Bertemu Lagi

3.6K 344 12
                                    

Setelah kejadian itu, Damar benar-benar marah kepada kekasihnya yang sangat kurang ajar itu. Bahkan dia sempat menendang perut sang kekasih, dan langsung menutup pintu belakang mengabaikan teriakan sang kekasih yang merintih kesakitan.

Malik hanya mampu tersenyum sebagai respon, kini Malik sudah berada di dalam, Damar menarik tangan Malik, membawanya menuju kamar karyawan dapur untuk menyuruh Malik berganti pakaian, namun sedari tadi mulut nya tidak berhenti mengomel.

"Kamu tuh ya, jangan diem aja kalo liat dia kayak gitu, tegur kek, tendang kek, apa susahnya tinggal bantuin aku, kamu tau kan kalo dia itu kurang ajar, denger ga Malik?." Malik yang masih di geret oleh Damar hanya tersenyum dan mengangguk, lalu omelan terus berlanjut sekaligus sesi curhat, dimana ia juga sangat kesal dengan sang kekasih karena terus menjahilinya.

Sedangkan Malik sedang berganti pakaian biasanya menjadi pakaian kerjanya. Malik tahu seberapa bencipun Kak Damar dengan Mas Teguh, Malik tahu kok jika Kakak tercintanya itu sangat mencintai pria yang dibencinya itu.

Kalau Kak Damar benar-benar membenci pria itu kenapa mereka sudah berhasil berpacaran selama lebih dari tujuh tahun?. Jelas itu karena Damar masih mencintai pria mesum tua yang sayangnya adalah kekasihnya.

Kak Damar terus mengomel, sampai bahkan Malik sudah selesai berganti pakaian kerjanya. "Tau ga sih dia tuh nyebelin banget, mesum, jelek, tua, pokoknya hihh!! aku kesel banget Malik, dia bisa ga sih tahan dikit kalo depan umum, kan... arrghhh." satu cairan bening mengalir dari kelopak matanya yang sengaja ia tutup, Damar menangis.

Sontak Malik langsung panik melihat Damar yang menangis, karena jarang sekali kakak nya itu menangis saat mengomel, atau bercerita sesuatu, pasti ada yang tidak beres.

Malik memegang bahu kakaknya itu, lalu sedetik kemudian Damar langsung memeluknya dan menangis di bahu Malik untuk beberapa saat, sampai Damar melepaskan pelukkannya, dan Malik bertanya kenapa, lalu Damar menjawab "aku malu." dengan ekspresi yang lucu Damar menghapus air matanya.

Seketika Malik yang melihat itu tersenyum, ternyata kakak nya ini hanya menangis karena malu, haha itu sangat lucu bagi Malik.

Malik tertawa tanpa suara, Damar yang melihat itu jelas saja tambah kesal sekaligus malu, di tertawai adiknya. "Ish Malik!." lalu Damar pun meninggalkan Malik ke dapur, dengan masih tertawa sunyi, Malik mengejar kakaknya itu ke dapur. 

Ehehe maaf kak Damar, Malik ga maksud  

Maaf ya kak, Malik ngerti kok

Damar mengangguk lalu memberikan apron milik Malik yang ada di tangannya, Malik jelas tersenyum.

Makasih kak balasnya seraya memakai apron itu, dan pekerjaan dimulai hari ini.

Tak terasa kini sudah mulai memasuki waktu pukul 23.30 malam, Malik seharusnya sudah pulang dari pukul 21.00 tadi, tapi karena restoran yang sedang ramai jadi dia sengaja pulang lebih lama dari biasanya.

Waktu ia sedangan bersih-bersih seseorang menepuk bahunya. Malik tersenyum, ia pikir itu adalah seorang tamu yang ingin makan di restoran itu, jadi dengan profesional Malik membungkuk dan tersenyum, orang itu juga membalas senyuman Malik seadanya.

Tapi karena restoran akan tutup, maka Malik dengan sopan memberitahu pelanggan tersebut melalui sebuah note, bahwa restoran sudah tutup dari 23.00. Namun sayang orang itu tak menggubris sama sekali tulisan Malik.

"Kak Damar ada?." Tanya orang itu dengan wajah yang lumayan angkuh. Malik terdiam sebentar, siapa gerangan pria ini, lalu Malik menulis sesuatu di sebuah note lagi.

'Ada di belakang mas, tapi maaf sebelumnya, mas ini siapa namanya ya?'

Pria itu sedikit lebih pendek dari Malik, tapi terlihat jelas bahwa pria ini pasti orang dari kalangan atas.

HIS FLAWSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang