Sang ayah mendekat lalu menjambak kuat rambut Rendy. "BABA!!" Diseretnya kepala Rendy itu, Jikra sudah mengalihkan pandangannya ke samping, sedangkan Haikal dia tak bisa bereaksi apa-apa lagi semua terlalu mengejutkan baginya, dia tak tahu jika kehidupan Rendy sebegini buruk dan mengerikannya.
Haikal dan Liam tak habis pikir bagaimana bisa seorang ayah mampu memperlakukan anak kandungnya seperti itu.
PLAK!
Tamparan keras kembali dilayangkan untuk Rendy, sang Baba terlihat sangat murka karena Rendy yang melindungi Haikal, padahal dia sudah hampir berhasil membunuh cecunguk yang menjadi penghalang akan kesuksesannya.
"Berani kamu khianatin saya?!!"
"SELAMA INI KAMU TINGGAL DI RUMAH SIAPA, SIAPA YANG BUAT KAMU TETAP HIDUP HAH?!!" Wilaga, sang Baba kini memaki keras dihadapan Rendy yang sudah menangis keras, "tapi dia ga salah apa-apa baba..." melirihnya kini Rendy bersimpuh didepan sang ayah.
PLAK!
Lagi Rendy menerima tamparan telak dari sang Baba dengan sangat keras, pipinya sudah terasa mati rasa, panas, sakit, perih dan linu bercampur menjadi satu, tiga tamparan sebelumnya masih terasa sangat menyakitkan dan kini dia harus menerima lagi dua tamparan telak dari tangan lebar sang Baba.
Seluruh keadaan menghening setelah Rendy yang berani melirih seperti itu. Rendy masih menangis tersedu, menunduk di bawah kaki sang Baba.
Wilaga terlihat mengeraskan rahangnya, semua orang diruangan cemas terhadap apa yang akan terjadi selanjutnya setelah keheningan ini. Dengan tubuh yang seratus persen gemetar dan ketakutan Rendy mendongak menatap sang Baba, yang masih menatapnya bengis.
BUGH!
Tak segan-segan dia menendang perut anaknya itu sampai tersungkur dan berbatuk darah. "MMMHM!!!" Haikal berteriak dengan mulut yang di lakban itu, tak terima dengan tindakan konyol ayah Rendy, Jikra berlari menolong Rendy.
"PAK! TOLONG JANGAN BERLEBIHAN INI ANAK BAPAK SENDIRI!" Jikra berani memaki sang ayah mertua karena sudah kelewatan, "kamu berani sama saya?" Dengan angkuh Wilaga menatap Jikra dari atas sampai bawah yang sedang memeluk Rendy yang terbatuk darah, akibat perutnya yang terhantam sepatu pantofel yang sang ayah gunakan.
"Ya!"
DUAGH!
Satu pukulan berhasil Wilaga layangkan namun ternyata Jikra bisa melawannya, kini Jikra berbalik memukul sang mertua dengan keras dan telak. Darah keluar di sudut bibir Wilaga.
Perkelahian pun tak terelakkan, Jikra dan Wilaga sama-sama memiliki kekuatan yang tidak main-main. Mereka bertarung seperti tak ingat bahwa mereka hanya memiliki satu nyawa. Tanpa sepengetahuan siapapun rupanya Liam mengirim sinyal bahaya ke Teguh, dan timnya untuk segera menuju lokasi saat itu juga.
Wilaga bukan tanpa alasan melakukan itu, sang kakak kandung Satrio Arkan Pramudya, yang ternyata merupakan ayah kandung dari Malik. Adalah orang yang sangat tamak, perusahaan minyak itu seharusnya seratus persen milik keluarga Gunawan, keluarganya.
Namun, sang kakak dengan egoisnya malah mematenkan bahwa perusahaan minyak yang dipegang oleh Wilaga adalah atas naungan perusahaan batu bara milik ayah Malik. Itu kenapa Wilaga mati-matian mencari cara untuk merebut kembali hak patennya.
Namun Satrio yang sudah sejatinya tamak tak menggubris sama sekali gertakan bahkan ancaman yang dilayangkan oleh Wilaga, tak satupun dari hal yang dikatakan oleh Wilaga sebagai bentuk ancaman tak membuatnya gertak, namun ketika Wilaga berhasil mencelakai Amar dan Malik, membuat Satrio murka dan bertindak semakin parah, yang mana hal itu memicu dendam milik Wilaga kepada Satrio semakin besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIS FLAWS
FanfictionMalik Arkan Nugraha sang pria tunawicara, yang selalu mendapat perilaku buruk dari orang di sekitarnya. Harus menjadi pasangan Haikal Chandra Wijaya hanya karena sebuah obsesi orang tuanya. Sakit Kecewa Takut Putus asa Menjadi satu dalam diri Malik...