Aku dan Jaehyun pun sampai di apartment-ku. Untungnya para maid-ku selalu membersihkan apartmentnya walaupun tidak dipakai tetapi oppaku bilang harus tetap terawat seperti ada yang menempati, jadi walaupun tidak diisi akan terasa nyaman dan terawat.
Aku pun membuka gorden - gorden yang menutup keindahan kota ini. Sambil aku membuka gorden yang sungguh mengganggu ini, Jaehyun melihat foto - foto masa kecilku yang terpajang didepan tv.
"Kiyowo" ucapnya
Aku tersenyum mendengarnya.
"Apa kau betah tinggal di LA?" Tanyaku tiba - tiba sambil menyiapkan gelas wine
Lalu Jaehyun mendekat kearah pintu balkon dan melihat pemandangan kota ini "sangat, bagaimana bisa aku ingin pindah lagi jika pemandangan yang selalu kulihat seperti ini" ucapnya
"Apa kau tidak rindu pada Seoul?" Tanyaku yang menghampirinya dan memberikan gelas wine padanya
Lalu ia tampak berpikir panjang seperti menimbang - nimbang jawaban yang akan diberikan padaku "uhm sebenarnya aku rindu pada Seoul, tetapi tidak dengan kenangan yang terjadi didalamnya" ucapnya hati - hati
Aku pun mengangguk setuju "kau benar"
"Well, Nadine" panggilnya
"Uhm, waeyo?" Tanyaku
Ia melihat kearahku "apa tiap kau kekampus, kau akan diantarkan olehnya?" Tanyanya tidak penting menurutku
Aku tersenyum "pertanyaan macam apa itu?" Ucapku diselingi dengan tawaku
"Aku serius bertanya" ucapnya
Lalu aku pun menjawab "ah baiklah, tidak. Hanya dua hari saja ia mengantar dan menjemputku, selebihnya aku yang memutuskan ingin membawa kendaraan sendiri atau diantar jemput lagi" jelasku
Jaehyun pun mengangguk "aku sudah melihat jadwal kuliahmu dan rata - rata jam perkuliahanku dan kamu sama, jadi bagaimana jika aku saja yang menjemput dan mengantarkanmu pulang?" Tiba - tiba ia menawarkan
Aku tampak berpikir lama dan terus meneguk wine yang berada di tanganku saat ini "uhm.. sebenarnya aku terpikir untuk berangkat sendiri saja" ucapku hati - hati takut menyinggungnya
Jaehyun pun tampak menggaruk tengkuk lehernya "ah begitukah?baiklah" ucapnya tampak kecewa
Aku mendekat kearahnya "hei tidak usah kecewa begitu, sekali - kali jika kau mau aku tidak masalah"
Jaehyun pun tersenyum dan memperlihatkan dimplenya kembali "aku maunya setiap hari"
Aku beranjak dan mulai menutup pintu balkon karena kurasa dingin sekali malam ini.
"Hei bagaimana?" Tanyanya lagi, menunggu jawabanku
Aku menuangkan kembali wine kedalam gelas kosongku dan meminumnya lagi "sudah kubilang aku bisa sendiri, Jae. Mungkin jika aku malas menyetir, aku bisa menghubungimu kan? Lagian memang tidak akan ada yang marah jika kau mengantar dan menjemputku nanti?" Tanyaku mulai basa - basi
Aish sepertinya saat ini aku sudah mulai mabuk, mempertanyakan hal semacam itu pada setiap orang yang kuajak minum. Besok - besok jangan lagi mengajak minum orang yang baru dikenal, Nadine. Kau akan malu jika sudah sadar dan bertemu dengannya lagi.
Jaehyun membaringkan tubuhnya di sofa dan mulai tersenyum malu "aku bukan orang yang seperti itu jika kau ingin tahu. Aku hanya akan fokus pada satu wanita saja jika aku sedang mendekati dan juga memiliki hubungan dengannya" ucapnya yang otomatis membuatku merasa tersindir tiba - tiba
Udara saat ini sangatlah pengap disini, aku tidak bisa bernafas sejenak mendengar apa yang ia ucapkan "waw, awalnya aku pun sama sepertimu tetapi setelah lelakiku salah arah, aku mengikutinya bukan membantunya untuk tetap denganku seorang" ucapku sambil tertawa yang agak memaksa
KAMU SEDANG MEMBACA
Unfinished [MMS]
FanfictionMeskipun perpisahan itu ialah kenyataan yang pahit dan juga sulit untuk diterima, namun itu adalah konsekuensi dari awal pertemuan kita. Semakin aku mencoba untuk melupakanmu, semakin aku sulit untuk tidak mencintaimu. Bayang - bayangmu terlalu kua...