Mencurigakan Sekali

3.1K 324 25
                                    

Haikal benar menepati janjinya dengan Malik, ia mengantarnya sampai ke restoran. 

Selama di perjalanan. Malik melihat seorang pengendara motor berada tepat di belakang mobil Haikal, mengikuti mereka, Malik yang memang dari tadi pagi seperti di awasi pun jelas merasa resah, apalagi pria itu tak bisa dikenali sama sekali, dengan helm dullface hitam da pakaian serba hitam itu sembari mengikuti mobil Haikal sedari keluar area parkir.

Malik masih saja memperhatikan motor itu melalui kaca di atas dashboard dengan resah, pria itu terus mengikuti mereka berdua, jalanan juga terasa sangat sepi dari biasanya. Detak jantung Malik berpacu cepat saat motor itu semakin mendekat, namun saat Haikal memanggil Malik, seketika saat Malik kembali melihat kaca dashboard pria itu menghilang entah kemana.

"Kamu dari tadi kenapa sih Malik?, apa yang kamu liat hm?." Malik hanya menggeleng lalu tersenyum menandakan bahwa ia baik-baik saja. Untungnya Haikal percaya itu, dan kembali mengendarai mobil nya dengan tenang. 

Sampailah akhirnya mereka di pekarang belakang restoran, Malik langsung saja turun dari mobil setelah ia berterimakasih kepada Haikal, lalu mobil itupun pergi. 

Seseorang berdiri dengan pakaian serba hitam di balik tiang listrik, memperhatikan satu orang yang baru saja turun dari mobil, pria itu terus menatap anak delapan belas tahun itu sampai ia menghilang dari balik pintu. Perlahan pria itu mulai berjalan mendekati restoran. 





TRING



Pelanggan mulai berdatangan, banyak dari mereka yang merupakan mahasiswa juga beberapa pegawai kantor yang sudah pulang di sore hari, Malik dengan senyumnya yang manis, mengantarkan pesanan-pesanan pelanggannya itu ke meja masing-masing.

Dengan senyum yang senantiasa ia pasang di wajahnya Malik mondar-mandir di restoran itu untuk mencatat dan mengantarkan pesanan. 

Malik merupakan karyawan yang baik dan patuh, dia anak yang penurut dan supel, itu kenapa banyak orang yang suka dengannya, tapi terkadang mereka lebih memedulikan fisik daripada sikap, jadi terkadang hal itu tidak terlihat sama sekali, untungnya Malik sudah terlatih di sakiti jadi dia hanya akan menghela nafas dan tersenyum lalu melanjutkan kembali harinya. 

Begitupun dengan pelanggan, tidak menutup kemingkinan Malikk mendapat sedikit godaan dari para pelanggannya, walaupun Malik bukan satu-satunya yang tunawicara disini, tapi bukan berarti tidak ada orang yang menilai nya bukan?.

Hahhh



Nafas lelah itu berhembus, Malik menyender sejenak ke dinding dang mengelap keringat nya yang hampir menetes, kebetulan beberapa karyawan ada yang  tidak masuk hari ini jadi restoran memiliki sedikit karyawan, mungkin karena memang sekarang ini sedang musim pancaroba tidak mungkin hanya sedikit orang yang sakit di saat musim seperti ini.

"Malik ke meja tiga belas!." Teriak salah satu chef, Malik yang sedang bersandarpun langsung tegak dan menghampiri sang chef yang sedang mengeluarkan beberapa makanan pesanan pelanggan, Malik dengan cekatan mengambil pesanan itu lalu membawaanya ke meja tiga belas.



DEG!





Pria dengan sweater turtle neck berada di samping meja tiga belas, terlihat mencurigakan, menggunakan masker dan topi di dalam restoran. Tampak persis seperti pria 'itu'.

Karena takut berurusan dengan orang seperti itu Malik langsung saja kembali ke dapur dan meminta waktu istirahat sebentar, dia duduk di pojok ruangan dekat dengan lorong ke arah kamar mandi, Malik merasa resah dan ingin menegur orang itu, tapi jika Malik melakukan hal demikian bukankah justru dia yang terlihat mencurigakan.

HIS FLAWSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang