Selama jam mata kuliah berlangsung Malik tidak sama sekali tenang. Dia masih mendengar bisik-bisik dari beberapa orang di ruangan itu yang kebetulan sejajar dengannya. Malik beberapa kali menghela nafas tapi rasa gelisah itu tidak sama sekali mereda.
Akhirnya daripada uring-uringan dengan kecemasannya Malik pun memilih memfokuskan dirinya pada Dosen baru nya itu dan mencatat semua yang penting.
Syukur Malik bisa mengalihkan perhatiannya dari para penggunjing itu. Sampai akhirnya kelas pun selesai, Dosen keluar lebih dulu setelahnya diikuti oleh para mahasiswa itu, dan terakhir Malik.
Dia masih memiliki satu mata kuliah lagi hari ini, tapi sial dia tidak tahu dimana kelasnya itu berada, dia juga tidak tahu harus bertanya pada siapa karena kebetulan koridor kelas sangat sepi.
Tanpa berpikir panjang Malik pun memilih pergi kearah kanan yang sejujurnya ia sendiri tidak tahu apa yang ada di ujung koridor itu.
Sampai setelah beberapa menit Malik berjalan, sambil terus memandang ponselnya yang menunjukkan peta kampus, tapi sial dia benar-benar tidak tahu dia ada dimana sekarang. Karena asik melamun Malik bahkan tidak sadar ketika di perempatan koridor sekumpulan mahasiswa lain melintas, sehingga ia dan mahasiswa itu bertabrakan.
Malik sangat terkejut ketika tahu bahwa tubuhnya seperti menabrak sesuatu, mereka bertabrakan sampai jatuh ke lantai, yang mana membuat tubuh Malik berada di atas tubuh orang tersebut.
Setelah ia mencerna dan menyadari apa yang terjadi Malik pun terbelalak melihat posisinya yang ambigu, dan tanpa melihat orang itu Malik bangkit dan mengambil kacamatanya yang sempat terlempar, sedangkan lima orang yang kebetulan bersama orang itu terdiam, begitupun dengan mahasiswa-mahasiswa lainnya yang sedang berada di koridor itu.
Jujur koridor yang ada di hadapan Malik ini sangat ramai, setelah bangkit Malik langsung buru-buru meminta maaf pada orang itu, dia benar-benar meminta maaf sampai membungkukkan tubuhnya sebagai tanda penyesalan.
"Ck!, kalo jalan tuh liat-liat bisa ga sih?." Ucap salah satu wanita dari segerombolan anak mahasiswa itu. Malik semakin ketakutan, kala mendengar ucapan wanita itu yang terkesan membentak.
Bersamaan dengan Malik orang itu terlihat terkejut juga, dia juga sudah berdiri lagi dan membersihkan celananya yang kotor, melihat Malik yang terus meminta maaf dengan bahasa isyaratnya orang itu memegang bahu Malik,
"Hey, ada yang luka ga?." Bisiknya seraya menahan kegiatan Malik yang sedang membungkukkan badannya berkali-kali sebagai permintaan maaf.
Seketika mata Malik terbelalak kala ia mendongak, ternyata orang yang ia tabrak adalah Haikal.
Haikal yang memang sudah tau itu Malik lantas menariknya pergi jauh dari kerumunan. Malik hanya pasrah saat pergelangan tangannya di tarik oleh Haikal, perasaannya semakin tak karuan.
Kalian tahu 'kan, bahwa Malik takut pada Haikal. Itu sebabnya ia hanya bisa pasrah dan tak mau membantah, sampai akhirnya mereka sampai di ujung koridor, sebuah taman terpampang dihadapannya.
Malik menunduk, seraya menunggu Haikal ingin melakukan apa. Dia pikir Haikal akan memarahinya atau semacamnya, tapi ternyata Haikal malah menarik tangannya yang tadi sempat dilepaskan Haikal ketika mereka sudah sampai di koridor depan taman.
Haikal memutar tangan Malik, yang kiri dan yang kanan juga, tak lupa dia juga memutar tubuh Malik tiga ratus enam puluh derajat, menelisiknya dari atas sampai bawah, dan berakhir Malik menghadap Haikal dengan Haikal yang masih memegang bahunya. Menatapnya dari atas sampai bawah.
Mata itu kini menatap lurus pada mata hitam bulat yang indah itu, lalu berkata "Ada yang luka?." Suara itu terdengar lembut ditelinga Malik. Sampai-sampai Malik tidak mampu mengalihkan matanya sama sekali dari makhluk ciptaan Tuhan yang sedang menatapnya kini. Ganteng, pikirnya
KAMU SEDANG MEMBACA
HIS FLAWS
FanfictionMalik Arkan Nugraha sang pria tunawicara, yang selalu mendapat perilaku buruk dari orang di sekitarnya. Harus menjadi pasangan Haikal Chandra Wijaya hanya karena sebuah obsesi orang tuanya. Sakit Kecewa Takut Putus asa Menjadi satu dalam diri Malik...