yang duduk di hadapannya pun tersenyum dan menoleh ke belakang, "kita hari ini..... kemana yaaa." tampaknya wanita itu sedikit menggoda anak-anaknya, terlihat dari ekspresi wajahnya yang tampak bingung seperti dibuat-buat.
kedua bocah laki-laki yang melihat ekspresi sang ibu pun merengek, "mamahhh."
"ahahaha, kita mau kerumah nenek sayang." balas sang kepala keluarga dengan senyuman, lalu menggeleng saat melihat wajah sang istri yang sedikit merengut. "huh kamu mah mas, orang mau jailin bentar doang."
"jangan jail ah, nanti di jailin balik aja ngambek." tapi sayang sang istri malah semakin cemberut. Lalu mereka bertigapun tertawa bersama, di dalam mobil itu, dengan si kepala keluarga yang tetap menyetir dengan tenang.
"mamah jangan malah yaa.. papa bela kita" ujar bocah berusia lima tahun itu sembari terkikik menatap sang ibu.
Sang ibu yang mendengar itupun merubah ekspresinya pura-pura kesal, "oh begitu ya.." lalu dengan tangannya yang panjang wanita itu sebisanya menggelitiki sang anak bungsu yang duduk di belakang kursi suaminya, dan membuat anak itu semakin tertawa terbahak-bahak.
"Hahahaha mama ampuunn..."
"Mau jailin mama lagi iya?.. mama kelitikin kamu, nih.. nih.. nih.. rasain kamu Malik anak nakal." ujarnya main-main, dan keluarga kecil itupun kembali tertawa terbahak-bahak.
TES
Tak sadar satu air mata mengalir di pipinya. Naufal yang melihat itu jelas ia panik, kenapa tiba-tiba sang teman menangis, tak berselang lama, Malik semakin tersedu, dengan perasaan khawatir, Naufal mendekati Malik.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIS FLAWS
FanfictionMalik Arkan Nugraha sang pria tunawicara, yang selalu mendapat perilaku buruk dari orang di sekitarnya. Harus menjadi pasangan Haikal Chandra Wijaya hanya karena sebuah obsesi orang tuanya. Sakit Kecewa Takut Putus asa Menjadi satu dalam diri Malik...