Sudah pukul jam 07.15 seharusnya panitia dan yang bersangkutan sudah berkumpul dan menyiapkan segalanya.Tetapi sebab kemarin Jerry harus berjaga semalaman, untuk menyelesaikan tugasnya dan harus dibawa hari ini.
Dengan terburu buru dia pergi ke kamar mandi dan membersihkan badannya.
Saat sudah siap dia langsung tancap gas, hampir menubruk tiang listrik di pinggir jalan rumahnya.
Kurang dari 10 menit dia sudah sampai di sekolah dan langsung berlari kedalam ruangan panitia.
Melihat Yuda yang sedang kerepotan menyusul properti panggung dia dengan sigap mengambil alih dan berlari ke arah panggung.
Yang disana terlihat sangat sibuk, keringat sudah bercucuran dan ada yang berlari kesana kemari, untuk mengurus keperluan bazar.
" ADUH KAKI GUE KETINDIHAN MEJA WOI BANGSUL ANGKAT " Sepasang mata langsung tertuju pada teriakan seseorang yang menggelegar.
Jerry yang melihat kejadian itu pun segera membantunya sebenarnya dia ingin tertawa, tapi takut di pukul habis habisan.
" Ko bisa ketindihan dah lo, udah duduk dulu, ayo sini gue bantu " memang sedikit berat meja itu tapi dia sedikit menahannya walaupun lengannya masih sangat pegal untuk beraktivitas.
Sekitar 1 jam lebih mereka bersiap akhirnya jam 08.15 acara pun dimulai.
Di awali dengan pembukaan dan penyambutan kepala sekolah lalu di sambung dengan tampilan kelas 10.
" Liat Tian ga? " Aneh, waktu itu sesibuk apapun dia pasti akan terlihat oleh ekor matanya, tapi saat ini dari pagi hingga acara tiba pun batang hidung nya tak terlihat.
" Engga ka soalnya dari pagi ka Tian udah pepergian sama yang lain " dia mengucapkan terimakasih dan pamit untuk merehatkan diri di kantin.
Mencoba mengirim pesan kepada sang kekasih, semoga saja di jawab .
Untuk menunggu sang kekasih membalas pesannya, dia pergi ke kerumunan teman temannya yang sedang berbincang bincang hangat, ada Defa, Hanamu, Jantra." Yang lain kemana? " Saat sudah bersalaman tanda dekat, ia menghampiri tempat yang kosong.
" Pada sibuk lah, tumben sendiri? Si doi mana? " Jantra bertanya sembari menyesap rokoknya.
Ini diarea jauh dari sekolah- ralat sedikit jauh maksudnya, mereka ada di belakang sekolah tempat bersantai nya panitia.
" Gatau, pada sibuk di chat aja belum di jawab " yang ada disana tertawa sembari menepuk nepuk bahu sang korban.
" Waduhh sabar ye, namanya aja ketos pasti sibuk lah " sebenarnya dia sedikit khawatir tapi mau bagaimana lagi.
Mencoba menelfon sekali lagi untuk memastikan bahwa benar benar tidak terjawab.
Dan dijawab!
" Dimana? Dari tadi ga dijawab? " nada bicaranya sedikit memelas karena bersyukur sudah di jawab telfon nya.
" Maaf aku baru selesai cape banget, aku di rooftop " hah? rooftop? Ngapain dia disana, pikirnya.
" Ngapain? ko jauh jauh di sana " terdengar deru nafas yang sedikit berat di sebrang sana.
" Ih! banyak ngomong cepetan siniiiiiii " dia tertawa pelan, suara itu yang dia rindukan sedari tadi.
Sedikit berlari untuk menghampiri sang kekasih, di koridor koridor banyak yang menyapanya, tapi hanya di balas dengan lambaian tangan saja.
Sesampainya di depan pintu rooftop, ketika akan membuka tapi di kunci dari dalam.
Tian buru buru membukanya dan menyambut hangat kedatangan sang pujaan hati nya.
Di tuntun nya lengan itu untuk duduk terlebih dahulu dan berbincang bincang tenang.
Saat melihat ke arah tangan sang pujaan hati, ada bekas memerah yang sedikit kontras.
" Tangan kamu kenapa?!!! " Nada suara nya meninggi saat perasaan khawatir bercampur terkejut itu.
Sang pujaan hati segera menutup luka itu.
" Engga apa apa ko, engga sakit juga " sebisa mungkin menampilkan senyumannya yang bisa membuat hati sang kekasih tenang.
" Engga apa apa gimana! merah gitu? " Tian mengambil lengan sang pujaan hati, diusap pelan agar tidak menimbulkan kesan nyeri.
Hanya bisa menghembuskan nafasnya berat, percuma dia mengelak pasti sang kekasih memaksa nya untuk bicara.
" Kan kemarin aku ngebut buat proposal tugas yang itu, kan di kumpul hari ini, tadi juga kesiangan bangun aku ngebut kesini, terus sedikit bantu bantu, tadi sedikit ke gesek meja jadi makin merah, hehe " menjelaskan panjang lebar, semoga di pahami olehnya.
" Sakit ga?? " Sang pujaan hati hanya menggelengkan kepalanya tanda tidak apa apa.
Sang kekasih menyadarkan kepalanya di bahu bidang pujaan hati nya, sangat lelah rasanya dia ingin seperti ini sangat lama.
" Capek hmm? " Sang pujaan hati memeluk hangat tubuh itu, dan mengecupi puncuk kepala mungil bayi nya.
Hanya menjawab dengan anggukan lemah, memang sudah bisa di lihat dari gelagat nya sedari tadi.
Sedikit bosan, tangannya mulai bergerak menuju pipi gembul itu.
" Sakittt " mendongakkan wajah nya, rasanya ingin marah tetapi tenaga sudah habis.
Pelaku hanya bisa tertawa gemas, saat ini memang tepat sekali mereka mencurahkan hati masing masing.
Biarlah orang menilai nya sebagaimana buruk mereka, tapi mereka belum tau bahwa yang kita rasakan itu bagaimana.
Jika memang hubungan ini terlihat sangat 'buruk', maka kita perbaiki.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
SENANDIKA (ON GOING)
Teen FictionJika harus memilih antara 2 pilihan, kita hanya akan bisa memilih salah satu saja. Jika kita memilih yang ke 2 maka tidak akan tahu isi yang ke 1 itu apa, dan jika kita memilih yang ke 1 kita tidak tahu isi yang ke 2 itu apa. Menurut saya, saya akan...