Setelah malam itu, aku tidak tidur dan yang kulakukan hanya menangis sampai pagi, hingga pada akhirnya akupun tertidur diapartmentnya. Aku tidak tahu bagaimana bentukanku saat ini.
Karena pada saat aku terbangun, bajuku sudah ganti menjadi baju piyama dan aku tidur di kasur yang asing. Dan setelah aku sadar ternyata aku masih berada di apartmentnya Bima. Ternyata itu semua bukan mimpi.
Aku pun bangun, kulihat kamarnya sangat rapih. Akhirnya aku menuju kamar mandi yang berada di sebelah kiri, aku membersihkan dahulu diriku dan benar saja mataku sembab sekali siang ini. Ah aku tidak tahu ini pagi atau siang atau sudah sore.
Akupun membasuh mukaku menggunakan air. Setelahnya aku melamun sebentar sambil melihat wajahku di cermin. Aku mengikat rambutku sebelum aku keluar dari kamar mandi.
Rasanya aku tidak sanggup untuk keluar dari kamar mandi ini dan bertemu dengan Bima kembali.
Setelah aku menenangkan diriku, akupun memberanikan diri untuk keluar dari kamar mandi. Dan keluar dari kamar, kulihat Bima tidak ada disini. Sesaat aku berkeliling, ternyata di meja makan sudah tersedia sarapan dan ada secarik kertas yang tertinggal disana.
"Aku sudah membuatkanmu sarapan, dimakan ya Nad. Aku keluar sebentar. Pakaianmu sudah aku siapkan di dalam kamar mandi. Bersiaplah"
Isi dari secarik kertas itu.
Setelah aku membaca surat itu, akupun bergegas menuju kamar mandi, dan betul memang pakaian baru sudah disiapkan disana.
Akhirnya aku membuka baju dan bersiap untuk berendam di bathup sana, karena aku rasa aku belum lapar dan aku ingin menenangkan diriku dan merileksan tubuhku.
Akupun berendam sambil memejamkan mataku diiringi instrumental yang membuatku tenang.
Setelah kukira setengah jam aku berendam, ku dengar pintu kamar mandi terbuka. Aku pun membuka mataku perlahan.
"Nad.." panggil Bima dengan suara khasnya yang selalu membuatku berdebar mendengar suaranya
"Hmm?" Jawabku
KAMU SEDANG MEMBACA
Unfinished [MMS]
FanfictionMeskipun perpisahan itu ialah kenyataan yang pahit dan juga sulit untuk diterima, namun itu adalah konsekuensi dari awal pertemuan kita. Semakin aku mencoba untuk melupakanmu, semakin aku sulit untuk tidak mencintaimu. Bayang - bayangmu terlalu kua...