Hening menghiasi ruang tengah tersebut. Malik baru selesai menangis. Dan Haikal yang merenungi kalimatnya.
Haikal. Dia jelas bermaksud dengan kata-kata nya tapi dia tidak mau memaksa Malik untuk menerimanya begitu saja, mau bagaimanapun apa yang pernah ia lakukan kepada Malik bukanlah hal yang dapat di terima dengan mudah.
"Kamu gausah pikirin itu Malik, maaf.." Dan Haikal lenggang pergi ke kamarnya, meninggalkan Malik duduk sendiri terdiam di ruang tengah.
'Apa itu barusan?'
Malik masih terdiam di ruang tengah itu sendirian, tapi mengingat ia besok harus tetap kuliah jadi dia pun segera membereskan makanan dan bekas bungkus makanan yang berserakan.
Tapi harapan hanyalah harapan, Malik nyatanya tidak bisa tidur sama sekali malam itu sampai pagi menyapa, sialnya ia malah mengantuk total di pagi hari, benar-benar kecewa harus merasa kantuk total tapi tak bisa tidur.
_____________________
Seperti janjinya malam kemarin, Haikal berangkat bersama dengan Malik, di dalam mobil keadaan sangat amat canggung, mengingat kejadian tadi malam.
STRK
SRRKT
'Ih! ini kok susah sih?!'
Malik terlihat kesusahan menarik seatbelt yang ada di samping tubuhnya, Haikal yang sudah selesai memasang seatbeltnya sendiri pun menoleh kearah Malik yang terlihat sangat kesulitan, entah inisiatif dari mana Haikal sedikit mendekat lalu menarik seatbelt yang sedikit tersangkut itu dan berhasil seatbelt itu terpasang di tubuh Malik dengan apik.
Karena itulah posisi Malik dan Haikal tadi sangat dekat, bahkan Malik sampai menahan nafas karena menghirup bau tubuh Haikal di hadapannya. Sedangkan sang pelaku kini dengan tenangnya melajukan mobil itu keluar dari pekarangan parkir kost-an.
Malik memerah, karena takut terlihat jadi ia pun memalingkan wajahnya ke jendela namun tangan kirinya menggeser ponselnya kearah Haikal sedangkan wajahnya masih ia palingkan kearah jendela mobil.
'Terimakasih'
"hmm." Satu usapan terasa terlintas di atas kepalanya. BLUSH.
____________________
"semangat." satu ucapan itu terlontar saat Malik sedang melepas seatbeltnya, dia jelas langsung terdiam dan terbelalak, perlahan menatap Haikal yang sedang tersenyum tipis.
(ilustrasi tatapan + senyumnya Haikal) kebayang lah ya wgwgwg
Malik dengan kaku mengangguk, menatap Haikal dengan tatapan horor dan tersirat sedikit rasa takut.
'Makasih kak, maaf ngerepotin'
Haikal mengangguk. "Nanti pulang, jangan langsung ke resto ya, aku anter, ok?." Lagi-lagi Malik hanya mampu menangguk patuh terhadap perintah Haikal.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIS FLAWS
FanfictionMalik Arkan Nugraha sang pria tunawicara, yang selalu mendapat perilaku buruk dari orang di sekitarnya. Harus menjadi pasangan Haikal Chandra Wijaya hanya karena sebuah obsesi orang tuanya. Sakit Kecewa Takut Putus asa Menjadi satu dalam diri Malik...