Pencarian

2.7K 307 23
                                    

Gelap.







Hanya kegelapan yang Malik lihat. Kesadaran ini sedikit demi sedikit mulai berangsur-angsur datang.








Malik.





Dia yang tak dapat melihat sekitar sedikit banyaknya panik. Namun tetap berusaha untuk tenang, untuk bisa memproses apa yang terjadi.

Sekelibat ingatan muncul di ingatannya. 

Ia ingat ia berlari.

Terjatuh.

Lalu kemudian visualisasi sosok itu muncul, tapi sayang sangat kabur ia lihat. 

Malik mulai menggerakkan tangannya.

'Apa ini?'

SRRKK

Perih, Malik merasa perih di pergelangan tangannya, Malik yang berusaha tenang kini sudah tidak lagi, resah, takut, dan panik menjadi satu dengan seiring pikirannya mengacau.

Malik semakin panik kala bibir nya tak mampu bergerak, terasa seperti ada perekat di bibirnya, terasa sangat perih dan lengket. 

Malik kini berasumsi bahwa ia di ikat dan di lakban. 

Malik terus berontak, mencari celah untuk kabur dari tempat ini. 

Malik terus menggoyangkan tangannya, mencoba melepaskan tangannya dari ikatan itu.

Malik hampir saja berhasil, jika saja tangannya tidak di tarik ke atas sampai ia tak lagi merasakan dinginnya lantai, bahkan tidak sama sekali kakinya menyentuh permukaan lantai.

Malik panik, nafasnya tersengal.

Suara besi menggores lantai nyaring terlintas di pendengaran Malik, melingkari tubuhnya suara itu semakin nyaring mencekam. 

Sesuatu menyentuh pipinya sangat dingin. 

Kekehan terlontar bersamaan dengan pipinya yang merasakan hembusan angin hangat. 

Kak Haikal tolong.























________________

Haikal sudah meminta polisi untuk mencari Malik, namun karena Malik yang hilang kurang dari 24 jam, jadi polisi belum dapat menjalankan tugasnya. Sedangkan Damar dan Haikal hanya bisa pasrah.

Tak mau menunggu sia-sia lantas Haikal mencari keberadaan Malik ke seluruh penjuru kota, tapi masih tak dapat ia temukan, bahkan tempat-tempat yang potensial di datangi oleh Malik ia sudah sisir juga. 

Malam sudah menunjukan pukul 3.00 pagi, Haikal masih belum pulang sama sekali, dia tetap optimis mencari Malik di sekitaran kampus, restoran, dan kostan.

Haikal tak ada lelahnya terus berkeliling menggunakan mobilnya untuk mencari keberadaan Malik, tak jarang juga ia menanyakan pada orang yang melintas apa mereka pernah melihat anak yang berciri-ciri persis seperti Malik.

Tapi tak ada satupun dari mereka yang melihat anak itu, lelah tak Haikal hiraukan sama sekali.

Mulai frustasi Haikal mencari Malik di penjuru kota. 

Pencarian itu tak membuahkan hasil sama sekali. Haikal tetap tak menemukan Malik, peluh, lelah dan lapar ia abaikan hanya untuk tetap mencari seorang anak kecil yang dulu ia anggap sebagai hama di kehidupannya.

Namun kini menjadi sosok penting baginya. 

Haikal menjambak rambutnya, frustasi, ia sudah berkeliling kota selama berjam-jam bahkan sekarang waktu sudah menunjukan pukul lima pagi. 

HIS FLAWSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang